Bab 3:Akademi Roh Areishia

13 4 0
                                    

Dalam institusi ini, semua penyihir sepanjang kerajaan berkumpul dan berlatih keras agar bisa menjadi Kontraktor Roh yang tangguh.

Dengan taman yang indah dibalik dinding purinya, bangunan sekolah berbaris dengan sangat elegan, lebih mirip istana bagi Tuan Putri - faktanya, ini nyaris benar. Dari semua siswa yang menuntut ilmu di akademi ini, hampir semuanya adalah nyonya muda betulan.

"Namun, secara nggak diduga mendapat pertemuan yang mengerikan......."

Kamito menggerutu sendiri sambil berjalan diatas karpet merah yang menutupi balkon lantai kedua bangunan sekolah.

"Nyasar dalam hutan, aku bisa mengontrak Roh Tersegel, selain itu......."

Sejak Kamito mengambil Roh Tersegel darinya, gadis berambut merah membara itu terus mengarahkan perhatiannya padanya.

Setelah itu - Claire Rouge mengarahkan Kamito menuju ke gedung sekolah akademi.

Itu bagus, namun pernyataannya kalau Kamito harus menjadi Roh Kontraknya itu serius. Cambuk itu dengan kuat dan kuat membelit leher Kamito. Ketimbang dipandu, lebih tepat dibilang kalau ia sedang dikebiri, dan mereka berjalan keluar dari hutan dengan cara semacam itu.

Padahal, Kamito tak punya kewajiban terus ikut dalam permainan sang Tuan Putri. Mengambil kesempatan saat Claire pergi ke toilet, ia melepas cambuk di lehernya dan lekas kabur.

"Ah, dia kabur, kamu pengkhianat!"

Suara itu terdengar menggema dari dalam toilet---

Apa? Apa yang membuatmu berpikir kalau aku nggak akan kabur?

Gadis muda itu memang Kontraktor Roh berpengalaman namun, pengetahuannya tentang sosial tak jauh beda dari gadis naif.

"Pokoknya, sebelum ditemukan cewek itu lagi, aku harus lekas bertemu dengan Greyworth."

Bergerak sepanjang koridor, Kamito menghembuskan sedikit nafas kelegaan.

.......Terasa depresi.

Bagaimanapun juga, sejauh ini tak ada hal bagus dengan berurusan dengan penyihir itu.

.....Tapi, aku nggak boleh mengabaikan ini

Kamito mengeluarkan selembar kertas dari kantong dadanya.

Empat puluh hari lalu, ia menerima surat itu dari Direktur Akademi Greyworth.

Kalau, yang tertulis di dalamnya itu benar----

Karena itu, Kamito tak bisa menolak kemungkinan kalau itu hanya umpan untuk bisa memancingnya kesini.

....Dipikir terus juga percuma. Apalagi pihak pengirimnya si Penyihir itu

Dan disini, Kamito berhenti di jalurnya.

Di depannya terdapat Pintu kayu tebal nan besar : Kantor Direktur Akademi.

Saat Kamito bermaksud mengetuk pintunya.....

"Direktur Akademi, saya tak bisa setuju dengan hal ini!"

Tiba tiba,sebuah suara terdengar dari dalam ruangan.

Suara alto wanita dengan nada sangat tinggi.

Sepertinya mereka sedang bertengkar di dalam sana.

.....Apa boleh buat, aku akan membunuh waktu selagi masih berada diluar

Saat Kamito tengah menjauh dari pintu---

"Kenapa kita harus menyambut makhluk seperti laki laki kedalam akademi suci para putri penyihir ini?"

Ia menghentikan langkah kakinya.

Seirei tsukai no blade danceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang