Part 3 : Dia yang Sebenarnya

53 12 0
                                    

"Sesuai dengan keinginan orang tua kita, hari ini kita harus kencan. Kencan buta. Kau dan aku!"

Srak!

Mia terkejut, reflek dia berdiri sampai - sampai kursinya terdorong ke belakang. Ini diluar rencananya. Lagi pula ayahnya tak pernah bilang jika dia akan kencan dengan pria ataupun anak pemilik MaQuin.

***

Derit kaki kursi yang tak sengaja terdorong membuat semua pasang mata yang berada dalam restoran menatap Mia dan Yusuke. Mulut Mia tak bisa berkata-kata. Rasanya kaget dan bercampur malu karena membuat gaduh. Yusuke menarik napas.

"Duduklah kembali. Kau membuat kita menjadi bahan tontonan."

"Saya akan duduk di tempat lain. Permisi." Sebelum Mia berpindah lebih jauh, Yusuke menarik tangan gadis itu. Menarik dengan kuat. Tak peduli jika empunya meronta sakit. Mereka tak hanya jadi tontonan tapi juga sebagai bahan pembicaraan.

Mia hampir saja menangis, pergelangan tangan kanan memerah, ada bekas jemari yang melingkar. Meskipun berusaha minta dilepas, pria muda di depannya saat ini malah pura-pura tuli dan bisu. Emosi Mia hampir meledak saat di dalam lift. Jika saja sepi bisa saja Mia melepas paksa tangan Yusuke. Nyatanya, di dalam lift malah ramai. Yusuke menarik jauh hingga sampai di tempat parkir.

"Apa yang ingin Anda lakukan?"

"Masuklah!" Layaknya pria gentleman, Yusuke membuka pintu mobilnya untuk Mia. Bukannya segera masuk, Mia malah menatap tajam pada Yusuke. Segala macam pikiran buruk mempengaruhi otaknya. Dia memikirkan cara agar bisa kabur.

"Aku tak akan melakukan hal bodoh. Cepat masuk, kita selesaikan kencan bodoh ini!" Yusuke seakan tahu jika Mia memikirkan segala hal buruk tentangnya. Dia mulai merasa jengah dengan semua, tak ingin berlama-lama dengan gadis ini. Tangannya mendorong sedikit punggung Mia agar segera masuk.
Mia terpaksa menuruti perintahnya masuk ke mobil sport keluaran terbaru warna hitam matte. Sesuai selera pemiliknya pikir Mia. Ini merupakan kali pertama Mia naik mobil mewah, apalagi kecepatannya juga tinggi. Menantang adrenalinnya. Selama ini dia hanya melaju di kecepatan normal. Sebenarnya laju mobil saat ini juga normal -bagi Yusuke.

Sejam perjalanan mobil mewah itu berhenti di tepi sungai. Mia melihat sekitar. Sepi. Dia semakin was-was. Haruskah menelepon polisi, dia sempat berpikir seperti itu. Tapi ambyar setelah Yusuke bersuara, menanyakan namanya. Padahal kemarin mereka saling memperkenalkan diri saat acara makan malam.

"Mia Carera. Kita sudah berkenalan kemarin," kata Mia mengingatkan. Pria muda itu tersenyum masam.

"Aku lupa. Karena hal seperti itu tak perlu diingat."

Hati Mia seakan dicubit dengan apa yang dilontarkan oleh Yusuke. Kemarin pria ini tak banyak bicara, senyumnya cukup ramah. Tapi sekarang dia tahu semua. Ralat! Belum semuanya, mungkin akan ada beberapa kejutan lainnya. Yang ia tahu saat ini adalah pria ini menyebalkan. Sangat menyebalkan! Hampir saja Mia mengumpat tapi urung, dia berusaha menjaga sikap. Ayah dari pria ini adalah penolongnya. Dia tahu caranya membalas budi.

"Ah, begitu rupanya. Lalu apa tujuan Anda membawa saya kesini?"

"Setelah ini akan kuantar kau pulang. Lalu katakan pada ayahmu jika kau sudah berkencan denganku!"

Mia tersenyum simpul. Hatinya terasa semakin panas. Tangannya sudah gatal. Rasanya ingin memukul jidat Yusuke yang cukup lebar itu.

"Saya akan bilang pada ayah saya jika kencan hari ini adalah hal bodoh yang pernah saya alami." Mia mempunyai cara lain untuk membalas ketidaksopanan pria ini.

Impossible Marriage (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang