Nafsu Akut Berkuasa

10 1 0
                                    

Belakangan banyak fenomena,
mulai prahara operasi plastik Ratna,
sampai tarik-ulur definisi bendera.
Digoreng oposisi-petahana serta liputan media,
menggelorakan nafsu akut berkuasa,
karena pemilu akan tiba.

Permasalahan kecil biasa,
dijadikan isu besar bak bencana.
Goreng isu dibumbui hoax sampai jadi sara,
jadi hal biasa lumrah adanya.
Padahal rawan memecah-belah bangsa.

Kita hidup di katulistiwa,
tempat ring of fire rawan bencana.
Bencana malah digoreng seenaknya,
menyalahkan berbagai pihak diluar sana,
dijadikannya isu untuk menggulingkan penguasa.
Bukan introspeksi diri dan berangkulan bersama.
Apa ini sebab marahnya Pencipta semesta?

Akhirnya disetiap pesta gorengan dihentikan,
semua pihak cuci tangan,
tak mau bertanggung jawab malah berpangku tangan.
Kasihan pihak minoritas itu terpinggirkan,
jadilah cuci piring sendirian,
dituntut mempertanggungjawabkan sendiri perbuatan.

Semua isu dikaitkan dengan agama,
Tuhan dibawa-bawa nafsu berkuasa.
Semua masalah solusinya ganti penguasa.
Beda pilihan politik dikira mendustakan agama,
padahal itu semua,
bagi politikus, menyalurkan syahwat berkuasa,
bagi rakyat, hanya perayaan lima tahun semata.

Penguasa sah, bertindaklah bijaksana.
Rakyat jelata bisa bedakan mana kerja,
mana yang hanya hoax atau bualan saja.
Bekerjalah dengan jujur dan bersih,
jangan buang energi untuk hal yang tak pasti.
Berkatalah yang bisa diteladani,
agar komisi etik dan kapeka tak menghantui.

Efek bernafsu akut untuk berkuasa,
adalah menghalalkan segala cara,
lupa meletakkan kemaluan entah dimana.
Efek membenci orangnya,
bukan malah sifat buruknya,
adalah tak tahu ditaruh dimana itu muka,
meski kemaluan diumbar kemana-mana.

Jakarta, 10 November 2018
– mhy

Blog: https://mheriyanto.wordpress.com/2018/11/10/nafsu-akut-berkuasa/

Opnis SikoworTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang