•02. Kondangan - B•

15.9K 1K 16
                                    

"Hem," Barra berdeham. "Kamu ke depan dulu, gih. Suruh Kakek sama Nenek nunggu sebentar. Papa masih ada urusan sama Mama."

Heksa mengangguk dan menurut. Berbalik lalu kembali ke ruangannya.

"Hampir aja ketahuan!" Killa menggerutu kesal.

Barra tersenyum nakal. "Gimana kalau kita lanjutin ke permainan inti aja?"

"Barra!"

Tangan Barra mengusap lembut pipi Killa lalu mengecupnya. "I will love you... forever."

"Really?"

"Yes, I swear."

Killa tersadar. Cepat-cepat ia merapikan pakaiannya. Menaruh ASIP yang sudah disiapkan untuk Al dan Rere di dalam kulkas. Lalu beranjak dari dapur. Jikalau Killa tetap meladeni Barra, maka tidak akan ada habisnya kemesuman suaminya itu. Meskipun, umurnya sudah hampir tiga puluh tahun. Barra tetap tidak berubah.

"Sayang..." Barra mengikuti langkah kaki Killa setelah dari kamar mereka mengambil barang-barang apa saja yang akan dibawanya ke pesta pernikahan Vero.

"Kita ke sananya nggak ngasih apa-apa ke Vero?" tanya Killa menyadari bahwa mereka nantinya ke sana hanya dengan tangan kosong.

Barra menaikkan sebelah alisnya.

"Itu... hadiah pernikahan buat Vero apa? Ya, masak kita ke sana nggak bawa apa-apa."

Karena jika hanya disalami dengan amplop saja itu tidak akan cukup dan tidak pantas. Killa merasa sungkan.

Barra menyunggingkan senyum tipis. "Udah ada hadiah spesial buat dia."

"Apa?" tanya Killa seraya berjalan ke ruang tengah. Di mana Atta, Vei, Heksa, Al, dan Rere berada.

"Tiket honeymoon ke Korea..." jawab Barra santai. "Vero bilang, istrinya pengin banget ke... Seoul. Nggak tahu di sana mau lihat apa."

Ah, Killa tahu, pasti istrinya Vero k-popers.

"Sayang," Killa memeluk Al dan Rere secara bersamaan saat sudah berada di ruang tengah. "Mama sama Papa pergi dulu, ya. Al dan Rere di rumah sama Kakek, Nenek."

"Ye, itut!" Rere merentangkan tangannya pada Barra. "Papah!"

"Rere di rumah aja."

"Iya, Rere di rumah aja," kata Barra juga. "Sama Kak Heksa, ya."

Bukannya Killa tak mau mengajak Rere. Hanya saja, Killa tidak mau Rere kecapaian atau terkena angin malam. Lagipula, satu sampai dua jam lagi waktunya jam tidur Al dan Rere. Sangat disayangkan, jika Al dan Rere malah ikut dengan mereka. Alasan lain juga karena ribet membawa anak ke resepsi pernikahan. Takut mengacaukan.

"Rere main sama Kakak, ya." Heksa menggendong Rere dalam pangkuannya. "Rere mau main apa?"

"Ka... bo... ne... ka..." pinta Rere.

"Nanti Papa sama Mama beliin boneka baru yang banyak, ya, buat Rere." Killa dan Barra mengusap puncak kepala Rere penuh sayang.

Al sendiri sudah asyik dengan mobil-mobilan berukuran mini miliknya. Berbeda ukuran dengan milik Heksa.
Atta dan Vei tersenyum memandangi cucu-cucunya.

"Pa, Ma, titip anak-anak, ya." Barra menyalami tangan kedua orang tuanya diikuti Killa juga.

"Tempat tidur Al sama Rere udah aku siapin. ASIP sama camilan mereka juga udah tersedia di dapur." Killa beranjak dari tempatnya.

Atta dan Vei menganggukkan kepalanya secara bersamaan. Mengatakan akan menjaga mereka semua.

Lalu, Barra dan Killa berjalan ke samping rumah mereka. Di mana tempat mobil Barra terparkir dan mulai melajukannya ke hotel tempat resepsi pernikahan Vero sedang berlangsung.

All Out of Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang