Bab 5

3.7K 561 39
                                    

Mark menatap miris Sehun yang terdiam dengan lesu yang duduk di atap sekolah.
Mark cukup bingung kenapa di tahun ini seakan terbalik Sehun yang menyukai Jongin lebih dulu.

"Dad" gumam Mark menepuk pundak Sehun

"Apa ini patah hati? " Tanya Sehun menatap Mark dengan wajah lesunya

"Mungkin" Jawab Mark tidak yakin

"Ahhhhh" Sehun merebah diri nya di lantai atap yang cukup berdebu itu
.
.
.
Sementara di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda lebih tepatnya di perpustakaan sekolah. Jongin terlihat membaca buku novelnya dengan santai.

"Fokus sekali" suara seorang namja mengagetkan Jongin

"Namjoon-ah" Jongin tersenyum kecil melihat teman sekelasnya

"Sudah lama?" Tanya Namjoon duduk di samping Jongin dengan dua buku tebal yang Jongin yakini buku Matematika.

"Yah dan kau ada kompetisi lagi?" Jawab dan tanya Jongin

Namjoon mengangguk "Matematika"

Jongin tersenyum kecut melihat buku Matematika yang Namjoon buka "kepala ku terasa pecah saat Saem menerangkan soal Matematika namun kau belajar sendiri dengan dua buku tebal itu" ucap Jongin terdengar mengerutu

"Hahaha kau ini,kepala akan pecah jika terbentur" tawa renyah Namjoon yang menular kepada Jongin yang ikut tertawa

"Wow kau tertawa" pekik Jongin

"Apa itu aneh?"

"Tidak, hanya saja di kelas kau selalu sibuk belajar" jawab Jongin asal

Namjoon tersenyum kecil,merasa bangga kepada dirinya sendiri karena berani menyapa Jongin terlebih dahulu bahkan bisa mengobrol dengan ringan . Kim Jongin namja yang diam-diam Namjoon sukai.

"Kau mau?" Tawar Namjoon menawarkan satu bungkus roti tanpa merk

"Roti rasa apa?" Tanya Jongin mengambil roti tersebut

"Coklat, ayah ku tidak punya modal sebanyak itu untuk membuat roti berbagai rasa" jawab Namjoon dengan guruan serta membuka roti yang lain

"Wow ini enak" pekik Jongin saat sudah merasakan roti pemberian Namjoon "dan ayah mu pembuat roti?" Tanya Jongin menguyah roti yang cukup enak bagi Jongin untuk ukuran roti rumahan.

Namjoon mengangguk kecil "hanya rasa coklat dan kacang terkadang rasa mocca jika memiliki modal lebih,ayah hanya menyimpan roti nya di toko-toko kecil di dekat rumah atau jika beruntung ada tetangga yang meminta di buat kan roti untuk acara mereka"

Jongin tersenyum manis,senyuman yang mampu membuat  tatapan Namjoon terpaku hanya kepada Jongin

"Besok bawakan aku roti lagi" pinta Jongin yang salah tingkah karena tatapan Namjoon

Namjoon mengangguk "tentu"

Kejadian di tahun 2002 sebenarnya

"Fokus sekali"  suara seorang namja mengagetkan Jongin

"Namjoon-ah"  Jongin tersenyum kecil melihat teman sekelasnya

"Sudah lama?"  Tanya Namjoon Berniat duduk di samping Jongin sebelum suara seseorang yang memanggil nama Jongin

Oh Sehun

"Namjoon-ah ,aku keluar dulu yah" ucap Jongin tersenyum kecil meninggalkan Namjoon yang menatap punggung Jongin yang keluar dari perpustakaan

TIME (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang