040

14.9K 1.8K 140
                                    

"WOI GILA!"

Taehyung berjengit terkejut, alhasil micin yang dia pegang lepas dari tangan dan jatuh tepat di kuali, nyelimutin nasi goreng buatan dia dan Seokjin. Walau sih, yang lebih banyak berpatisipasinya Seokjin, Taehyung berpatisipasi dalam menghancurkannya aja.

"LAH LAH KOK LO JATUHIN!"

"Ya gua cemas lah, hyung tiba tiba teriak gituuu!" Taehyung manyun ngga terima.

"ITU KEBANYAKAN GOBLOK!"

Seokjin geleng geleng, buat niat ikhlas dunia akhiratnya buat bantu Taehyung jadi terselimuti sempurna sama perasaan nyesal.

"Lah, kan satu sendok?" Taehyung nukik bingung. Iya kok, Taehyung ingat dengan jelas Seokjin tadi bilang begitu.

"UJUNG SENDOK TEH, TAEHYUNG. TEEEH! BUKAN MAKAN!"

Taehyung melongo sendiri, "Emang beda, ya?"

Seokjin pengen push up dilantai tiba tiba, gatau kenapa.

"Gua ngeteh pake sendok ini loh," Taehyung angkat satu sendok makan yang ada digenggamannya.

Seokjin tepok jidat.

"Nah ini." Tiba tiba orang ketiga nyaut, "Akibat kebanyakan micin jadinya macem lu."

Taehyung natap ngga terima. "Lagian nih, ngapain lo ikutan juga sih, Gyu?"

Mingyu ketawa sinis, "Tak lain dan tak bukan, gua tim ngabisin makanannya. Gratis kan?"

"Yaudah nih makan," Seokjin bilang, nunjuk nasi goreng yang micinnya tak kalah banyak, "Nasi goreng extra micin."

Mingyu bergidik ngeri. "Itu mah bukan nasi goreng extra micin. Tapi micin extra nasi goreng!"

"Jadi, gamau?"

"....Yaudah, asal gratis."

Taehyung cengo. "Generasi micin, dasar."

"NYADAR DONG BAMBANG!"

[][][]

"Besok aja lagi, ya?" Seokjin bilang habis natap jam dinding.

Taehyung langsung mendelik, ngabaikan jam dinding yang nunjukin jam tujuh malam, yang artinya udah kurang lebih enam jam dia di rumah Seokjin. Narik buru buru tangan Seokjin yang udah mau beres beres.

"Lagi, hyung!"

Seokjin melongo sebelum dahinya berkerut, "Astaga, Taehyung!"

"Please?" Bilangnya lagi, mohon sambi melas, "Katanya mau ajarin?"

"Kan udah! Ini!" Seokjin nunjuk tepat kekacauan yang udah ada di depan mata mereka. Dapur Seokjin hancur lebur macem tupperw*re pecah.

"Tapi hasilnya belum maksimal." Taehyung bilang, manyun sambil kembali nukik matanya melas.

"Ya kan belajar. Bertahap, dong," Seokjin bilang, "Lagipula ya, daripada yang awal tadi waktu lo ampir ngebakar dapur, ini udah mendingan." Jelasnya lagi, sebelum nunjuk ke salah satu orang yang kayaknya mati kekenyangan, "Kasian juga Mingyu perutnya pengen meledak gitu."

Taehyung makin nukik, mem-masa bodokan soal perut Mingyu yang bakal meledak atau melar atau cekung dan kembung, tapi balik memohon lagi, "Sekali lagi. Kali ini yang sempurna."

"Yang sempurna? Micinnya satu panci?" Mingyu nyaut.

"Berisik, Gyu!" Taehyung sela cepat cepat. Sebelum natap lagi ke Seokjin yang baru aja ngela nafas.

"Kok lu niat banget, sih?"

Taehyung gigit bibir, "Salah, ya?"

"Ngga." Seokjin bilang, "Tumben aja."

SAJANGNIM? / KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang