Aduhai Dewan terhormat,
posisimu begitu angker dan keramat,
susah sampaikan aspirasi rakyat,
karna banyak yang tidur saat rapat.
Tapi gajimu berapa pejabat?
Kenapa malu dan menutup rapat?
Bukankah kau disumpah untuk amanat?
Menata diri dan argumetasi hebat,
agar kau tak sambat dan khianat.Aduhai ku melihat kompas hari ini,
kuamati tiga deret dijit gaji,
untuk para Dewan daerah de-ka-i,
menggetarkan sendi-sendi misqueen ini,
kubayangkan berapa ya gaji de-pe-er er-i?
Tapi apa ada dampak kerja yang berarti?
Mari diintrospeksi dan direnungi.Mereka digaji,
jadi pantas kita kritisi,
apalagi progres kerja nasional tidak selesai,
er-u-u pe-ka-es sejak lama tidak usai,
eh malah ujuk-ujuk kapeka dibantai,
tapi komentar di media menderai-derai.
Aduhai nian anggota dewan ini,
bikin ku semakin memikirkan negeri,
padahal untuk itu, aku tidak digaji,
ah biarkan aku fokus kais rezeki.Hai kawan dan wartawan,
sudah saatnya anggota dewan ditekan,
diawasi dan transparansi data diterapkan,
progres kerja dan publikasi harus dilaporkan,
di media online, majalah, dan koran-koran,
agar bisa dianalisa terbuka oleh ilmuwan.
Bukankah sekarang eranya data dan keterbukaan?
Biarlah kebenaran diuji di tengah peradaban,
demi peraturan yang baik dan maju kedepan.Jakarta, 15 September 2019
– mhyBlog: https://mheriyanto.wordpress.com/2019/09/15/gaji-dewan/