Part 5 : Kapan?

41 10 4
                                    

Yusuke tersenyum menatap segelas wine di tangannya. Pikirannya masih tertinggal ketika dia kencan dengam Mia, kemarin siang. Ditambah lagi wajah kaget dari kakeknya beserta para dewan perusahaan. Merasa puas dirinya.

"Rencana kita sedikit lagi berhasil."

"Tuan muda, apakah Anda yakin?"

"Paman tenang saja." Yusuke tersenyum lembut pada Hideki, memberikan ketenangan pada pria yang sudah dia anggap sebagai pamannya.

Kemarin, ketika makan siang bersama Mia, itulah yang dimaksud rencana mereka. Yusuke telah mengatur segalanya. Dia tahu jika kakeknya sedang makan siang di restoran yang sama. Hanya ingin membuktikan jika dia benar-benar kencan. Walaupun "kabedon" diluar skenario. Hasilnya, saat pulang ke rumah induk, si kakek sedikit melembut padanya. Dan sampai saat ini tak ada obrolan tentang pernikahan. Biasanya si kakek tak kenal lelah untuk membujuknya segera menikah. Yusuke menggoyangkan gelas winenya, dia bangga akan taktik licik yang dibuatnya sendiri.

"Dan sekarang buat janji dengan Evan Carera. Ada hal yang ingin kukatakan dengan beliau. Lalu besok aku akan menemui nona desainer."

"Yu~ kau sibuk?"

Suara Shouta nampak lemah. Benar saja dia baru saja pulang dari club. Semalam suntuk dia berada di club. Sengaja seperti itu karena Yusuke sedang sibuk dengan pekerjaan baru. Hanya butuh teman. Dia berjalan gontai sambil memijat kepalanya yang pusing efek minuman beralkohol. Dia langsung ambruk disamping kekasihnya, tak peduli jika pak Hideki masih berdiri tegap di depan mereka. Pria paruh baya itu sudah tahu kebenaran tentang mereka, dan berjanji akan menutup mulut. Shouta akan bersikap biasa. Menunjukkan gairahnya pada Yusuke tanpa malu atau khawatir.

"Shou, pindah ke kamarmu!"

Tak ada respon verbal, yang ada Shouta malah memeluk Yusuke erat. Meskipun Yusuke suka minuman keras tapi jika baunya sudah tercampur dengan parfum atau aroma tubuh dia akan merasa risih.

"Saya akan membuat janji dengan tuan Evan. Lalu menyiapkan tempat makan malam Anda dengan-"

"Lakukan!" Yusuke sengaja memotong kalimat Hideki. Sampai saat ini dia belum terbuka masalah keluarganya pada Shouta. Yang Shouta tahu selama ini Yusuke bertemu dengan keluarganya untuk membahas masalah masa depan MaQuin. Hideki menunduk lalu pergi.

"Apa yang kau lakukan?"

"Yu~ aku gerah," ucap Shouta dengan nada seperti orang yang melantur. Tangannya dengan cekatan membuka kancing kemeja hitamnya. Membuang. Lalu melepas celananya hingga menyisakan celana dalam. "Boleh kubuka juga?" Dia mulai menggoda Yusuke.

"Maka kau akan mati saat ini juga. Cepat pergi ke kamarmu!" Ancam Yusuke. Shouta hanya mendengus lalu memunguti bajunya. Berjalan hingga hilang di balik pintu.

***

Butuh dua hari bagi Yusuke untuk mengajak seorang Mia kembali kencan. Bersama dengan gadis ini Yusuke mendapatkan banyak hal mengejutkan. Gadis itu kini berani menentangnya. Mengatainya. Menyumpahinya. Bahkan tak segan untuk melakukan hal kasar, seperti memukul atau menendang tulang kering. Pertemuan kedua memang Mia sudah pernah memukul kepala Yusuke tapi hanya sekali, dan itupun setelahnya dia merasa menyesal. Kini tak lagi. Seperti saat ini Yusuke mengelus tulang keringnya yang baru saja ditendang oleh Mia. Gara-garanya Yusuke memeluk pinggang Mia. Diawali rasa penasaran karena tubuh Mia selalu sembunyi di balik pakaian yang besar. Dia tergoda untuk mengukur pinggang gadis Indonesia tersebut.

"Sudah kukatakan jangan macam-macam denganku!"

"Ah, ini benar-benar sakit."

"Ehem"

Impossible Marriage (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang