07. Malam sunyi

42 21 7
                                    

Maaf aku sibuk. Sibuk membuat orang lain bahagia sampai aku sendiri lupa caranya untuk bahagia.

🎵🎵🎵

Aku menghela nafas pelan. Sendiri lagi. Tadi sore mami bilang akan keluar karena ada urusan. Parahnya karena mami ngajak papi otomatis Gali (adek aku) ikut. Dan suasana rumah sepi adalah salah satu dari kesekian hal yang paling ku benci di dunia ini.

Baru saja selesai salat maghrib dan kantuk mulai menyerangku. Malas rasanya mau baca buku. Daripada baca buku aku lebih suka baca cerita di dunia orange itu. Alasannya simpel, karena di dunia inilah aku bisa berhalu sepuasku. Halu gak bayar kok, gratis.

Aku membuka layar ponselku yang tak pernah ku sandi itu. 18:09. Masih jam segini dan aku sudah malas membuka mata.

Tanganku mengetikkan sesuatu lalu mendial nomor itu. Terdapat sebuah tulisan disana sisa kuota instagram anda 456 mb. Oke itu artinya aku harus membuka aplikasi itu. Udah mau abis juga, habisin sekalian aja kan biar gak ribet.

Iseng-iseng aku mencari akun kak Asta, tapi hasilnya nihil. Padahal aku sudah mencobanya berkali-kali. Lalu saat ku ketikkan nama kak Tia, justru akun miliknya muncul pada baris paling pertama.

Kepo. Untuk alasan inilah aku membuka akun kak Tia. Pada bio instagram nya ada akun yang di tag. Namanya kak Kelvin. Ya kan kalo ngeponi orang tuh jangan nanggung-nanggung, jadi sekalian aku buka akun instagramnya kak Kelvin. Pupil ku membesar saat menemukan sebuah foto. Di dalam foto itu kak Tia berlari dan kak Kelvin mengejarnya, dari backgroundnya sepertinya foto itu di ambil di taman.

Enak banget ya jadi kak Tia, udah punya pacar tapi masih bisa nempelin kak Asta. Lah aku? Udah jomblo pengen deketin kak Asta aja susahnya minta ampun.

Setelah merenung cukup lama aku bisa menjawab sendiri pertanyaanku tadi pagi.

Tidak boleh, aku tidak boleh cemburu apalagi marah kalau kak Asta dekat dengan gadis lain. Tapi yang kak Asta dekati itu kak Tia, kak Tia udah punya pacar. Lalu bagaimana nanti kalau kak Asta patah hati?

Lagi-lagi mode sulit menghampiriku. Pipiku juga entah kapan rasanya bisa basah seperti ini. Tanganku memeluk erat boneka dari seseorang yang juga ku anggap penting dalam hidupku.

Aku ingin berhenti menangis, tapi aku tidak bisa. Rasanya terlalu sesak. Selalu saja begini keadaannya, setiap malam selalu kususun rencana agar besok bisa bercerita pada sahabat-sahabatku. Lalu besoknya yang ku pamerkan hanya tawa, tawa dengan luka yang tersirat di dalamnya.

Ponselku berdering.

Kak Arsen Pratama❤

Nama itu tertera pada layar ponselku. Ragu, namun aku tetap mengangkat panggilan itu.

"Halo," sapa suara di seberang. Dari nada suara itu aku tahu apa yang akan dibicarakannya malam ini.

"Len lo bisa denger gue kan?"

"Len please nek krungu omong," sepertinya waktu bersandiwara di mulai lagi.

"Iya kak, aku denger kok, ada apa?"

"Gue mau cerita, gue butuh saran dari lo Len. Gue gak tau harus cerita ke siapa lagi, masalah ini terlalu rumit untuk gue bagi sama orang yang nggak penting." Sudah kukatakan bahwa aku paham maksud pembicaraan ini.

Bukan cuma kakak yang punya masalah, tapi aku juga. Aku juga nggak tau lagi harus cerita ke siapa. Masalah aku juga rumit kak. Tapi kata itu ku simpan dalam hati. Tak akan pernah kuungkapkan pada kak Arsen, sampai kapanpun itu.

"Kakak cerita aja, aku pasti dengerin. Dan semoga aja aku bisa ngasih saran yang terbaik buat kakak, kakak yang kuat ya. Jangan nangis, masak gitu doang nangis,"

Masa gitu doang nangis?

Lalu apa kabar dengan yang ngomong ini?

"Jadi gini Len---"

Malam itu kak Arsen menceritakan semua masalahnya padaku. Berkali-kali kutahan bibirku agar tak mengucap kata bahwa aku juga ingin cerita. Dia sudah cukup menahan bebannya selama ini. Aku tak mau menambah beban itu. Jadi aku memilih diam.

Aku memberikan solusi agar dia tetap kuat menjalanai hari-harinya. Bisakah seseorang juga melakukan hal itu padaku?

Aku membuatnya bisa tertawa lagi malam itu. Lalu bisakah seseorang membuatku tertawa lepas besok pagi?






.
****
Alhamdulilah beneran up lagi yey😹

Jangan lupa voment:*

Satu komen dari kalian asupan buat aku:*

Salam sayang,
Ita lestari

Sing for Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang