💖BAB 9 - Harus jadi milik gue💖

48 9 0
                                    


Happy Reading💦💦💦

Lisa sudah duduk dibangkunya sedari tadi. Kali ini dia datang cepat.Dia melamun. Melamunkan hal yang terjadi semalam. Dia tidak jadi pergi kemakam papah nya, dan dia di seret oleh sekelompok preman.
Dan tiba tiba dia tersenyumm.

"Siapa ya cowo semalem? Ganteng,keren,bjago bela diri lagi." batin Lisa masih dengan terseyum.
"Gue harus nemuin dia. Gue harus ketemu dia, gimanapun caranya. Titik! Dia harus jadi milik gue." batin Lisa sambil bergumam.

Juna yang seketika masuk, dibuat heran dengan tingkah laku Lisa pagi ini. Namun dia tidak ambil pusing. Dia duduk dibangkunya tepat di depan Lisa.

"Ihhh Cupuu, lo ngerusak mood gue tau gak!" hardik Lisa.

Juna yang duduk seketika memiringkan tubuhnya menatap Lisa dengan kening yang berkerut.

"Apa lo, jangan liatin gue deh. Gue gak suka di tatap intens sama lo. Ogah gue." ketus Lisa.

Namun Lisa seketika melihat memar yang ada di sebelah mata kiri Juna, dan untuk memastikannya lagi dia melihat tangan Juna yang di perban.

Saat Juna ingin membalikkan badan,Lisa mencegahnya.

"Ehh tunggu. Muka sama tangan lo kenapa?" ucap Lisa sambil menunjuk kearah wajah Juna.

"Gak penting buat lo." ucap Juna sambil pergi meninggalkan Lisa yang sepertinya memikirkan sesuatu.

"Itu kok kayak luka cowok semalem ya? Apa jangan jangann...arghhh enggak enggak, gak mungkin lah dia. Secara cowo semalam kan jauh beda dengan si cupu. Trus juga kan ini Jakarta, bukan Bandung." batin Lisa meyakinkan dirinya.
Dan dia kembali ke aktivitas semulanya. Melamunkan pria yang telah menyelamatkannya.

-----
"Mbak Yun, es buah dua mbak." teriak Sean dikantin. Sudah menjadi kebiasaan Sean seperti itu. Semua siswa sudah memakluminya.

"Mbak Yuyun, es buahnya dua ya mbak . Ga pake pisang," ujar siswi yang baru saja memasuki kantin. Lisa dan Zela.

"Ehh Mbah Zela, lo ngapa ikut ikut mesan es buah?  Dua juga lagi." cerocos Sean ketika mendengar suara Zela.

"Suka suka gue lah. Kita juga kepengen es buah kok." timpal Zela.

"Jangan jangan lo suka gue ya? Lo sengaja pengen sukain apa yang gue suka juga. Biar lo ngerasa cocok sama gue iya kan? Ngaku lo." ujar Sean.

"Ehh mulut lo dipelihara ya, ya kali gue suka sama lu, cakep sih iya, tapi mulut lo tuh, ga cakep" timpal Zela.

"Ohhh jadi lo pengennya mulut gue," ucap Sean dengan senyum miring.

"Ehh dasar lo. Otak mulut sama gesreknya" ketus Zela yang mulai panas oleh ucapan Sean.

Lisa yang mendengar ocehan mereka angkat bicara.
"Ehh udah Zel, jangan diladenin. Kita kesana aja. Panas gue ada si cupu pula" ujar Lisa sambil mengibaskan tangannya dan membawa Zela ke meja lain.

"Huhuyyy huhuyy gue harus masukin ini ke daftar kemenangan gue nihh. Akhirnyaa, terimakasih Dewaa" celoteh Sean sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas.

Juna yang melihat tingkah Sean menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa sih?"

"Jun. Lo harus kasih selamet buat gue. Buruannn, dalam sejarahnya gue sekolah disini, baru kali ini gue menang debat sama si Mbah Zela. Mungkin Dewa berpikir udah cukup gue mengalah sama si Mbah Zela." cerocos Sean lagi dengan membuat ekspresi haru.

"Hayuuu buruan. Selametin gue Jun,"

"Lu kena musibah apa?"

"Hah. Selametin guee. Gue gak kena musibah elahhh"

Sweet SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang