-46. Selir Hati

168 14 0
                                    

Dear, malam ini langit begitu indah. Bagaimana dengan langitmu malam ini? Ah aku berharap dapat menatap indah langitmu juga menatap teduh matamu.

Boleh tidak aku berkata sesuatu yang selama ini aku pendam. Aku terlalu ragu dan malu untuk berbicara langsung padamu. Namun lewat tulisan ini, aku akan mengungkapkannya. Semoga kamu membacanya ya, entah kapan pun itu waktunya. Semoga.

Aku bersyukur atas beberapa pertemuan, dan berjumpa dengan dirimu adalah salah satu hal yang aku syukuri dalam hidup ini. Aku sadar, bahwa aku tak pantas untukmu dan akupun sadar atas segala kekurangan yang aku miliki.

Namun dengan sisa keberanian yang kupunya, aku ingin bicara, bahwa aku telah terjatuh. Ya, aku jatuh hati padamu. Aku mendambakan sosokmu. Meskipun ku tau, kau telah memilikinya yang begitu sempurna tuk menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu.

Tapi aku ingin, ingin menjadi telinga ketika kau bercerita, ingin menjadi pundak ketika kau bersandar, ingin menjadi tempat kau pulang dari segala persinggahan.

Maaf, aku yang tak tau diri ini terus saja mempelajari segala hal tentang dirimu. Mencintai segala hal yang kau sukai. Maaf karena aku telah jatuh hati.

Kita yang hanya sebatas teman, namun perasaanku yang melebihi pertemanan. Aku benci hal ini, karenanya aku harus menjauh darimu. Mungkin kini kau sedang mempertanyakan mengapa aku tiba-tiba menjauh. Sungguh, aku hanya tak ingin menyakiti seseorang yang kini telah mengisi hatimu bila dia tau perasaanku terhadapmu sungguh nyata.

Kau pernah menjadi penenang badaiku, kau pernah menjadi sosok yang paling aku butuhkan. Maaf bila aku salah paham atas kebaikanmu. Tapi aku benar-benar membutuhkan dirimu. Sebagai seseorang yang paling penting dalam hidupku.

Namun aku sadar hal ini tak akan pernah terjadi. Kau telah bersamanya. Dan aku yang akan memilih mundur dengan segala perasaan yang tak akan pernah kau ketahui.

Semoga bahagia, aku pamit ya. Tolong jangan pernah temui diriku lagi. Karena itu sangat menyakitkan.

Berkawan Dengan SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang