“Ternyata gini dunia manusia. Panas banget ya, gak kayak di hutan.”
Joy menjawab dengan suaranya yang tidak akan bisa dikontrol,“Hutan juga panas anjerrr!!”
“Tapi kan kadang kadang doang bagonggg!!” balas Jisoo tak kalah nyolot.
Rose menggaruk garuk kepalanya bagian belakang menatap kedua manusia berisik itu dengan wajah super tablonya tapi tetap cantik,“Kalian ributin apasih? Kalo panas mah api. Kenapa jadi ributin hutan panas?”
“BODO AMAT!” sahut Jisoo dan Joy secara cepat dan kompak.
Wendy menatap malas ketiga adiknya itu. Ia menepuk bahu sang kakak tertuanya yang juga tampak tidak peduli dengan keributan adik adiknya itu,“Kak. Gimana rumahnya?”
Irene menoleh,“Beres.”
Wendy mengangguk singkat.
“Ajak yang lain.” titah Irene datar. Gadis itu langsung melangkah begitu saja tidak memedulikan adik adiknya yang masih mengomentari dunia manusia.
Wendy menurutinya. Dengan memberi petikan jaripun, ketujuh saudaranya itu langsung menoleh kepadanya.
Wendy melangkah menyusul Irene sambil berucap,“Jalan lagi.”
Merekapun menurut dan tidak banyak bicara lagi.
***
“Ayah izinkan kalian masuk ke dunia manusia.”
Joy yang paling girang dan langsung jingkrak jingkrakan saking senangnya,“Yeayyy bisa dapetin make up baru!! Dan gue mau dapetin benda bernama hengpon! Titik gak pake koma.”
Irene mendesis pelan melihat kelakuan adiknya itu. Tetapi ia kembali menatap sang ayah yang duduk dihadapannya dengan wajah tegasnya itu.
“Buat apa, Ayah?” tanya Irene mewakili kedelapan adiknya.
Ayah menghela napas,“Kondisi Bunda kalian makin parah. Dan hanya cincin suci itu yang bisa menyembuhkannya.”
“Loh cincin suci itu ada di dunia manusia, Yah?” tanya Lisa baru tahu.
Ayah mengangguk singkat,“Ayah ingin kalian mencarinya dan mendapatkannya. Ini demi Bunda kalian. Kalian gak mau kan kehilangan Bunda kalian?”
“Nggak!” jawab mereka serempak.
Ayah mengangguk sekali,“Lakukan tugas itu dengan cepat. Ayah beri kalian waktu dua bulan. Jika kalian tidak bisa mendapatkannya juga, apalagi sampai lupa dengan tugas kalian itu, Kalian tidak akan bisa kembali lagi ke dunia serigala dan... Ayah pastikan, hidup kalian akan terancam. Mengerti?”
Kesembilannya mengangguk pelan,“Mengerti, Ayah.”
Ayah mengangguk kembali,“Silahkan kalian kembali kekamar kalian masing masing.”
Kesembilannya mengangguk lalu membungkukan badannya untuk memberi hormat pada sang Raja Serigala sekaligus Ayahnya ini.
Merekapun keluar dari kamar sang Raja. Diluar, mereka saling berpandangan. Kemudian Rose bertanya.
“Tadi Ayah ngomong apa ajasih? Gak nangkep gue.”
***
“Jadi, gue harap kalian gak lupain tujuan kalian masuk ke wilayah manusia ini.” tegas Irene membuat kedelapan saudaranya mengangguk paham.
“Hm omong omong, kalian suka kan sama rumahnya?” tanya Irene menatap satu satu kedelapan adiknya dengan mata cantiknya itu.
Jisoo yang paling cepat jawab,“Nggak! Rumahnya sempit gak kayak dihutan! Kamar gue juga, masa semuanya serba pink?! Gue kan sukanya warna ungu!”
Memang. Hanya Jisoo yang paling berani berucap keras sama Irene, karena Jisoo juga yang bisa bikin Irene jinak kalau sedang marah marahnya Irene.
Irene menatap datar Jisoo,“Kalo lo mau, lo bisa ubah kamar lo sendiri.”
“Emmmmmmmmm yaudah.” pikir Jisoo lama membuat Lisa mendorong tubuhnya pelan sampai ingin jatuh.
Jisoo menengok kebelakang,“Apasih lo! Makin songong aja!”
“Abis lo nyebelin banget si, kambing!” kesel Lisa.
“Gue serigala bukan kambing, Lisa Anjing!”
“Gue juga bukan anjing, gue serigala juga, babi!”
“Gue bu—ARGHH!! Aduh sakit.” Ucapan Jisoo terpotong begitu serangan dari salah satu kakaknya sengaja diarahkan keperutnya.
Lisa tertawa terbahak bahak melihat Jisoo kesakitan,“Mampos!—AWWW SAKITTT WOI!!” ternyata serangan itu juga menyerang perut Lisa.
Dan kini Jisoo balik menertawainya meski masih merintih rintih.
“Siapa si?! Maen nyerang aja, sat!” tanya Lisa kesal menatap saudara saudaranya.
“Gue. Kenapa? Mau nyerang balik?” kata Seulgi dengan datarnya. Semuanya datar kek tembok baru dicat.
Jisoo sama Lisa malah cengengesan,“Nggak kok nggak. Hehehe.”
Diam diam, Irene tersenyum tipis melihat kedua adiknya yang gak pernah akur itu. Sampai Wendy saja yang menyadarinya, karena yang lain masih sibuk nahan tawa melihat Jisoo sama Lisa.
“Udah udah. Sekarang kalian balik gih kekamar masing masing.” perintah Irene.
Merekapun kompakan membungkukan badan kepada Irene,“Terimakasih Kak. Selamat malam.”
***
a/n:
gimana? lanjut apa unpub aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
wolves | blackvelvet
Fanfiction"AUUUUUUUUU." Jika kalian mendengar auman itu, apa yang ada dipikiran kalian? Apa kalian pernah berfikir bahwa auman itu sebenarnya ada kaitannya dengan manusia? Dan apa kalian juga pernah berfikir kalau di dunia ini ada manusia yang bisa berubah me...