:: Selamat Membaca ::
|
|
3 Bulan Kemudian
Jiyeon selalu punya rasa percaya diri yang rendah, dia tidak menganggap dirinya cantik, hanya seorang wanita biasa dengan wajah yang rata-rata, namun saat ini saat dirinya sedang hamil hampir 4 bulan, dia bahkan tidak mampu untuk melihat dirinya sendiri di cermin, dan ejekan-ejekan dari Hyesun tentang dia yang terlihat gemuk dan memiliki wajah yang buruk sungguh membuatnya jengkel, hanya tuhan yang tahu seberapa banyak dia menangis diam-diam di malam hari sementara suaminya terlelap pulas.
Pelecehan yang dilakukan Hyesun tidak berhenti disana, Jiyeon berharap bisa pulang ke rumah dan istirahat saja di sana dengan nyaman dan penuh ketenangan, namun suaminya sangat keras kepala sekeras banggal, ingin melihat Jiyeon seperti seekor elang setiap menit dalam sehari. Semua itu menjadi siksaan saat Myungsoo ada rapat atau pertemuan, Hyesun akan mulai melecehkan dirinya dan anaknya yang lucu yang sekarang menganggap dirinya sendiri sudah besar. Jiyeon tidak ingin melapor pada Myungsoo, tidak ingin sang suami menjadi sangat marah pada wanita itu, dia tahu jelas Myungsoo akan sangat murka, suaminya itu tidak memiliki toleransi sedikit pun jika itu menyangkut dirinya.
Jiyeon melirik ke arah perutnya yang tidak rata lagi, sedikit menonjol, Moonbin sedang bermain di lantai, tengkurap, berguling di karpet ruang kerja sang ayah, Jiyeon tersenyum, anak laki-lakinya sangat menggemaskan, dan dia akan memiliki seorang adik perempuan yang lucu dalam 5 bulan lagi. Ya, mereka sudah melakukan cek jenis kelamin bayi mereka, itu berjenis perempuan, dan membuat Myungsoo sangat bahagia sampai-sampai dia tersenyum lebar sepanjang hari yang mana sangatlah bertentangan dengan raut wajahnya yang biasanya, bahkan lelaki itu menaikkan gaji seluruh karyawan. Mengingat suaminya, Jiyeon menjadi cemberut, Myungsoo pergi menghadiri pesta bisnis tadi malam, pada undangan mengatakan bahwa tamu undangan harus membawa pasangannya, dan saat Myungsoo meminta Jiyeon untuk menemaninya, dia menjerit pelan, mengatakan dia tidak bisa datang dengan perutnya yang semakin besar yang menurutnya itu memalukan, jadi bukan dirinya, melainkan Hyesun yang menjadi pasangan Myungsoo, tentunya dia cemburu.
"Eomma," Jiyeon mendengar suara lirih Moonbin, dia tahu nada suara itu, Moonbin terganggu dengan sesuatu, dalam hal ini dengan seseorang.
Hyesun masuk ke ruangan dengan kepala tegak seperti dia sudah memiliki seisi dunia, Jiyeon semakin cemberut, tidak sedang dalam suasana hati yang bagus untuk mendengar kata-kata pujian tentang SUAMINYA.
Hyesun duduk di kursi Myungsoo, dia mengangkat tangannya ke udara dan memamerkan cincin berlian miliknya, berhasil menyita perhatian Jiyeon, cincin itu terlihat elegan dengan berlian cantik di tengahnya.
"Jiyeon-ssi, kau lihat cincin ini, suamimu memberikan ini untukku." Hyesun berkata dengan nada manis, yang membuat Jiyeon menjadi semakin kesal.
"Itu cocok untukmu." Jiyeon merespon dengan enggan, tidak ingin membuat Hyesun senang dengan memperlihatkan raut wajah cemburunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How We Fall in Love
RandomPark Jiyeon menikah dengan Ketua Klan Mafia Seoul, Kim Myungsoo a.k.a L. Namun, adakah cinta di pernikahan mereka. Dimanakah cinta itu. Apakah mereka akan saling jatuh cinta?