“Pokoknya kita harus rebut cincin itu secepetnya! Kita udah nemuin itu!”
Irene berjalan pelan bolak balik didepan delapan adiknya, sedang berfikir. Tidak semudah itu untuk merebut cincin suci itu, Irene masih ingat betul pertengkaran dirinya bersama Jisoo, Seulgi dan lelaki berkulit tan tadi disekolah.
“Eh iya, itu kan cincin sucinya!” kata Seulgi membuat Irene makin memandang lekat lekat cincin suci dijari telunjuk pemuda dihadapannya ini.
Si pemuda itu mengernyit terheran heran,“Liat apasi lo pada? Kok arah pandangnya ke bawah si? WAH WAH LO YA BETIGA GALAK GALAK TAPI MESUM YA?! ASTAGHFIRULLAH!”
“Apasi tolol.” hardik Irene lempeng. Gadis itu memandang pemuda itu dengan datarnya,“Mending lo kasih cincin itu ke kita. Itu punya kita!”
“Dih apaan lo! Ini cincin pemberian almarhumah ibu gue! Cantik cantik kok ngaku ngaku. Mau jadi maling ya lo?” kata si pemuda tan itu tak santai.
Jisoo jadi ikutan ngegas,“Sembarangan lo kalo ngomong! Dasar item! Siniin deh cincinnya, itu punya kita!”
“Beneran gak waras lo semua ya? Masih SMA udah belajar jadi maling. Gosa ngaku ngaku!”
“Eh maling tuh mencuri bukan ngaku ngaku! Mana ada maling ngaku, goblok!” balas Seulgi yang sudah tak sabar ingin merebut cincin itu. Meskipun ia punya kekuatan tersembunyi, ia tak bisa merebut cincin itu karna di wilayah serigala tidak diizinkan untuk merebut barang manusia secara diam diam. Tidak tidak, sebenarnya boleh saja sih. Tapi masalahnya, kekuatan Seulgi tidak untuk merebut barang orang, tapi untuk menganiaya orang diam diam. Dan saudaranya yang lainpun tidak ada yang punya kekuatan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
wolves | blackvelvet
Fanfiction"AUUUUUUUUU." Jika kalian mendengar auman itu, apa yang ada dipikiran kalian? Apa kalian pernah berfikir bahwa auman itu sebenarnya ada kaitannya dengan manusia? Dan apa kalian juga pernah berfikir kalau di dunia ini ada manusia yang bisa berubah me...