-03-

1.4K 121 9
                                    

Acara kemah dalam rangka penyambutan siswa baru SMA Kenari telah usai malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara kemah dalam rangka penyambutan siswa baru SMA Kenari telah usai malam hari. Para siswa baru segera mengemasi barang-barangnya dan membereskan tenda masing-masing. Bima, sosok yang terlihat paling sibuk diantara anggota kelompoknya yang lain. Katanya sih untuk menebus keabsenan Bima saat mencari kayu bakar tempo hari.

Bahkan teman sekelompoknya terlihat santai, duduk di pinggir tanpa ada keinginan membantu. Tidak apa-apa, toh memang benar Bima absen di kegiatan mencari kayu bakar. Walaupun dengan alasan sakit, teman-temannya tidak peduli dengan itu.

"Aww!" pekik Bima saat tangan kirinya tidak sengaja tergores pasak tenda. Lukanya memang tidak dalam, tetapi tetap saja mengeluarkan cairan merah. Teman-temannya tidak ada yang peduli, semua tetap di tempatnya masing-masing tanpa bergerak walau se-inchi.

"Loh, tangan lo kenapa berdarah?" tanya Imam yang baru saja datang.

"Kegores pasak, Kak," jawab Bima dengan wajah datar, tak terlihat menahan sakit sama sekali.

"Kenapa gak bilang ke pengurus? Kalau infeksi gimana?"

"Gak sakit kok, Kak. Ya udah aku lanjut beresin tenda dulu ya, kak."

"Lo ikut gue. Luka lo butuh diobatin. Walaupun gak sakit, yang namanya luka tetap butuh obat buat sembuh. Lagian masih ada yang lain buat beresin tenda." Bima pasrah dan menuruti kemauan Imam.

Mereka menuju tenda kesehatan. Segera saja Imam mengambil kotak P3K dan mengobati luka Bima dengan telaten.

"Kak, kenapa Kak Memet malah tidur? Bukannya dia harus melakukan tugasnya untuk ngawasin kita?" tanya Bima yang melihat Memet tertidur di tikar tenda kesehatan tersebut.

"Dia sakit deh kayaknya. Biarin tidur dulu. Kasihan dari kemarin gak istirahat." Bima pun hanya menganggukkan kepalanya menanggapi Imam.

Tak butuh waktu lama, semua kelompok akhirnya selesai membereskan tenda. Gurat lelah di wajah para siswa terlihat begitu kentara. Namun mereka tetap harus berjalan menuju SMA Kenari. Kelelahan bukanlah masalah yang besar, yang terpenting ada pengalaman mahal yang mereka dapat.

"Mentang-mentang pengurus OSIS, bisa seenaknya naik motor. Gak adil!" gerutu Yeni-siswi baru kepada Memet.

"Lo mau naik motor juga?" tanya Memet yang ternyata mendengar sindiran adik kelasnya.

"Dengan senang hati lah," balas Yeni penuh percaya diri.

"Oke gue jalan aja. Lo dibonceng sama Imam."

"Loh, kok jadi gue sih Met," tanya Imam bingung. Namun, Memet malah melenggang pergi mencari Bima untuk memastikan keadaannya.

Memet melihat Bima kelelahan. Namun, sebentar lagi mereka akan sampai di sekolah. Jadi, bukan masalah yang berat bagi tubuh Bima jika berjalan sedikit lagi.

"Mau gue gendong?" tawar Memet kepada Bima.

"Gak. Gue bukan bayi."

"Daripada lo sakit, terus gue disalahin mama."

Meet Memet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang