Sudah seminggu Naruto tinggal dikediaman Uchiha dan menjadi anggota keluarga Uchiha. Selama seminggu itu pula Naruto benar-benar diperlakukan layaknya putra sendiri oleh Fugaku dan Mikoto selaku orang tua angkatnya. Kedua kakak laki-lakinya pula yang tak kalah memanjakan Naruto.
Hal ini lah yang membuat Naruto merasa betah tinggal bersama dengan keluarga Uchiha. Sejenak Naruto bisa melupakan tentang rasa sakit yang dulu dirasakanya akibat kejamnya takdir yang telah ditulis oleh kami-sama terhadapnya. Sedikit demi sedikit lubang dihatinya mulai kembali terisi.
Naruto sangat berharap semua kebahagiaan ini akan terus berlanjut hingga dirinya tumbuh dewasa nanti bahkan sampai dirinya bisa membahagiakan mereka yang telah merawatnya.
^^^
Hari ini adalah hari minggu dan itu artinya seluruh keluarga ada dirumah untuk istirahat dari kegiatan mereka yang melelahkan.Begitu pula dengan keluarga Uchiha yang kini tengah asik bersenang-senang bersama si bungsu di taman belakang rumah.
"Lima empat tiga dua catu Nalu datang" teriak seorang anak kecil a.k.a Naruto
Kaki kecilnya kini terus berlari kesana kemari mencari kedua kakaknya yang tengah bersembunyi. Sang ibu dan sang ayah hanya diam memperhatikan dari kursi taman.
"Uhhh niichan dimana"
Entah sudah berapa tempat yang Naruto kunjungi namun hasilnya tetap nihil. Kedua kakaknya memang pandai bersembunyi.
Celingak-celinguk mencari kedua kakaknya tanpa melihat kemana arah kali kecilnya melangkah.
Ketika Naruto terus berjalan Naruto melihat sebuah bayangan baju kakak pertamanya Itachi yang terlihat dibalik pohon sakura. Tanpa melihat jalan Naruto langsung berlari dan...
Brukkk...
Suara benda yang jatuh pun terdengar jelas ditelinga mereka. Mikoto dan Fugaku yang melihat Naruto jatuh tengkurap langsung berlari menghampirinya. Itachi dan Sasuke pum yang melihat dari tempat persembunyian mereka ikut keluar mendekati Naruto.Didudukkannya Naruto oleh Fugaku diatas rerumputan hijau tersebut.
"Are?"
"Naru tak apa sayang... aduh lututmu berdarah nak" seru Mikoto panik.
Naruto yang awalnya tak merasakan apapun seketika menangis ketika mendengar bahwa lututnya berdarah.
Sakit pun kini terasa begitu jelas. Bukan hanya lututnya saja kedua telapak tangan, kening serta hidungnya pun terasa sakit.
"Huaaaa.....cakit hikss hikss...kaachan huuu cakit"
Air mata pun kini bercucuran dipipi Naruto, Membuat pipi gembilnya basah karna air mata.
"Uhh cup cup cupp sudah jangan menangis jagoan gak boleh nangis" ucap Itachi
Seolah tak mendengar ucapan sang kakak Naruto terus menangis keras hingga manik biru tersebut memerah bahkan pipi chubby-nya pun ikut memerah.
Melihat putra kesayangannya terus-terusan menangis kesakitan Mikoto kemudian mengendong dan membawa Naruto masuk kembali ke rumah diikuti oleh Fugaku, Itachi dan Sasuke.
Ketika Mikoto dan yang lainnya sampai Mikoto kemudian memanggil salah seorang pelayan.
"Bawakan kotak obat dan air hangat" ucap Mikoto halus
"Hai Mikoto-sama" sang pelayan pun pergi membawakan benda yang diinginkan oleh Mikoto.
Tak lama kemudian pelayan tadi kembali dengan kotak P3K dan sebaskom air hangat.
"Mikoto-sama ini kotak obat dan air hangatnya" ucap sang pelayan sembari menyodorkan kotak tersebut kepada Mikoto
"Ahh iya terima kasih sekarang kau bisa kembali" sang pelayan pun kemudian pergi meninggalkan Mikoto dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hurts Me
DiversosPenyiksaan fisik maupun batin selalu bocah kecil berambut pirang tersebut rasakan. Baginya tiada hari tanpa luka yang menghiasi sekujur tubuhnya. Hingga pada akhirnya bocah tersebut bertemu dengan pria bermata onyx menyelamatkan dirinya dari gengg...