-02-

1.5K 126 1
                                    

Rencana untuk berangkat kemah pukul 8 pagi harus diundur entah sampai kapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rencana untuk berangkat kemah pukul 8 pagi harus diundur entah sampai kapan. Ini semua akibat dari hujan yang datang tanpa permisi. Namun, penundaan jadwal keberangkatan kemah bukanlah masalah besar, yang terpenting tidak ada siswa baru terserang sakit karena kehujanan.

Hujan tak kunjung reda, para siswa baru sudah terlihat bosan, ada yang memainkan ponsel pribadinya. Ada juga yang asyik berbincang dan bersenda gurau di area depan kelas.

"Gimana nih Met? Apa kita tunda atau batalkan aja acara kemah tahun ini?" tanya Meri gelisah.

"Gak bisa gitu Mer. Ini acara tahunan. Berdoa aja hujan segera reda dan acara bisa segera dimulai," balas Memet optimis.

Pepatah yang mengatakan ucapan adalah doa benar adanya. Lima menit setelah jawaban Memet kepada Meri, ajaibnya hujan langsung reda, menyisakan gerimis dan jalanan yang masih basah.

"Hujan udah reda, walaupun udah mundur sekitar 1 jam, kita tetap laksanakan kegiatan sesuai jadwal," putus Memet.

Memet memerintahkan seluruh adik kelas barunya berbaris sesuai kelompok. Berjajar rapi di lapangan sekolah untuk mendengar pidato singkat kepala sekolah, yang akan meresmikan acara kemah tahun ajaran baru.

"Selamat melaksanakan kemah bagi para siswa baru SMA Kenari," kata Pak Harto di akhir pidatonya.

Perjalanan menuju hutan pinus tempat mereka berkemah dimulai. Melewati kampung warga agar tidak bertemu dengan para pengguna jalan raya. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan akan kecelakaan yang dapat terjadi kapan saja.

Sampai di tempat tujuan, semua kelompok sudah disibukkan dengan pemasangan tenda. Namun, tidak semua kelompok dapat memasang tenda dengan mudah. Beberapa siswa merelakan sepatunya termakan tanah basah—ambles dan memutuskan untuk tidak mengenakan alas kaki apapun.

Memasang pasak pada tanah yang basah memang lebih mudah, tetapi keahlian mendirikan tenda masing-masing orang berbeda. Ada kelompok yang sudah selesai mendirikan tenda, ada juga yang belum. Bagi yang sudah selesai, mereka memilih menonton yang lain, sambil menunggu tanah kering dan layak dipasang tikar untuk tidur nanti.

"Waktu untuk memasang tenda sudah habis. Kelompok yang belum selesai, bisa lanjut selesaikan nanti. Sekarang semua kumpul per kelompok," perintah Jaya dengan suara lantangnya.

"Cari kayu bakar sebanyak-banyaknya. Bagi kelompok yang mengumpulkan kayu paling banyak, akan mendapat reward dari kami."

Para siswa berduyun-duyun pergi ke tengah hutan, mencari kayu bakar untuk memenangkan lomba. Jalanan hutan yang becek, tak membuat para siswa menyerah begitu saja. Mayoritas diantara mereka semangat, tetapi ada juga yang kelelahan di tengah kegiatannya.

"Kak, ada yang jatuh di tengah hutan, " lapor Gina, siswi baru SMA Kenari kepada Memet.

"Kasih tahu tempatnya!" balas Memet cepat.

Meet Memet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang