SATU || DETIK

1.1K 35 9
                                    

Gadis yang masih berbaring di atas kasurnya mengedarkan pandangan menatap seluruh isi kamarnya.

Cuma ada satu kata, untuk kamar gadis ini. BERANTAKAN!!

Jika pada umumnya kamar seorang gadis identik dengan kerapian dan kebersihan. Berbeda dengan gadis ini, sejak sepuluh tahun yang lalu. Tirai jendela besar di kamarnya tidak pernah dibuka selama sepuluh tahun terakhir. Kamarnya berantakan akibat ulah nya yang semalaman mencari-cari album keluarganya yang entah dimana ia letakkan. Karena itulah, kamarnya menjadi sangat berantakan sekali.

Gadis yang masih berbaring diatas kasur nya ini menarik nafas panjang, lalu melempari selimut nya kesembarang arah. Ia berjalan asal menabrak barang-barang yang berserakan di atas lantai. Namun bukan masalah buatnya dan dia tidak perduli sama sekali dengan kondisi kamar ini yang lebih mirip seperti kapal pecah atau gudang.

Ia menarik sebuah handuk yang tergantung di dinding dan masuk kedalam kamar mandi.

∞∞

Sekarang gadis itu sudah memakai seragam SMA lengkap, Ia turun dari kamarnya. Langkah demi langkah ia tapaki menuruni anak tangga.

Terlihat Bi Hanum yang tengah sibuk menyiapkan sarapan di meja makan

" Pagi Bi Hanum "

" Pagi Non "

Gadis itu menarik sebuah kursi dan mulai melahap sepotong roti coklat yang telah di siapkan Bi Hanum.

" Papa nggak pulang lagi Bi? "

Bi Hanum menundukkan kepalanya " Enggak Non "

Gadis itu menganggukkan kepalanya mengerti, ia menegukkan susu coklat nya sampai habis " Senja, berangkat dulu ya bi " ia menyalimi Bi Hanum dan segera berlalu pergi keluar rumah

Diluar rumah terlihat Kang Ujang, supir yang selalu mengantar nya kemana-mana. Kang Ujang tengah sibuk mengelap-ngelap mobil dengan sambil bernyanyi

" Pagi Kang Ujang "

" Eh, Non. Pagi juga Non Senja " Kang Ujang menurunkan sedikit kepalanya ketika menyapa Senja

Lalu ia membuka pintu mobil, dengan cepat mobil melaju meninggalkan perkarangan rumah. Menyusuri jalan Kota Jakarta yang penuh dengan drama kemacetannya.

Senja menempelkan kepalanya dikaca jendela mobil, mata nya terus memandangi jalanan yang sibuk, suara klakson dimana-dimana, bukannya menganggu tapi itu seperti alunan yang setiap pagi mengiringi perjalanannya menuju sekolah.

Senja Ayunindya Handoyo, gadis cantik bermata kecoklatan dengan rambut panjang tergerai. Hari ini adalah hari pertama ia memasuki bangku SMA, setelah MOS ( Masa Orientasi Siswa). Jika kebanyakan orang terlihat antusias ketika memasuki sekolah. Namun tidak dengan gadis ini, dimata Senja, semesta ini hanya dipenuhi oleh orang-orang jahat. Begitupun, Papa dan Mamanya. Senja kecil yang menggemaskan harus rela berderaikan air mata setiap harinya.

Tidak ada lagi senyuman yang menghiasi wajah cantik nya sejak ia berusia sepuluh tahun, rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman malah menjadi tempat paling menakutkan baginya.

Sejak kecil, keinginan terbesar Senja hanya ingin memeluk Papa dan Mamanya. lalu mengatakan

"Senja, sayang sama papa dan mama "

Pada awalnya, semua berjalan baik-baik saja dan bahkan sangat membahagiakan. Keluarga yang harmonis dan penuh kenyamanan. Tangan kecil yang selalu disambut lembut oleh sosok bidadari tak bersayap dimatanya. Tak lain adalah ibunya sendiri.

Senja & Fajar [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang