:: Selamat Membaca ::
|
|
Saat itu adalah pagi hari di hari Minggu, Jiyeon sedang berada di dapur menyiapkan makan siang untuk keluarganya, dan untuk tamu spesial yang menawarkan diri datang ke rumah mereka di pagi hari mengatakan ingin membantu Jiyeon, jadi Jiyeon bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga, namun yang terjadi justru saat ini Jiyeon berada di dapur, sedang memasak bersama dengan bayi 5 bulan di dalam perutnya yang membuncit, sementara penyihir itu bersantai di ruang kelaurga, berbaring di sofa mereka dan menonton TV bersama Myungsoo dan Moonbin yang duduk di sofa yang lain.
"Myungsoo oppa, tolong ganti chanelnya ke mbc, aku ingin melihat drama harian kesukaanku," Hyesun merengek sambil memainkan bulu mata palsunya, Myungsoo memutar bola matanya jengah, tetap menonton kartun favorit Moonbin, tom and jerry, bersama dengan Moonbin yang melompat-lompat di pangkuannya.
Hyesun melirik ke arah Moonbin. "Moonbin baby, beritahu appa kau ingin menonton drama kesukaan auntie juga. hum?" Hyesun menggumam dengan nada manis yang memuakkan.
Jiyeon mendesis, wanita jalang itu sungguh membuatnya jengkel.
"Bukan, Moonbin sudah besal bukan bayi, tidak mau, Moonbin ingin jelly." Moonbin memekik dengan nada marah, lalu terkekeh geli saat sang ayah menciumi hidungnya. Hyesun berpura-pura batuk dengan keras, duduk sambil masih terus menatap tajam ke arah Moonbin seolah-olah anak polos itu adalah musuh terbesarnya.
"Myungsoo, tolong kemari sebentar," Jiyeon berkata, dengan susah payah mengatur nada suara agar terdengar lembut.
Dengan segera, Myungsoo menghampiri dan berdiri di belalang Jiyeon, kedua tangannya melingkar di perut Jiyeon, mengelus-elus perut buncit sang istri. Jiyeon menghela napas di dalam pelukan Myungsoo dan memejamkan matanya, tidak menduga Myungsoo akan mendaratkan ciuman lembut di bibirnya, mata Jiyeon membuka lebar, kepalanya menoleh untuk melihat ekspresi Myungsoo, namun suaminya yang nakal itu sudah bersiap dan mendaratkan ciuman di bibirnya lagi. bibir atas Jiyeon berada di antara bibir Myungsoo, lelaki itu melumatnya dengan lembut, membuat Jiyeon terlena memejamkan matanya, Jiyeon sangat butuh ini dan mulai membalas ciuman yang diberikan oleh Myungsoo. Saat Jiyeon merasakan tangan Myungsoo sedang meraba-raba punggungnya, Jiyeon berhenti dan sedikit mendorong Myungsoo yang terengah-engah, menghindar untuk menatap mata Myungsoo yang sedang menatapnya dengan pandangan yang biasanya lelaki itu berikan saat mereka sedang di kamar tidur mereka, saling bercumbu.
"Tolong tata mejanya, aku lelah," Jiyeon berkata, ingin keluar dari dapur namun Myungsoo memegang tangannya, membawanya ke dalam pelukan, kali ini berhadapan dengan Jiyeoon meskipun perut buncit Jiyeon menghalangi lelaki itu untuk merasakan Jiyeon sepenuhnya. Myungsoo menghela napas, menenggelamkan kepala ke leher lembut Jiyeon, menghirup aroma Jiyeon dalam-dalam, lelaki itu sudah hampir kehilangan kontrol diri, tuhan tahu jika bukan untuk anaknya yang belum lahir, dia akan menyergap Jiyeon detik itu juga. Jiyeon mencoba melepaskan diri dari pelukan Myungsoo namun lelaki itu justru makin erat memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How We Fall in Love
RandomPark Jiyeon menikah dengan Ketua Klan Mafia Seoul, Kim Myungsoo a.k.a L. Namun, adakah cinta di pernikahan mereka. Dimanakah cinta itu. Apakah mereka akan saling jatuh cinta?