1

12.4K 293 2
                                    

Tampak seorang gadis sedang menangis di balik selimut tebalnya. Entah apa yang membuatnya menangis sedari tadi siang. Jika ia mengigat hal tersebut, maka Kejadian yang menjijikan itu seolah teringat kembali di benatnya. Sungguh kini ia membenci dirinya sendiri. Di satu sisi seorang wanita yang baru saja pulang langsung memasuki rumah mewah itu. Sesampainya ia di dalam rumah, ia tak mendapati satu orang pun. Wanita itu lalu beranjak untuk naik ke lantai dua rumahnya.

Di bukanya pintu kamar seseorang, namun si empunya malah sedang meringkuk di balik selimutnya. wanita itu, Shania gracia, heran melihat putri sulungnya tidak biasanya jika ia pulang bekerja seperti saat ini, putrinya malah meringkuk di kasur. Apa anaknya itu sakit? lalu ia mendekati anak gadisnya dan menggoyangkan pelan bahu anak itu.

"Chika, hei.., tumben jam segini udah tidur hmm?" tanya gracia, yang ternyata anak gadis tersebut bernama chika lebih tepatnya yessica tamara natio atau kerap di sapa chika baik di sekolah maupun di rumah.

Lalu chika mendongak dan perlahan membuka matanya yang parau.
"Mama? mama kok tumben jam segini udah pulang?" tanya Chika dengan suara parau khas bangun tidur.

Gracia mengerutkan dahinya. "loh kamu kok ditanya malah nanya balik sih" protes gracia karena pertanyaanya tidak dijawab oleh sang anak. "Mama sengaja pulang cepat biar bisa ngobrol ngobrol cantik sama anak anak mama. Tapi pas mama pulang malah enggak ada siapa. biasanya kan kamu sama christy kalau mama sama papa pulang kalian pasti ada di ruang tamu. terus ini kenapa kamu jam segini tiduran?  masih pakai seragam sekolah lagi"

Chika menyengir menunjukan deretan gugi putihnya. Memang benar saat ini Chika masih mengenakan seragam putih abu- abu nya. Jangan ditanya sudah sekusut apa seragamnya sekarang.

"Ehhm.. tadi Chika ngantuk mah, makannya Chika langsung tidur aja tanpa ganti baju hehe"

"Terus kamu udah makan?" tanya gracia dan chika pun menggeleng yang menandakan ia belum makan.

"yaudah sekarang kamu mandi, mama mau siapin makan malam dulu" titah gracia. Lalu beranjak keluar meninggalkan kamar Chika. 

.....

Makan malam kali ini sangat hening tidak seperti biasanya. Tidak ada satu patah kata pun yang terdengar dari mulut mereka masing-masing. Baik Chika, Gracia maupun Christy yang kebetulan baru pulang dari rumah temanya pun juga ikut berdiam diri. Sudah lama keluarga ini kehilangan kehangatan di dalamnya. Hingga terdengar suara Christy yang akhirnya memecahkan keheningan makan malam itu.

"Mah, Papa hari ini lembur ya mah?"

"Iya Chris, tadi Papa telphone Mama katanya gak bisa ikut makan malam di rumah" jawab gracia lalu meneguk air di gelasnya.

"yah padahal kan Christy udah kangen sama Papa, kemarin aja papa pulang dari luar kota malem banget sampai aku gak tau. Terus.. sekarang Papa malah lembur"

Gracia yang mendengarnya merasa iba pada christy. Ia sendiri juga kerap menghabiskan waktunya di kantor. Gracia sadar, banyak waktu yang sudah ia dan sang suami lewatkan bersama anak-anaknya.

.....

Seperti biasa rutinitas di pagi hari yaitu sarapan. Hari ini memanglah weekday dan itu artinya Chika harus berangkat ke sekolah. tapi kali ini berbeda, ia nampak masih meringkuk di atas kasurnya.
Hingga suara sang adik, Christy membangunkannya.

"Kak Chika kok belum siap siap sih? emangnya kakak gak sekolah hari ini?" tanya christy

"Gue kyaknya hari ini gak sekolah deh Chris" ucap chika.

"hah? lo sakit kak?"

"Gue cuma gak enak badan aja kok" ucap chika.

"Masak sih?" Christy menempelkan tangan nya di dahi Chika. Benar saja ketika punggung tangannya menyentuh dahi Chika ia merasakan panas. Bahkan kini wajah Chika pun nampak pucat.

Menyadari Chika yang tidak enak badan, Christy kembali turun dan melapor pada Papanya. Sesampainya ia di meja makan, Shamy binggung karena Christy datang kembali ke meja makan sendiri tanpa chika.

"Lho, Chris, kakak kamu mana sayang?" tanya shamy.

"katanya dia gak enak badan pah, terus katanya gak mau sekolah" ujar christy.
bukan shamy namanya jika ia percaya begitu saja. Lalu ia menyuruh Gracia untuk mengecek keadaan Chika.

Di bukanya pintu kamar bertuliskan nama yessica tamara itu pelan pelan oleh Gracia.
"Chik.. kamu kenapa? sakit?" tanya gracia.

"Hum.. Mah Chika gak sekolah ya" ujarnya memelas pada ibunya.

"Ya, ampun badan kamu panas Chik. kita ke dokter yah" ajak gracia.

"Gak usah mah, Chika pengen tidur aja, nanti juga mendingan kok" Tolak Chika.

"Bener? Gak papa?" Gracia masih khawatir.

"Iya. Chika cuma perlu istirahat aja kok"

"Ya udah nanti biar mama telphone wali kelas kamu, ya"

"makasih ma" lalu gracia membiarkan Chika istirahat.

Sesampainya gracia di meja makan, ia menjelaskan pada Shamy agar membiarkan Chika untuk istirahat saja di rumah.

"Ya, udah Gre kamu gak usah kerja temenin Chika aja"

"Gak bisa dong, Sham. Hari ini aku ada meating penting. Gak bisa ditinggal"

"Izin dulu gak papa kan, Gre? Bos kamu pasti ngerti kok"

"Chika demam biasa kok. Gak harus aku tungguin. Lagian ada bibik yang pasti ngurusin dia"

"Chika itu anak kamu bukan anak pembantu. Kenapa harus pembantu yang ngurus? Kamu kan ibunya!"

"Sham! Aku gak mau debat sama kamu. Ada Christy"

Shamy melirik putri bungsunya yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan orang tuanya. Shamy menghela napasnya, lagi dan lagi ia selalu lepas kontrol. Ia tidak menyadari ada anaknya disini. Sementara Gracia, wanita itu kini kembali bersandar di kursi sambil memijit pelipisnya.

"Aku sama Christy berangkat" pamit Shamy.

Gracia hanya mengangguk pada Shamy. Ia masih kesal dengan suaminya.

PENYESALAN [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang