"Nak Taehyung! Ini lagi!"
Taehyung noleh dengan mulut yang gembung penuh, natap dengan bola mata bulatnya ke Mama yang antusias sambil bawa satu kantong ciki ciki lagi.
Taehyung kunyah cepat cepat cheetos di dalam mulutnya, tangannya goyang goyang cepat seakan nolak.
Pagi tadi, waktu langkah Taehyung menuju dapur masih oleng dan matanya burem sebab baru bangun, Mama udah siapin satu tas besar yang Taehyung langsung tau apa isinya waktu dia menampakkan diri di depan Mama; "Ini Mama siapin buat kamu. Isinya makanan ringan biar kamu bisa makan dijalan pulang nanti! Sama, air mineral juga. Stay healty, young people. Sama baju juga! Mama beli, soalnya lucu kayaknya kalo sama kamu. Ahㅡterus apa lagi, ya? Banyak pokoknya, jangan kasih Jeongguk, ya, dia bisa beli sendiri. Ini buat calon menantu kesayangan Mama!"
Sebelum Taehyung nolak halus, dia sempat ngingatin diri sendiri lagi; Mama itu bebal. Jadi, Taehyung anggukin doang sambil ucap terimakasih dengan nada kecil disela teriakan gemas Mama pagi itu.
Angkutan Taehyung ke Seoul sore itu nambah berat karena satu tas lagi. Udah cukup, walaupun tasnya yang lain dibawa Jeongguk, udah cukup segini aja. Dan ketika Mama bawa satu kantong ciki ciki yang Taehyung asumsikan kayaknya punya Somi, Taehyung harus nolak.
"Lho, kenapa ngga?" Mama nanya, dahinya langsung nambah kerutan disela kerutan alami yang lain.
"Ini udah banyak, Ma." Taehyung coba jelasin, "Udah ngga muat. Dan ini aja udah lebih dari cukup, kok, Ma."
"Oh," Mama berseru panjang, "Yaudah ambil tas lain. JEONGㅡ"
"Ma, ngga usah!" Taehyung buru buru bilang sebelum Mama teriak nama anaknya pake urat.
Jeongguk yang baru menampakkan diri sedikit naut alis, bingung, sebelum ambil tempat berdiri di samping Taehyung.
"Kenapa ngga?" Mama tanya lagi.
"Ini beneran udah cukup, kok, Ma! Malah mungkin kayaknya masih ada sisa sampai ke Seoul nanti." Taehyung ketawa kikuk di akhir kalimatnya.
"Beneeer?" Mama tanya lagi.
Taehyung angguk seketika pengen buat Mama yakin. Walau harus nunggu sekian detik, akhirnya Mama angguk. "Yaudah, deh." Bilangnya.
Akhirnya, Taehyung bisa bernafas lega.
"Udah mau pergi, kan?" Raut Mama berubah lagi, kini gurat khawatir keliatan. "Nanti telat, lho."
"Iya, ini mau pergi, kok." Taehyung bilang, sedikit natap Jeongguk yang sama siapnya dengan dia.
"Sini sini, peluk kecup dulu anaknya Mama."
Untung Jeongguk ngga cepat cepat melangkah, sebab syukurlah tadi logikanya ngalir cepat, ngingatin kalo lagi begini, anak yang dimaksud ya Taehyung, Jeongguk mah apa atuh.
"Muah, muah!" Mama bilang sambil kecup gemas pipi Taehyung.
Papa yang senyum di samping istrinya kini nepuk bahu Taehyung beberapa kali, senyumnya melebar waktu Taehyung tepat berada di depannya.
"Papa juga mau kecup manja, dong~"
Dan Jeongguk tarik cepat Taehyung.
"Big no." Katanya, buat Papa nyungging smirk dan Mama yang kekeh kecil.
Bukannya apa, Jeongguk yang notabenya anak laki-laki kandung aja jarang cium Papanya. Mungkin sampai sekarang bisa dihitung pake jari. Dan mau kecup Taehyung yang notabenya laki laki-nya? Jeongguk ngga bersedia.
"Canda, Ucok." Papa bilang, sementara Jeongguk cuman dengus kecil doang. "Eh, Dijjah pulang." Papa nunjuk ke Somi yang tadinya jalan kini berlari nyamperin Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJANGNIM? / KV
FanfictionMimpi apa Taehyung semalem sampe digebet bos sendiri. warn: +non baku +slight minyoon