xvii.

5.6K 839 76
                                    

ring-ring.

"hei,"

"hmmm?"

"masih ngambek?"

"maaf, pak tua. aku bukan bocah yang ngambeknya berkepanjangan."

"jadi kau mengaku bahwa sebelumnya kau ngambek?"

". . . mau kumatikan?"

"jangan,"

". . ."

". . ."

". . ."

"kau masih disana, taehyung?"

"masih, kenapa bertanya?"

"kau terdengar berbeda,"

"benarkah?"

"ada masalah?"

"kau sendiri? ada keluhan?"

"hanya tiba-tiba merasa bosan dengan rutinitas. biasa. kau?"

"aku? lelah, kurasa."

"itu tidak biasa. kau butuh tidur, istirahatlah."

"sleep wont help if its your soul that tired."

"bagaimana perasaanmu sekarang?"

"hilang minat sepertinya. hampa."

". . ."

". . ."

". . ."

". . ."

"taehyung, kau punya pacar?"

"tidak ada. sebelumnya punya, tapi dia terlalu butuh perhatian sementara aku sibuk setiap waktu. lama-lama pacaran jadi beban dan menyebalkan. jadi kuputuskan untuk tidak punya pacar dulu. kenapa bertanya?"

"kau terdengar butuh diurus."

"kau yang lebih butuh diurus. pekerjaanmu lebih sibuk."

"tidak ada yang tidak sibuk jika dikerjakan dengan serius."

"well, kita sependapat."

"taehyung,"

"iya?"

"kau itu orangnya kuat ya,"

"pfft, sok tahu,"

"jika tidak, kau tidak bakal mengangkat telponku dalam keadaan kacau begini."

"logika darimana itu? tahu darimana aku sedang kacau?"

"kurasa aku sudah bisa membedakan mana kau yang biasa dan yang mana kau sok baik-baik saja. aku tahu kau tidak bisa langsung cerita. menangis saja, akan kudengarkan."

"kau pikir aku cewek?"

"boys do cry, kim taehyung,"

"no, im not going to,"

"tidak usah sok kuat, dasar cengeng. toh cuma aku yang dengar."

"aku membencimu, jeongguk,"

"yeah, i care for you too. now, cry."

". . . i told you im not gonna do that!"

"terus saja bilang begitu, keras kepala,"

". . . sialan, hiks,"

"that's my crybaby,"

"tanggung jawab, hiks, mengesalkan sekali, hiks."

"iya, cengeng, iya,"

"arrghh, mereka lebih menyebalkan, tapi tetap saja, kau jauh lebih, lebih, lebih menyebalkan, hiks,"

"kenapa jadi aku?"

"diam! hiks, karena kau, aku jadi nangis! padahal kutahan-tahan tadi! aku matikan!"

"matikan saja, nanti tinggal aku telpon lagi,"

tiba-tiba, sambungan mati. di sisi jeongguk, pria itu cuma mendengus geli mendapati telpon yang tiba-tiba terputus itu. dia menggeser jarinya lagi di layar, menghubungi lagi kontak taehyung.

sementara itu disisi taehyung, pria manis itu bergelung selimut. mendapati ponselnya berdering lagi, ia menyembulkan kepala dari selimut yang membelit badannya, lantas mencibir kontak yang muncul.

"apalagi sih, jeongguk!?"

"nangisnya udahan?"

"udahan, kamu ngeselin!"

"tapi toh diangkat?"

"bodo amat!"

"taehyung,"

"apalagi???"

"astaga galaknya,"

"jeongguk, please,"

"tiap orang berhak lelah dan mengeluh, luapkan saja."

". . ."

"jika butuh pelampiasan untuk marah-marah, hubungi saja. jika tidak terangkat, tinggalkan pesan suara. akan kudengarkan sampai kau puas."

"kenapa tiba-tiba baik begini?"

"because you were there first, reminds me to live my life without turning it into robotic routine. terima kasih sudah menggangguku. jadi sekarang giliranku menghiburmu. aku tahu ini bukan jenis penghiburan, tapi aku cuma memastikan kau tidak sendirian di saat begini. you have me now, though."

". . . terima kasih."

"hm? untuk apa? i just returning the favor."

". . ."

"are you crying right now?"

". . . diam, hiks."

"longer you cry, you'll sleep better. go on, akan kudengarkan sampai kau tidur."

[ ] [ ] [ ]

ring-ring, hello? | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang