gunung misterius 12

917 20 0
                                    


Cekikan itu tambah menjadi kuat mencekik leherku. Akibatnya, aku susah bernapas.

Hampir saja aku kehabisan napas. Akan tetapi, Tuhan masih sayang pada diriku. Tiba-tiba makhluk halus itu keluar dari tubuh mas Anto yang sangat lemah.

"Kalian kenapa liatin aku segitunya?" Mas Anto baru sadar dan sedikit lemah.

"Tadi mas kemasukan," jawabku sedikit judes.

"Yang benar saja kamu, Yu," Mas Anto tampak tak percaya jika dirinya tadi sempat kemasukan.

"Tanya saja sama yang lain kalau tidak percaya," kataku sedikit kesal.

"Kok kamu jawabnya marah-marah gitu sih, Yu?" Mas Anto kembali bertanya.

"Gimana tidak mau marah coba? Tadi itu makhluk yang ada didalam tubuh mas Anto mencekik leher aku. Untung saja Dewi Fortuna masih berada diposisi ku dan Tuhan masih sayang pada diriku," omelku panjang kali lebar.

"Ya sudah, maafkan aku atas kejadian ini. Ini semua karena kelalaian ku." Mas Anto meminta maaf kepada kami semua.

"Yah sekarang kita bangun tenda untuk sementara dulu," perintah Mas Anto.

Tanpa menjawab kami segera membangun tenda untuk kami pakai beristirahat.

Tenda sudah berdiri dan api unggun sudah menyala besar. Seperti biasanya,kami duduk melingkari api unggun untuk menghangatkan tubuh kami masing-masing.

"Saya mohon agar kita semua jangan ada menghayal dan jangan mengosongkan pikiran kita. Agar supaya tidak ada celah masuk bagi para makhluk-makhluk astral" saran Mas Anto.

Kami semua mengangguk tanda mengerti.

Malam sudah cukup larut. Sekarang kami semua sudah masuk kedalam tenda kami. Namun,seperti malam pertama mataku tak bisa terpejam.

Gunung Misterius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang