Apa mungkin meski cantik, Reka adalah gadis dengan daya penglihatan rendah? Atau ada satu mungkin dua bagian dalam otaknya yang konslet?
Aldi tidak habis pikir. Bagaimana bisa hal memalukan seperti ini terjadi pada dirinya. Sekeras apapun ia berpikir ini tidak masuk akal seorang Aldi dipermalukan seperti ini. Setelah berlutut dan menyatakan cinta dengan wajah tampannya, ia ditolak begitu saja!
Lelaki itu menendang-nendang selimut yang dari tadi ia gunakan untuk membungkus badannya karena malu. Setelah jam istirahat tadi, setelah cintanya ditolak, ia langsung kabur begitu saja dari sekolah. Ia tidak sanggup menanggung malu. Mau ditaruh di mana wajah tampannya kalau begini?
"Videonya jadi diupload gak?" David bertanya setelah dari tadi berkali-kali menonton aksi kocak temannya. Sudah tiga jam berlalu semenjak ia mengikuti Aldi untuk bolos dari sekolah dan sekarang ia sudah bosan menunggui temannya yang sedang mengalami mental breakdown tersebut.
Saat Aldi menyatakan cinta, David bertugas sebagai juru kamera. Dari seminggu yang lalu, Aldi sudah merencanakan pernyataan cinta ini. Citra lelaki sempurna yang nggak tertarik pada gadis manapun sudah terasa ketiggalan zaman. Untuk mendongkrak popularitasnya, Aldi ingin merubah imagenya menjadi lelaki romantis yang penyayang.
Tentu saja agar para fansnya tidak kecewa, gadis yang dipacarinya harus satu level dengannya. Reka adalah kandidat nomor satu yang ia rasa paling pantas setelah mengeliminasi gadis-gadis lain di sekolah. Gadis itu adalah tipe yang tidak suka macam-macam, pintar dan sangat cantik. Dan yang paling penting adalah yang tercantik di sekolah.
Pernyataan cintanya juga tidak boleh yang biasa-biasa saja, harus nekat dan terjadi di depan umum. Lalu dengan senang hati Reka akan menerimanya. Lagi pula menurutnya siapa yang cukup gila untuk menolak seorang Aldi? Setelah Reka menerimanya, mereka akan menjadi pasangan yang sangat serasi. Followers Aldi akan meningkat pesat karena image cowok romantis selalu disukai wanita. Sedangkan Reka, tentu saja ia beruntung karena mendapatkan cowok keren seperti Aldi.
Namun, masalahnya Reka menolak Aldi begitu saja. Rencananya gagal dan ia hanya mendapat malu.
"Lo gila? Mau ditaruh di mana muka gue kalau seluruh Indonesia tahu gue ditolak cewek?" Aldi melemparkan bantal yang sedari tadi ia gunakan di kepalanya tepat mengenai muka David.
David menghela napas untuk meredam emosinya setelah dilempari bantal. Lalu setelah itu meraih bantal yang sudah terpental ke pojok kamar. Bantal yang biasa digunakan Aldi untuk tidur itu ia taruh di pantat, ia duduki karena kesal.
"Gue kan sudah bilang, pikirin resikonya. Kalau gue jadi Reka pun gue jelas bakal nolak lo mentah-mentah. Gila aja ada cowok alay nembak gue di tengah lapangan tanpa pernah PDKT sebelumnya." David meraih laptop tempat ia menyimpan video memalukan Aldi tadi, lalu memutarnya tepat dibagian laki-laki itu ditolak. Rasanya puas sekali.
"Itu mungkin untuk lo, tapi untuk gue? Coba jelasin apa yang kurang dari gue. Gue itu sempurna dan cuma cewek yang nggak waras yang bakal nolak gue kayak tadi." Aldi kesal. Ia menendang selimutnya lalu duduk di tepi tempat tidur.
Setelah duduk, ia memperhatikan pantulan wajahnya dari kaca yang memang sengaja ia pasang bersebrangan dengan tempat tidurnya. Persis seperti dugaannya, wajahnya sempurna. Memang sepertinya gadis itu yang gila.
"Tapi buktinya lo ditolak kan?" kata David nyinyir.
Kalau bukan karena persahabatan mereka yang sudah dimulai dari zaman ketika Aldi masih ingusan sampai sekarang, tentu ia tidak akan tahan dengan sikap sok ganteng temannya ini.
"Bisa jadi Reka gila." Kata Aldi.
"Akuin aja kenapa sih kalau lo memang ditolak? Dunia nggak berputar di hidup lo doang. Reka kan sudah bilang kalau ada cowok yang dia suka. Lagian lo yang terlalu kepedean bakal diterima."
Aldi menggeleng keras. Apa yang dikatakan David tadi sungguh tidak masuk akal.
"Memangnya ada cowok yang lebih keren dari gue?" tanya Aldi, wajahnya terlihat serius.
"Sialan." David mengambil bantal yang sedari tadi ia duduki dan melempari Aldi tepat di wajahnya.
*****
Reka Prameswari. Lahir 18 April 2004. Golongan darah A dan hobi belajar. Nggak punya media sosial sama sekali dan belum pernah pacaran. Aktif di berbagai organisasi termasuk OSIS dan karya tulis remaja. Hobi makan mie instan dan cuma punya satu sahabat yaitu Muning Putri Kejora.
"Gila, ngebosenin banget hidupnya." Aldi menguap lebar hingga rahangnya sakit.
Sudah tengah malam dan ia masih belum bisa menemukan banyak informasi tentang Reka. Gadis itu seperti tidak nyata, misalnya mana mungkin ada orang zaman sekarang yang tidak punya media sosial? Dan juga dengan wajah cantik yang ia miliki, kenapa harus masuk OSIS dan karya ilmiah remaja.
Karya ilmiah remaja? Aldi bahkan tidak tahu apa yang dilakukan di dalam ekstrakulikuler semacam itu. Satu-satunya ekstrakulikuler yang ia ikuti seumur hidupnya adalah basket dan pramuka. Pramuka pun hanya numpang nama saja karena merasa di pramuka bakatnya—ketampanannya— tidak bisa berkembang.
Aldi mengacak-acak rambut lalu mengucek matanya. Badannya sakit karena terlalu lama duduk di depan komputer untuk mencari tahu informasi tentang Reka. Lelaki itu tidak percaya bahwa Reka akan membuatnya berusaha sekeras ini padahal tugas dari sekolah pun hampir tidak pernah ia kerjakan. Sudah lama ia tidak duduk diam dan mencari informasi seserius ini, Reka membolak-balikkan dunianya dalam waktu beberapa jam saja.
"Reka Prameswari..." katanya pelan sambil membayangkan wajah Reka di tengah lapangan tadi siang. "Pasti ada yang salah sama elo." Katanya lagi setelah membayangkan bagaimana Reka menolak cintanya bahkan tanpa berpikir sama sekali.
Ponsel yang sedari tadi lelaki itu letakkan di sebelah komputer tiba-tiba bergetar dan membuyarkan pikirannya tentang Reka.
Hai, gue dengar lo ditolak ya?
Pesan itu singkat, masuk lewat DM akun Instagram pribadi Aldi yang memang diatur hanya untuk teman-teman dekatnya. Aldi melihat nama akun yang mengiriminya pesan lalu membuka profilnya. Seingatnya ia tidak pernah mengizinkan akun yang mengirimkan pesan ini untuk memfollow akunnya.
"Ah David sialan."
Aldi kesal setelah tahu siapa pemilik akun tersebut. Ini tentu ulah David. Siapa lagi kalau bukan gara-gara David sehingga akun itu bisa masuk ke daftar followers akun privatnya? Pasti sahabat baiknya itu yang diam-diam menerima permintaan mengikuti dari akun tersebut. Meski mereka adalah sahabat baik, kadang David suka bertindak terlalu jauh dan besok Aldi perlu memberinya pelajaran.
Gue tahu lo bakal block gue setelah baca pesan ini. Gue cuma mau bilang, gue masih nunggu lo dan akan nunggu lo sampai kapanpun.
"Sialan." Kutuk Aldi dalam hati setelah membaca pesan berikutnya yang masuk. Lantas sama seperti prediksi pesan tersebut, lelaki itu langsung memblokir akun sang pengirim pesan.
Aldi meletakkan ponselnya di tempat semula dengan kesal lantas langsung meregangkan badan, push up beberapa kali dan meninju-ninju udara untuk menyalurkan emosinya. Besok ketika sampai sekolah, hal pertama yang harus ia lakukan adalah memukul kepala David dan mengunggah foto memalukan pria itu.
Ide menarik melintas di kepala Aldi. Ia tidak perlu menunggu sampai besok untuk mengunggah foto memalukan David. Ia bisa melakukan hal itu sekarang setidaknya agar ia merasa sedikit terhibur.
Ketika Aldi akan membuka akun instagramnya, beberapa pesan masuk yang semuanya dikirim oleh David.
Anak-anak ngerekam video penolakan lo dan udah banyak akun meme bahkan akun gosip artis yang posting. Wah, selamat bro. Akhirnya kesampaian juga cita-cita lo buat jadi artis.
Aldi membeku membaca pesan David yang berisi pesan dan belasan tautan berbagai media sosial. Ia bahkan tidak berani untuk membuka tautan yang dikirim oleh David.
Sial. Habis sudah riwayatnya.
YOU ARE READING
Beauty Outside
Romance[DIUPDATE SETIAP JUMAT DAN SELASA] "Cermin, cermin ajaib. Siapa cewek paling cantik di dunia?" Sang putri bertanya sambil memperhatikan pantulan wajahnya di cermin. Ia rapikan rambut hitam panjangnya yang halus. Lalu dengan bibir tipis merahnya, ia...