14

1.2K 25 3
                                    

Gunung Misterius

Yah sosok tersebut adalah Mas Andi. Muka Mas Andi tampak penuh dengan cacing-cacing yang keluar dari hidung, mata dan telinga mas Andi.

Kuberanikan diriku untuk menegur mas Andi. Walau kutahu itu hanyalah sosok yang gentayangan saja.

"Mas Andi?" Panggilku sedikit ragu.

Tak ada jawaban dari sosok tersebut.

"Mas? Kenapa Mas masih saja gentayangan?" Tanyaku dan segera duduk disamping kiri mas Andi.

"Aku bisa tenang, Yu. Sebelum kalian semua benar-benar pergi dan keluar dari gunung ini. Sebab, para penjaga gunung ini mengincar kalian semua," Ujarnya dan segera menghilang dari pandanganku.

Sedikit terkejut sebenarnya. Namun, ku tahu bahwa sosok tersebut tak bisa lama bersamaku. Sebab, ia juga harus kembali ke alamnya.

Kembali ku masuk kedalam tenda untuk membaringkan diriku. Dan betapa kagetnya diriku ketika kulihat Novi yang sudah berselimut darah. Segara ku bangunkan seluruh teman-teman kami yang masih tertidur lelap.

"Hei bangun," teriakku sedikit kuat tanpa memperdulikan keadaan sekitar yang sangat membahayakan jika ku berteriak kuat.

Terlihat beberapa orang sudah membuka matanya dengan masih dalam keadaan setengah sadar.

" Ada apa, Yu?" Tanya salah satu anggota kami yang perempuan.

Semua mereka menatapku dengan wajah bertanya-tanya.

"Ayu, Kok kamu bangunin kita sih?" Tanya salah satu dari mereka dengan mata masih sedikit terpejam.

"Coba deh kalian lihat Novi," suruhku pada mereka semua.

Dengan malasnya mereka mencari keberadaan Novi. Dan ketika mereka melihat Badan Novi yang penuh dengan darah terkejut lah mereka semua. Mata yang tadinya masih setengah terpejam kini melotot tak percaya.

Dengan sigapku segera berlari menuju tenda para cowok, untuk membangunkan mas Anto.

"Mas, Mas?" Teriakku ketika sudah masuk kedalam tenda mereka

Sedikit tersentak kaget mas Anto langsung bangun dengan segera mengucek matanya.

"Ada apa, Yu? Kok teriak-teriak?" Tanya mas Anto.

"Itu mas, Novi. Novi mas," jawabku

Semua para cowok sudah terbangun dan menyimak pembicaraanku dengan mas Anto.

"Coba kamu tenang dulu. Terus ceritain Novi kenapa?," Suruh mas Anto.

Kutarik napas Panjang-panjang dan ku hembuskan kembali. Kulakukan itu sebanyak 3 kali sebelum aku menceritakan Kejadian ini kepada Mas Anto.

"Novi mas, badan novi penuh dengan darah mas," ucapku yang membuat kaget seluruh mereka yang berada di dalam tenda.

Dengan segera mas Anto segera berlari keluar dari tenda mereka untuk menuju tenda kami dan disusul oleh aku yang berada di belakang mas Anto. Serta teman-teman yang lainnya di belakangku.

Saat baru sampai didepan tenda kami
Mas Anto tampak sangat terkejut. Sebab, bagaimana bisa Novi yang sedang tertidur nyenyak tiba-tiba badannya sudah penuh darah.

"Mas sepertinya disamping Novi sekarang ini ada sosok makhluk halus yang sudah membunuh Novi," bisik Yahya salah satu teman pendaki kami yang mempunyai Indra keenam atau kemampuan khusus sama seperti Andri.

Bisikan Yahya masih bisa kudengar.  sebab, aku berada di belakang mereka berdua.

"Coba tolong kamu bersama Andri bertanya apa tujuan makhluk tersebut membunuh Novi," perintah Mas Anto.

Yahya segera memanggil Andri untuk melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh mas Anto tadi.

Setalah Andri dan Yahya sudah berada didekat makhluk itu bertanyalah Yahya.

"Apa Tujuan kamu membunuh teman kami, Novi?" tanya Yahya tenang.

"TUJUANKU MEMBUNUH NOVI ADALAH SUPAYA TUMBAL DIGUNUNG INI SEMAKIN BERTAMBAH BANYAK. HA HA HA," Jelas makhluk tersebut disertai senyum liciknya.

"kami mohon. Berhentilah mengambil nyawa teman-teman kami. Kami berjanji akan lekas turun dan pergi dari gunung ini," ucap Andri.

"TIDAK SEGAMPANG ITU! KALIAN SEMUA HARUS MATI TERLEBIH DAHULU SEBELUM KALIAN TURUN DARI GUNUNG INI. HA HA HA," Ucap Makhluk tersebut dengan senyum devilnya.

Usai berkata demikian makhluk itu langsung pergi entah kemana.

Yang jelas, makhluk tersebut pergi untuk menyusun rencana selanjutnya agar kami semua dapat mati Dan dapat menjadi tumbal.

Tanpa menunggu lama lagi. Mas Anto segera mengurus jenazah Novi.

"Besok pagi kita harus melanjutkan perjalanan turun. Supaya jangan ada lagi korban diantara kita," ucap Mas Anto tenang.

"Sekarang kita berdoa dulu yah," saranku. Dan semua teman-teman kami mengangguk tanda mengerti.

Usai berdoa kami tak ada lagi yang tidur. Sebab, ternyata sekarang sudah jam 04: 30 waktu setempat.

Kamis segera membongkar tenda dan sarapan pagi dulu untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan.

Usai makan kami bergegas meninggalkan tempat ini untuk melanjutkan perjalanan turun kami.

Melangkah dan terus melangkah, itulah yang sedang kami lakukan saat ini. Sampai sekarang ini kami tidak mendapatkan kejadian-kejadian aneh lagi.

Tak terasa kurang sekilo lagi kami akan tiba di Pos lapor.

"Semangat jalannya, sebentar lagi kita akan tiba dibawah," ucapku menyemangati mereka semua.

"Iya," mereka menjawab dengan senyuman. Walaupun hati mereka sebenarnya sangat rapuh karena tiga orang teman kami tewas menjadi tumbal digunung ini.

Keringat bercucuran membasahi pelipis kami masing-masing. Terutama bagi mereka laki-laki yang memikul jenazah Mas Andi serta jenazah Novi.

Tinggal beberapa langkah lagi kami sudah akan tiba di pos lapor. Kami menambah kecepatan langkah kaki kami. Sebab, kami sudah tak sabar ingin kembali ke kota kami untuk mengubur kan jenazah kedua teman kami.

Farid?mungkin kalian akan bertanya-tanya tentang keadaan Farid. Farid sudah dimakamkan hari ini tepat dimana hari Novi meninggal.

"Akhirnya kita sampai," teriakku ketika kami sudah tiba di Pos lapor.

Semua teman-teman kami tersenyum bahagia.

Tak terasa, perjalanan selama beberapa hari ini sangat bermakna bagi kami.

Setelah tiba di Pos lapor. Mas Anto mengambil ahli untuk melapor keadaan kami pada penjaga pos.

Kebetulan penjaga pos sekarang adalah seorang gadis yang mungkin tinggal didekat daerah gunung ini.

"Mba, kami semua selamat sampai saat ini. Namun, ada beberapa orang teman kami yang tewas menjadi tumbal di gunung ini. Dan kami berharap agar lokasi pendakian ini ditutup saja. Sebab, sangat membahayakan nyawa kami para pendaki," Ucap mas Anto

Gadis tersebut sedikit senyum ketika mendengar kata yang keluar dari mulut mas Anto.

"Iya, mas. Gunung ini sudah resmi kami tutup hari ini," jawab gadis tersebut yang namanya adalah Caca terlihat dari nama tagnya yang dipakai di bajunya.

"Iya. Terimakasih sebelumnya," jawabnya Anto.

Dan kami segera meninggalkan lokasi pendakian ini untuk kembali ke kota kami.

Mobil truk yang akan membawa kami pulang sudah tiba di lokasi. Kamipun bergegas naik keatas mobil tersebut.

Serta 2 mobil ambulance yang akan membawa jenazah mas Andi dan Novi sudah siap untuk berangkat ke kota kami.

[Bersahabat lah dengan alam dan jiwailah perilakunya]

TAMAT:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gunung Misterius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang