:: Selamat Membaca ::
|
|
Jiyeon sedang menyisir rambutnya yang panjang dan berwarna cokelat gelap, dia tidak bisa tidak merasa bersalah kepada Hoya, semua yang lelaki itu lakukan adalah menolong dirinya dan Moonbin, namun Myungsoo menjawab kebaikan itu dengan pukulan.
Dia berdiri, lalu berjalan menuju kamar Moonbin, untuk memeriksa anaknya itu. Anaknya yg lucu sedang menikmati tidur siangnya dan itu membuat dirinya bosan.
Setelah memeriksa Moonbin, dia keluar dari kamar mungil Moonbin.
Bibir Jiyeon mulai mengalunkan sebuah lagu dengan pelan, dia ingat, itu adalah lagu TVXQ yang berjudul Love in the Ice, itu adalah sebuah lagu yang menyedihkan. Jiyeon terus bernyanyi dan kembali ke kamarnya untuk mencoba sebuah gaun formal miliknya, dia tidak punya banyak. Dia yakin dirinya tidak memiliki satu pun gaun pesta untuk dipakai saat menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh klien Myungsoo, tetapi dia masih saja membuka lemari pakaiannya untuk memeriksa gaun yang dia punya.
"Ini terlalu kasual." Jiyeon bergumam, lalu melempar sebuah kemeja-dress yang kasual, dia menggenggam celana denim miliknya dan menendangnya beberapa kali. Jiyeon tidak menyadari bahwa suaminya sudah pulang, dan sedang menuju ke kamar mereka.
Myungsoo pulang lebih awal, tidak ada pekerjaan apa pun untuk diselesaikan, jadi dia memutuskan utnuk pulang dan istirahat. Lelaki itu menolak undangan makan malam dari sekretarisnya, memberitahu bahwa dia lebih menyukai makan malam di rumah bersama keluarganya. Wanita itu memanyunkan bibirnya, mari katakan cemberutnya tidak imut sama sekali, itu lebih kepada menjijikan, saat seorang wanita dewasa-usianya lebih tua dari dirinya- merajuk dan cemberut sangatlah tidak pantas.
Lelaki itu merinding saat mengingat sekretarisnya pernah memanggil dirinya dengan 'oppa' sementara wanita itu lebih tua darinya, setelah itu dia melarang kata 'oppa' terucap dari mulut Jiyeon. Ngomong-ngomong soal Jiyeon, dimana istrinya itu?
Myungsoo berkeliling rumah, tidak ada tanda-tanda keberadaan Jiyeon. Dia memeriksa kamar Moonbin dan setelah memberi sebuah ciuman di hidung mungil Moonbin, dia berjalan menuju kamar mereka. Menyadari istrinya pasti ada di sana.
"Aigoo, apa yang harus aku kenakan untuk acara pesta itu?" Jiyeon bergumam dengan nada frustasi.
"Lihat ini, bunga-bunga, seperti gaun para ahjumma? Haruskah aku memberitahu suamiku yang bodoh itu untuk membelikanku gaun?" Jiyeon memanyunkan bibirnya dengan imut dan tangannya bersidekap, mengetukkan kakinya dengan pelan di lantai. Myungsoo terkekeh dan memutar gagang pintu, berjalan masuk dan berhadapan langsung dengan Jiyeon yang hendak membuka pintu, masih memanyunkan bibirnya. Kedua mata Jiyeon membulat, tanpa sadar menahan napas, dia terkejut.
Ya, Myungsoo akui bahwa wajah cemberut Jiyeon berada di tingkat yang berbeda dibandingkan sekretarisnya. Lelaki itu menatap bibir mungil istrinya itu, merah muda merona. Dia bahkan sampai menekan kulit ibu jari dengan telunjuknya untuk menghentikan keinginan mencium bibir yang sedang cemberut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How We Fall in Love
RandomPark Jiyeon menikah dengan Ketua Klan Mafia Seoul, Kim Myungsoo a.k.a L. Namun, adakah cinta di pernikahan mereka. Dimanakah cinta itu. Apakah mereka akan saling jatuh cinta?