Dua Belas || Kamu Khawatir?

248 14 8
                                    

- Aku memang khawatir, khawatir jika tidak bisa melihatmu lagi. Aku bisa apa tanpamu? "

 Aku bisa apa tanpamu? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


∞∞


Tadinya Senja sempat ingin meminta Kang Ujang untuk menjemput, namun Fajar menolak. Katanya sudah larut malam dan takut merepot kan kang Ujang. Jadi, sekarang mereka berdua sedang berjalan di trotoar disambut angin malam yang sangat dingin.

Jalanan terlihat cukup sepi, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan mereka malah memilih berjalan dipinggir jalan seperti ini. Belum ada niatan untuk memanggil taksi atau mungkin belum ada niatan untuk pulang barang kali.

" Mau bakso? " tanya Fajar dan dibalas anggukkan dari Senja tanpa menjawab

Terlihat diseberang sana ada warung bakso yang masih buka dan juga sangat ramai dipenuhi pengunjung.

" Pak, bakso nya dua ya "
" Makan disini atau dibungkus? "
" Makan disini aja pak "
" Siap mas, tunggu sebentar ya "

Fajar menarik sebuah kursi didepan Senja yang lebih dulu mengambil posisi duduk disalah satu meja. Dari rumah sakit tadi Senja bertanya namun Fajar tidak menjawabnya.

" Lo kenapa sih? "
" Kenapa apanya? " tanya Fajar balik, ia tidak mengerti maksud pertanyaan Senja yang tiba-tiba

" Itu, dari tadi juga gue tanya " Senja memasang wajah kesalnya, seperti nya Senja tidak pandai menyembunyi kan wajah khawatirnya " Lo tu tadi parah banget tau nggak, bayangin gue ngeliat lo terbaring dijalan dengan berlumuran darah gitu "

" Nggak berlumuran juga kali, Nja " Fajar tertawa kecil

Entah apa yang lucu, justru tawanya membuat Senja semakin kesal. Jelas-jelas tadi Fajar seperti mayat yang terbaring di tengah jalan.

Membayangkan nya saja sudah ngeri, apalagi Senja yang melihat langsung.

" Gue serius, liat kondisi lo sekarang " Senja menunjuk wajah Fajar " Luka dimana-mana, liat dong Fajar itu muka lo udah babak belur gitu. Belum lagi tangan lo itu "

" Lo berantem atau dikeroyok? " lanjut Senja

" Gue kecopetan tadi dijalan " jawab Fajar seadanya " Lagian, gue juga nggak apa. Jangan khawatir gitu "

" Idih, siapa yang khawatir? " elak Senja sambil memutar kedua bola matanya

" Lo, keliatan banget lo khawatir sama gue " Goda Fajar sambil memaingkan matanya

" Enggak ya! Bukan urusan gue jadi ngapain gue khawatir "
" Tapi dari tadi lo nanyain terus "

Senja memilih diam sambil membuang wajahnya melihat jalanan. Malas melayani Fajar entah ia bingung harus menjawab apalagi.

Lagi pula, kenapa juga dia harus khawatir. Iyakan?

Tapi, siapa yang tidak akan khawatir jika menemukan seseorang yang dikenal sedang terbaring dijalan dengan banyak luka serta darah.

Senja & Fajar [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang