-5. Tentangku

1.2K 89 2
                                    

Pernah tidak, merasa begitu lelah menjalani hidup karena berbagai masalah datang silih berganti. Bergulir tak berjeda, hingga rasanya ingin sekali menghilang dari bumi ini meski sekejap.

Pernah tidak, pada malam hari kau tak dapat tertidur hingga terjaga sampai pagi. Dan di sela malam itu, kau menangis. Begitu terisak, tersedu, merasakan perih dari luka lama yang nyatanya belum berhasil kau pulihkan. Pikiranmu seakan berjalan mundur, memutar semua hal pedih yang membuat hatimu akhirnya menyerah dan pasrah hingga membiarkan semua air matamu berlinang.

Pernah tidak, kau merasa tak berharga, tak hebat, tak bisa apa-apa, bahkan kau kerap kali mengejek fisik kamu sendiri yang tidak sesempurna temanmu. Meski pada nyatanya kesempurnaan hanya milik Tuhan. Kamu memandang dirimu yang muram, kosong, dan tak ada apa-apanya hingga merasa tak pantas untuk siapapun. Tak pantas mendapatkan seorang teman, tak pantas diberi cinta dan kasih, tak pantas tertawa lepas dan bahagia, tak pantas melakukan hal-hal yang orang lain lakukan.

Pernah tidak, karena kekuranganmu itu, kamu jadi menjauh dari keramaian. Karena kau merasa tak nyaman, tak suka dengan apa yang mereka katakan perihal kekuranganmu. Dan akhirnya, kau memilih mengurung diri sendirian dan memendam semua rasa kesal, marah, sedih sendiri hingga membuatmu hancur perlahan.

Hei, jika kau pernah seperti itu. Ternyata, aku tidak sendiri, ya.

Seringkali insecure hingga lupa bersyukur.

Ada saat di mana kesedihan menguasai diriku, membuatku menjadi sosok yang asing. Asing dengan diri sendiri. Karena, rasa cinta dan menerima apa adanya diri sendiri belum aku miliki.

Hingga saat ini, yang tersisa hanyalah puing-puing luka yang tak mau beranjak. Tetap bertahan di dalam sana, hingga sesekali membuatku sesak.

Tentang diri ini sesungguhnya, kau hanya perlu jujur. Jujur dengan diri sendiri, jujur pada mereka, dan jangan lagi berpura-pura. Hidup akan jauh lebih indah dan menenangkan jika kau menjalani nya dengan penuh senyuman, kejujuran, dan ketulusan di dalamnya.

Perlahan saja, jangan terlalu memaksakan.

Hai diri. Mari kita berjuang sekali lagi, aku tau kamu lelah, aku tau kamu patah, aku tau kamu mau menyerah.

Tapi, mari kita coba sekali lagi. Mencoba menjalani hari yang jauh lebih baik dari kemarin. Semangat juangmu yang dulu, mari kita bakar kembali. Jangan padam begitu saja.

Sini, aku ingin berbisik padamu.

Kamu berharga
Kamu cantik
Kamu indah
Kamu, sempurna

Itulah kata-kata yang tepat untuk mencerminkan dirimu. Keindahan mu, ketulusanmu, dan semua tentangmu itu sempurna. Tak perlu orang banyak tau akan hal itu. Biarlah, biarlah hanya orang-orang terpilih saja yang dapat merasakan ketulusanmu.

Kamu luar biasa, dengan versimu.

'Jangan menangis lagi ya, semangat Al'

Berkawan Dengan SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang