[41] Rencana Balas Dendam

74.1K 6.3K 1.6K
                                    

Gais gak bosen2 aku ngingetin, cerita ini bentar lagi bakal open po, bagi yg mau beli bisa nabung dari sekarang 😊

***










Angkasa melangkah dengan penuh wibawa di perusahaan miliknya.

Pagi ini, ada rapat penting dengan klien dari salah satu perusahaan ternama di indonesia, jelas ia harus membuat orang lain terkesan oleh sambutannya.

"Nita, kamu udah siapain semuanya?" tanya Angkasa begitu telah sampai di depan meja sekretarisnya.

Nita yang tersentak kaget langsung berdiri dan tersenyum ramah. "Sudah pak."

"Bagus. Nanti tolong bilang ke pihak pemasaran buat datengin saya."

Nita mengangguk. "Baik pak."

Angkasa kembali berjalan menuju ruangannya.

Sebelum benar-benar melakukan meeting biasanya ia akan membaca beberapa proposal yang akan menjadi bahannya nanti.

Impian Angkasa adalah menjadi dokter, tapi ia akhirnya mendarat di perusahaan keluarga. Tapi tidak papa, ia sangat puas dengan apa yang menjadi jalannya saat ini.

Sangat melelahkan.

Angkasa mengambil proposal di hadapannya kemudian mulai membukanya lembar demi lembar.

Kadang kepalanya mengangguk-angguk menyetujui tulisan demi tulisan yang tengah ia bacanya.

Hingga ia tak menyadari, waktu telah berjalan sekitar 20 menit.

Dan dengan waktu bersamaan pintu tiba-tiba terbuka.

"Pak, waktunya meeting," interupsi Nita dengan membawa salinan proposal yang sama dengan Angkasa.

Angkasa mengangguk, kemudian mengikuti langkah Nita yang membawanya menuju ruang meeting untuk bertemu dengan kliennya.

Yang Angkasa harapkan, hari esok tak akan pernah terjadi. Atau kalau bisa semoga ia bisa bekerja dengan sangat keras hingga bisa benar-benar melupakan hari esok.

Besok, pernikahan Mika dan Riko.

° ° °

Ke-empatnya kini berada di salah satu club malam termahal di jakarta.

Angkasa sangat membutuhkan minuman ini, sebelum ia menjadi cowok termenyedihkan di dunia ini.

"Sa, lo dateng gak?" tanya Boby sembari menuangkan sebotol wine pada gelas milik Angkasa.

Angkasa menenggak segelas wine tersebut. "Buat apa gue dateng," ucapnya dengan acuh tak acuh.

Boby, Ridwan san Surya saling pandang. Tak tahu harus merespon apa.

Tiba-tiba Boby mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. "Cheers buat cewek-cewek pengkhianat di dunia ini," serunya.

Angkasa terkekeh, ya pengkhianat harus di lupakan. Ia mengangkat gelasnya tinggi-tinggi lalu melakukan cheers dengan gelas milik Boby dan Surya. "Cheers," seru ke-empatnya kemudian meneguk dalam sekali tegukan.

Tanpa cewek, ia masih bisa hidup dengan sehat sampai saat ini.

Melupakan itu hanya persoalan waktu, kalau hari ini masih ingat berarti waktu yang akan membantu mengikisnya dari pikiran kita.

"Tapi Sa, menurut gue lebih bagus lagi kalo lo dateng," ucap Ridwan tiba-tiba.

"Bagusnya?" tanya Angkasa malas.

"Maksud gue. Lo dateng bawa cewek juga, gak adil dong yang ngerasain sakit hati lo doang."

"Nah, gue setuju." Timpal Surya. "Bales dendam emang cara yang paling jitu Sa buat lampiasin sakit hati."

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang