chapter 1

6 3 1
                                    

   Sinar matahari memasuki celah tirai yang ada didalam kamar gadis yang masih setia bergumul pada kasur dan gulingnya

"Hoaamm", melirik sekilas pada jam yang ada diatas malas. "Astaga aku lupa ada janji!" Ia pun segera bersiap-siap untuk pergi dengan seseorang.
.
.
.
Suara derap langkah kaki ditangga menggema keseluruh ruangan. "Aduh Anya kau ini kenapa huh?" Tanya mama Anya yg melihat tingkah anaknya seperti orang kesetanan
"Anya lupa mah kalo hari ini Anya ada janji sama Dwi, maka--"

Cklek
Suara pintu terbuka dan muncul sesosok pemuda yang sudah siap dengan setelan baju olahraga nya. "Nya gimana? Udah siap belum?" Ya itu Dwi pemuda yang menjadi teman Anya sejak kecil sekaligus tetangga sebelah rumah. Jadi jangan heran kalo mereka masuk rumah langsung nyelonong seenaknya.

"Eh nak Dwi, sarapan dulu sini bareng Anya" ucap mama Anya
"Ngga usah Tan, tadi Dwi udah sarapan dari rumah. Tapi kalo ada Dwi mau dibikinin kopi nya, hehe ngga ngrepotin kan Tan"
Mama Anya hanya tertawa kecil "iya ngga kok, orang kamu aja udah Tante anggep anak sendiri"
.
.
.
"Kamu sebenarnya mau ngajak kemana sih?" Tanya Anya memecah keheningan yang terjadi sejak dari rumah Anya tadi.
"Sebenarnya mau ngajak jalan-jalan ke taman sih sambil naik sepeda kayaknya seru" jawab Dwi yang sangat berantusias
"Baiklah ayo!"
.
.
.
Mereka berdua mengitari taman menggunakan satu sepeda, orang mengira mereka adalah pasangan serasih tapi kenyataannya mereka adalah sahabat masa kecil. Selama ini Dwi tidak mengetahui bahwa Anya mengaguminya sejak lama.
.
.
.
.

Pukul 10.30 mereka telah sampai dari rumah.

"Sepertinya besok aku tidak bisa menjemputmu seperti biasa" ucap Dwi
Anya mengernyit bingung "kenapa?"
Dwi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, entah kenapa dirinya merasa aneh "i-itu besok aku harus menjemput seseorang".
Anya merasa janggal, ada apa dengan sahabat nya ini?. Anya mulai mengerti mungkin Dwi ingin berteman dengan yang lain. Ya, selama ini Dwi dan Anya selalu bersama maupun dirumah ataupun disekolah.
Anya tertawa untuk memecah suasana tegang saat ini "sudahlah biasa saja, tidak usah takut begitu, besok aku naik bus saja tidak apa".
Dwi tersenyum dan melambaikan tangannya "yasudah maafkan aku ya, sampai bertemu besok"
Anya hanya bisa menunduk tersenyum kecut

"seseorang ya?"

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang