Mino

2.1K 208 20
                                    

Irene menatap datar adik keenamnya siapa lagi kalau bukan Rose Anathasa. Dan Rose hanya menunduk tak berani menatap sang kakak tertuanya yang sepertinya siap memberi omelannya.

"Lo hampir bikin heboh satu sekolah tau gak?"

Rose hanya diam tak berani menjawab.

Irene berdecak keras,"Gue rasa lo gak tuli. Jadi, jawab pertanyaan gue barusan, Natha."

Nah, kalau sudah manggil nama belakang kayak gini, pasti Irene sedang marah banget. Meskipun marah dia tuh kadang tidak diperlihatkan secara jelas.

Rose menjawab pelan,"Iya tau. Maaf kak. Gue gak bisa ngontrol diri."

"Gue gak mau tau, setelah ini gue gak mau kejadian kayak gini keulang lagi. Bisa bisa rahasia kita kebongkar tau gak?!" seketika suara Irene menjadi tinggi membuat kedelapan adiknya menunduk dan menganggukan kepala takut takut.

Irene menghembuskan napas kasar,"Yaudah. Sekarang kita balik ke sekolah."

"Eh bentar kak, gue cium bau manusia dideket sini." sergah Lisa yang memang indra penciumannya lebih tajam dari kakak kakaknya yang lain.

Semuanya membelalakan mata.

"Jangan jangan..." ucapan Irene tergantung saat ada suara seseorang yang sedang berbincang dan arahnya seperti menuju kearah tempat mereka berada.

"Loh? Ada orang?" seketika kesembilannya menoleh secara kompak ke sumber suara.

"COWO CINCIN!" pekik Jisoo dan Seulgi barengan. Irene hanya diam dan menajamkan tatapannya pada si cowok berkulit sawo matang itu.

Cowok yang disebut cowok cincin dengan Jisoo dan Seulgi membelalakan matanya saat sadar bahwa dia bertemu lagi dengan cewek gak jelas yang ia temuin beberapa hari yang lalu.

Sedangkan cowok lain yang ada disebelahnya memandang kearah gadis gadis dihadapannya dengan pandangan memuja.

"Subhanallah geulis geulis ini seperti bidadari yang diturunkan dari Allah buat dijadikan istri istriku dimasa depan kelak." ucap cowok itu.

Cowok cincin yang ada disebelahnya dengan ringan tangan menggaplok wajah cowok disebelahnya,"Jangan alay lo, bambang!!"

"Kurang ajar maneh, Mino item." omelnya kesal pada si cowok cincin.

"Ternyata nama si cowok cincin itu Mino." batin seulgi.

"Oh Mino namanya." kata irene dalam hati.

"Gue mah item tapi manis. Lah elu dower." balas Mino tak mau kalah.

"Bacot." umpat teman Mino yang dibilang dower.

Mino menatap kesembilan gadis bermuka tembok ini dengan tatapan mengintimidasi,"Kalian cantik cantik mainnya di kebon? Ngapain... Hayooooooo??"

Temen Mino ikutan ngegoda kesembilan gadis cantik itu,"Hayooo ngapain....??"

"Diem aja deh lo, Bam. Ikut ikut aja." Mino masih aja tidak suka dengan temannya yang ternyata bernama Bambam ini ikut omong.

Bambam mencebikan bibirnya.

Irene memutar bola matanya malas. Tidak mempedulikan kedua pemuda itu. Ia menatap kedelapan adiknya memberi isyarat agar pergi menjauh dari dua cowok tidak jelas itu.

Tetapi Joy menyoleknya,"Itu cincinnya ya kak? Perlu gue yang rampas gak?"

Irene menatap cincin yang tersemat dijari telunjuk Mino, setelah itu menatap Joy lagi dan menggeleng,"Gak usah. Nanti aja, sesuai rencana."

Setelah itu, kesembilannya berlalu begitu saja membuat Mino memandang kepergian para gadis itu dengan pandangan sengak,"Yaelah sombong banget si lo semua! Mentang mentang gak gue kasih cincin gue, musuhin gue. Fine!"

"Eh Bambang! Mau ngapain lo?!" sewot Mino saat si Bambam dengan wajah berserinya menyusul si kesembilan gadis itu.

Bambam menoleh ke Mino dengan raut yang berubah menjadi tertekuk,"Kejar bidadari bidadari gue lah, Min. Apalagi coba? Ah lu mah."

"Eh lo belom kelar nemuin konci motor lo, kalo perlu gue ingetin."

Bambam menepuk jidatnya,"Lupa gue. Yaudah yok lanjut cari."

"Lo si aneh aneh aja jalan kaki tapi nenteng nenteng konci motor, biar apasi anjir?" heran Mino sambil menyusul Bambam yang sudah melangkah.

"Ya namanya juga gara gara pengen dikejar kejar sama emak gue yang super garong, gak keburu kebawa motornya. Gue keburu ngibrit duluan." sahut Bambam dengan lesu.

"Hadeuh nyusahin. Untung lo adek kelas gue, kalo nggak-"

"Apa? Gak ikhlas banget si bantuinnya. Lagian gue ini bukan adek kelas lo doang, gue ini sobat lu dari SD." potong Bambam.

"Yayayaya oke seterah. Baperan banget kea anak perawan."

•••

a/n:
mino yaa hmmm. mulai ditandain nih wkwkwk.
jan lupa vote sama comentnya gais! aku butuh tau:(( kalian mah sider mulu heran:(
okedeh stay at home ya gais, baibai.

btw gais, ak ad cerita bru buat blekpelpet. mau di up ga gais? komen ya ehehe. judulnya dijodohin. bru ad 3 part si, tapi klo mau bsk ak up:)

wolves | blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang