Ribut

960 122 2
                                    

"KAK IRENE!! HUAAAA JOY JAHAATT HUHUHU"

Irene keluar dari dapur dan menghampiri adiknya yang baru saja masuk rumah dengan keadaan berantakan,"Yaampun Rose lo abis ngapain?"

Rose menangis sedih sambil berjalan lesu ke arah tempat duduk di ruang tamu, diikuti Irene yang juga duduk disebelahnya.

"Kak, Joy sangkutin aku di pohon. Baju aku robek gara gara nyangkut di ranting pohon pas aku pengen turun, terus aku juga jadi nyungsep ke rumput gara gara gak tau kalo baju aku nyangkut dan akhirnya jatoh dengan keadaan tidak diinginkan. Huhuhu Kak Rene, hukum Joy pokonya!! Liat ini Rose udah kayak orang hutan!" oceh Rose menangis tersedu sedu.

Irene menghembuskan napas lelah mendengar cerita Rose barusan,"Joy tuh bener bener ya! Yaudah, lo bersihin badan lo dulu tuh. Nanti kalo Joy dah pulang, gue hukum dia."

"Aaa makasih Kak Rene, lopyu." kata Rose sambil memeluk Irene manja. Setelah itu pergi menuju kamarnya.

Irene menyandarkan punggungnya ke sofa lalu pikirannya kembali mengingat cincin ditangan lelaki menyebalkan itu.

"Gue harus cepet cepet ngelakuin rencananya, biar Bunda gak lama nunggu." bantin Irene.

"Lis, gue gak mau tau lo harus ambil sempak gue sekarang juga!! Itu sempak satu satunya anjir Lis, gue belom beli lagi. Sekarang aja gue gak pake sempak ya!"

Irene mengarahkan pandangannya ke sumber kegaduhan lalu memandangi kedua orang yang sedang ribut dengan santai.

"Apasi Jis, gue gak sengaja! Emang burungnya yang kegenitan pengen pake sempak lu kali." elak orang itu.

Mereka adalah Jisoo dan Lisa. Keduanya sedang ribut di tangga. Lisa yang menuruni tangga dengan santai dan Jisoo yang menyusul di belakangnya dengan menuruni tangga sedikit cepat.

"Ya mana ada burung pake sempak manusia! Emang lonya aja yang ngeselin, bego, gak punya otak, lempar lempar sempak gue segala sampe keluar!" cerocos Jisoo yang masih berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Lisa.

Lisa melangkah santai mendekati Irene dan mengambil duduk disebelah kakak tertuanya itu,"Kalo lo gak cekek gue, gue gak bakal lempar sempak lo. Sakit nih leher gue kena kuku serigala lo."

Jisoo ikut mengambil duduk disebelah Irene. Jadi, posisinya Irene ada di tengah tengah kedua orang itu.

"Ya maap, abisnya lo nyebelin si!" kata Jisoo.

"Kak Rene, omelin Lisa dong. Masa sempak gue di lempar keluar sampe kebawa terbang sama burung dara." rengek Jisoo pada Irene dengan nada manjanya.

Irene menatap datar Jisoo,"Lo bisa beli lagi Jis."

"Tapi kak... Gue butuh sekarang, itu sempak satu satunya, Kak."

Irene merogoh saku celananya, lalu menyerahkan dua lembar uang seratus ribuan kepada Jisoo,"Lo beli sekarang. Abisin aja itu, beli yang 15 ribu dapet 3 aja biar banyak. Sekalian buat yang lain."

"MANA ADA SEMPAK JAMAN SEKARANG 15 RIBU TIGA SIH KAK RENE???? Meskipun gue baru masuk dunia manusia, tapi gini gini gue tau ya berapa harga sempak manusia satunya."

"Yaudah sih beliin aja itu 200 ribu intinya. Susah amat." celetuk Lisa yang muak denger suara Jisoo.

Jisoo mendelik padanya, kemudian berdiri dan menatap Lisa tajam,"Bacot lo bau!"

"Yaudah gue beli dulu ya Kak Rene. Bai." pamit Jisoo yang hanya diangguki oleh Irene.

Kini tinggal Lisa dan Irene. Keduanya diam selama beberapa saat.

"Gimana kalo besok kita mulai mantau Mino, kak? Kita gak bisa nunda nunda terus, waktu kita udah gak lama lagi." tiba tiba suara Lisa menghapus keheningan diantara mereka.

Irene menoleh padanya,"Gue juga pengen begitu si. Yaudah, nanti lo bilangin yang lain ya. Gue mau ke kamar, ada yang harus gue omongin ke Ayah."

"Sip." Lisa mengacungkan jempolnya dengan cengiran lebarnya.

Kemudian Irene sudah hilang saja dari sana dengan keahlian melesatnya. Kini Lisa hanya sendiri, ia jadi bete. Ia menyalakan televisi di depannya menggunakan remot. Meskipun mereka manusia serigala, tapi mereka tidak norak kok dengan kehidupan manusia. Kecuali tentang handphone, mereka bahkan belum ada yang mempunyai handphone. Bahkan Joy pun yang sangat menginginkan benda canggih itu, masih belum sempat mencari dan membelinya.

"HELLO EPRIBADEHH??"

Mendengar pekikan cempreng itu membuat Lisa menutup telinganya dengan kedua tangan lalu memandang seseorang yang kini nampak sedang melangkah riang tanpa menyadari adanya Lisa disana.

"Woi berisik!" omel Lisa membuat orang itu menoleh padanya lalu tersenyum lebar dan dengan tidak berdosanya melompati sofa besar yang Lisa duduki yang langsung mendarat tepat di samping Lisa.

"Lis, gue seneng banget."

Lisa menatapnya malas,"Ya terus?"

"Tanya dong, karna apa gitu." pintanya.

"Hm, karena??" hela Lisa malas.

"Satu, karena gue udah nyobain mie ayamnya makanan enak menurut manusia. Dua, karena gue udah dapetin hengpooooonnnnn aaaaa seneng banget. Anjir ini keren banget Lis sumpah!" celotehnya sambil memamerkan sebuah benda persegi pada Lisa.

Lisa mengambil benda itu lalu membolak balikan benda itu dengan kernyitan didahinya,"Ini yang kata lo namanya hengpon itu?"

Joy mengangguk semangat,"Iya. Itu dia. Keren kan Lis? Pokoknya lo sama yang lain juga harus punya hengpon, biar gampang berkomunikasinya."

Dengan wajah sengaknya, Lisa melempar benda hengpon itu ke arah Joy sambil berkata,"Gak minat."

Hengpon itu mengenai jidat Joy yang membuat Joy menjadi memekik sakit, ia pun menabok lengan Lisa dengan kesal.

"Sakit, goblok! Untung hengpon gue gak kenapa napa. Tapi ya Lis, pas gue beli benda ini, abang abangnya masa bingung sama gue. Ternyata katanya gue salah nyebut, seharusnya hape katanya. Tapi gue gak mau, soalnya udah nyaman sama sebutan hengpon." ucap Joy tanpa napas.

Lisa memutar bola matanya jengah,"Lo tuh berisik. Dah sono mandi, bau asem anjir."

"Jadi lo gak tertarik sama hengpon gue?" tanya Joy kecewa. Lisa menggeleng santai lalu mengganti saluran TV.

Joy berdecak kesal. Ia pun pergi darisana meninggalkan Lisa sendirian dan menaiki tangga menuju kamarnya. Namun saat menginjakkan kakinya di lantai dua, Joy bertemu pandang dengan Rose yang kepalanya dililit handuk.

"Kak Ireneeee!!! Ini Joy udah diomelin beloommm???" teriak Rose dengan suara cemprengnya.

"BELOM. NANTI AJA. JANGAN GANGGU." balas Irene, diakhiri sedikit ketusannya.

Joy memasang wajah julid,"Hih bocah ngadu!" ketus Joy kemudian melangkah pongah memasuki kamarnya yang ada di sebelah kamar Rose.

Rose menatapnya sinis,"Bocah bocah! Lo tuh kayak bocah!" kemudian Rose berpikir.

"Bocah tuh apa ya?"

Kambuh deh Rose:)

***

a/n:
hellooooooo
kangen g?
ga ya? yauda makasi.

btw, apa msh ad yg nungguin cerita ini?
gada ya? yauda makasi.

gais, aku pengen bikin cerita blackvelvet lg tp bingung cerita apaan TT
ad saran?

jangan lupa vote coment trs ya, biar aku semangat lanjutinnya:(

jgn lupa jg streaming the albumnya blackpink, mau tau dong, favorit klian yg lagu apa? klo aku sih semuanya fav TT ya gmn, enak bgt lagunya semua:( tp mungkin yg plg kusukak, you never know sih:') oke byeeee

wolves | blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang