Kencan

33 16 26
                                    

Thomas tersenyum ketika Risya keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sangat cantik. Thomas tau bahwa gadis ini sangat menjaga penampilannya.

Risya mengalungkan tangannya dileher Thomas lalu mengecup bibir Thomas singkat "Selamat pagi" ucapnya, namun Thomas tau bahwa Renzinopun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini jika sekarang berada diposisi dirinya.

Thomas menarik pinggang Risya agar lebih mendekat padanya, menarik tengkuknya lalu membimbingnya dengan penuh cinta. Hanya sekedar kecupan-kecupan singkat namun berarti. Tidak bisa dipungkiri bahwa Thomas telah tergoda oleh Risya saat ini.

Bagaimana tidak jika sekarang gadis itu hanya memakai baju putih dengan bagian dada rendah, celana pendek dibawah lutut serta rambut yang dicepol. Membuat pesonanya semakin terlihat.

"Morning" balas Thomas ketika ia melepaskan ciuman mereka. Ia mengajak Risya untuk kemeja makan. Thomas tau kalau Risya sangat menyukai makan pasta saat pagi hari, semua informasi yang Thomas dapatkan semua dari Jio. Thomas heran bagaimana Jio sangat tau seluk-beluk hubungan Renzino dan Risya. Apa laki-laki itu cenayang?

Risya mendudukkan tubuhnya dimeja makan, ia terus tersenyum menatap Thomas yang duduk didepannya.

"Kalau terus menatap saya kamu ga akan kenyang" Thomas menyodorkan pasta dengan saus keju kedepan Risya.

"Kamu kalo pergi jangan lama-lama ya, aku takut ga bisa ketemu kamu lagi" ucapan dari Risya membuat Thomas terdiam, ia menatap gadis itu tanpa sepatah katapun "aku mimpi kamu meninggal semalam" lanjutnya.

Itu memang bukan mimpi Sya.

"Berarti saya akan panjang umur dong, kata orang dulu kan seperti itu. Jika bermimpi orang yang kita sayang meninggal itu tandanya orang tersebut akan panjang umur"

"Memang seperti itu?"

Man ku tau.

"Iya" jawab Thomas asal berharap gadis itu akan sedikit merasa tenang.

"Syukurlah" Thomas melihat Risya mengelus dadanya lalu mulai memakan pastanya.

Apa dengan ini ada kemajuan? Thomas dengar dari Jio bahwa setelah hari pemakaman, Risya tidak pernah makan sendiri selalu Jio yang menyuapi. Baguslah kalau kini berkat Thomas gadis ini ada sedikit gairah untuk hidup.

Setelah menemani Risya sarapan, Thomas mengajak gadis itu untuk duduk didepan meja televisi, yang Thomas tau dari buku bahwa wanita selalu menyukai bermalas-malasan dan hal-hal sederhana.

"Ren, kita kencan yuk" Risya memeluk lengan Thomas, Thomas tau Risya sedang merayunya.

"Besok aja ya. Kamu ga lelah memangnya? semalamkan baru sampai disini"

Risya menggeleng dan kini malah duduk dipangkuan Thomas. Thomas terhentak kaget, apa selama bersama Renzino mereka selalu seperti ini?!

"Ayo dong, kamu ga kangen aku emangnya?"

"Yaudah ayo" Thomas memilih mengalah saja, dari pada gadis itu terus duduk dipangkuannya. Sangat tidak sehat untuk bagian bawahnya jika terus berlama-lama dalam posisi seperti ini "Jangan lama siap-siapnya" lanjut Thomas.

Risya mengecup bibir Thomas singkat lalu berlari kekamar dengan senyum yang merekah, sepertinya ia bahagia sekali sekarang.

"Siap bos" Teriaknya.

***

Thomas berdecak kesal, ia bosan karena sedari tadi Risya heboh sendiri dengan warna cat kuku. Apa ini yang disebut kencan?

"Kata kamu bagusan yang mana, biru atau putih glitter?"

"Mana aja"

"Kalo ditanya jawabannya cuma salah satu Renzino, ayo dong. Ini bagusan yang mana?"

Retter. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang