Sunny adalah wanita yang kuat, itu yang orang-orang bayangkan ketika melihat sosok Sunny.
Selain namanya yang menunjukan keceriaan, penampilannya yang selalu mencolok membuat orang-orang yang meliriknya, yakin kalau dia adalah gadis yang ceria.
Namun, siapa sangka jika wanita yang memiliki julukan 'sunny girl' rupanya justru nemiliki kepedihan yang mendalam.
"Kapan hujan turun lagi ya?" gumamnya sambil melirik awan dari kaca jendela kelas.
Ketika dia masih menatap awan tiba-tiba ada benda kecil yang mengenai kepalanya membuat dia langsung tersadar dari lamunanya, Ia kemudian mencaritahu siapa yang berani-beraninya melempari dia.
"Jangan melamun" ujar Rain yang duduk dibelakang Sunny.
"Jadi kau rupanya" seru Sunny sambil berdiri dan menjitak kepala Rain.
"Aduh!" pekik Rain sambil mengusap kepalanya.
"Kalau kau berani melempariku lagi, kubunuh kau" seru Sunny, tentu saja seruan Sunny membuat anak-anak sekelas tertawa geli.
Mereka mulai saling berbisik satu sama lain dengan mengatakan 'mereka mulai kembali bertengkar'
"Maaf... habis dari tadi kau melamun terus sih" kata Rain berusaha menenangkan Sunny.
"Tapi bukan begitu caranya, bodoh" ujar Sunny jengkel.
"Lalu aku harus melakukan apa? Apapun yang kulakukan kau pasti akan memukulku" ujar Rain.
"Kalau kau sudah tahu aku pasti akan memukulmu, kenapa kau masih memperdulikan aku?" tanya Sunny kesal.
"Karena aku tidak mau kau terus menerus seperti itu" jawab Rain.
"Kenapa memangnya? Itu bukan urusanmu"
Rain berdiri dari kursinya dia kemudian berbisik ditelinga Sunny, membuat semburat merah muncul menghiasi pipi Sunny.
"Tentu ada, sebab aku tidak akan membiarkan wanita yang berarti bagiku melamun seperti itu" bisik Rain.
Rain kembali menatap wajah Sunny, ia bisa melihat wajah Sunny sudah kembali seperti biasanya.
"Nah, sekarang jauh lebih baik" ujar Rain sambil mengelus pipi Sunny.
"A-apa maksudmu?" tanya Sunny gugup.
"Sekarang kau sudah kembali ceria, itu membuatku lega" jawab Rain singkat.
"Memangnya tadi aku seperti apa?" tanya Sunny.
"Kau terlihat seperti kesepian dan aku benci melihat kau seperti itu" jawab Rain, kali ini tatapan Rain sangat dalam.
"Kalau aku kesepian apa hubungannya denganmu?"
"Karena aku akan merasa gagal"
"Gagal?" tanya Sunny bingung.
"Ya, gagal karena tidak bisa membuatmu tersenyum" jawab Rain sambil mengelus kepala Sunny.
Wajah Sunny semakin memerah, ia kemudian memukul kepala Rain dengan buku yang ada dimejanya.
"Aduh!" pekik Rain lagi seraya mengelus kepalanya yang habis dipukul Sunny.
"Jangan bicara omong kosong" ujar Sunny yang kemudian langsung duduk kembali dikursinya. 'Kalau kau benci melihatku kesepian, kenapa kau tidak menemani aku?'
.
.
.
.
.
.
.
.
Seperti biasanya, Sunny akan melangkahkan kakinya keluar kelas dengan senyum yang mengambang diwajahnya.Dia terlihat sangat ceria, berbeda dengan dirinya ketika sedang sendirian.
"Sunny" sapa Rain yang sedang duduk dikoridor kampus, tentu saja dirinya ditemani beberapa wanita cantik yang entah dari kelas mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romance"karena aku menyukai hujan, maka aku harus memilikimu" . . . . Peringatan cerita ini khusus 18+ bagi anak-anak menyingkir. Kalau nggak suka jangan dibaca. Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepen...