Hidup dan mati adalah dua hal yang berbeda. Namun, semua orang pasti mengalami itu.
Mencintai dan membenci merupakan dua hal yang berbeda, dan setiap manusia diwajibkan untuk memilihnya.
Kaya dan miskin pun punya makna berbeda. Namun, semua orang pu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tumben minta uang? Biasanya selalu sabar nunggu jatah."
"Memet punya utang ke dokter."
"Kok bisa?"
"Kemarin Memet sakit, terus ditolong sama dokter. Pas mau bayar gak punya uang, jadi utang dulu deh."
"Kamu sakit apa?"
"Gak tahu, kemarin perut Memet rasanya sakit banget."
"Paling kamu cuma buat drama biar dapat uang kan?" ucap Tesa yang baru saja bergabung bersama.
"Kalau gak percaya, besok ikut bayar utang Memet ke dokter aja."
"Oke, besok Papa anterin."
"Saya sibuk ngurus perusahaan properti," jawab Tesa tegas.
Tidak ada perbincangan hangat lagi di antara mereka bertiga. Semua hanya sibuk dengan ponsel pintarnya. Hari libur yang biasanya digunakan untuk berkumpul keluarga penuh kehangatan, di rumah Memet malah penuh dengan hawa dingin.
Masih di ruang keluarga, Memet merasakan perutnya kembali sakit. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Memet hendak berdiri, menghindar dari jangkauan orang tuanya. Namun tidak bisa, tubuhnya gemetar meski sudah sekuat tenaga mencoba bangkit.
Memet menyerah, memilih diam di samping papanya yang masih sibuk dengan ponsel. Tangan kanannya mencengkeram kuat bagian perut ratanya. Matanya memejam menahan sakit yang tak tertahankan.
Untung saja Surya segera tahu keadaan sulungnya. Ia lantas melempar ponselnya asal. Panik bukan main. "Met, kita ke rumah sakit sekarang!" ajak Surya dan langsung menggendong tubuh Memet ke mobil.
Tesa mematung menatap sulungnya kesakitan. Hatinya sungguh ingin mengetahui keadaan Memet. Namun tidak bisa, Bima sedang tidur dan di rumah sendirian. Tesa tidak bisa ikut pergi tanpa pamit dari Bima. Tesa tidak mau Bima ikut panik mengetahui Memet sakit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sampai di rumah sakit, Memet langsung ditangani oleh dokter. Kebetulan dokter yang sama dengan tempo hari, yang menangani Memet kali ini.
Di atas ranjang pesakitan Memet masih memejam, berharap rasa sakitnya hilang perlahan. Namun harapannya sia-sia, sakitnya tidak berkurang sama sekali. Bahkan tubuhnya masih saja memproduksi keringat yang berlebih.