11

2.4K 130 0
                                    

Chika pov 

Aku menjadi tidak nafsu untuk sarapan karna vito tiba tiba saja datang dan alhasil mama mengajaknya untuk ikut sarapan bersama kami.

"vito sekolah kamu gimana?" tanya mama padanya.

"lancar kok tante" jawab vito.

"kok kamu masih aja manggil tante sih, kan kamu udah jadi suaminya chika sekarang, jadi panggil mama ya" ujar mama yg protes dipanggil tante oleh vito.

"iya mah" ujar vito tersenyum dan mengangukan kepalanya pelan.

"nah gitu dong" ucap mama senang.

"oh iya vito kalau kamu gak keberatan, mama boleh minta tolong gak? kamu anterin chika periksa kandungannya ya besok. soalnya tante shani lagi diluar kota" pinta mama yang sukses membuatku tersedak, lalu segera aku meminum airku.

"ya enggak ngerepotin kok mah, itu kan udah jadi kewajiban aku. lagian sebelumnya tante shani juga udah ngomong kok mah" ujar vito.

Ya memang biasanya tante shani yang sering datang ke rumah untuk memeriksa kandungnganku. tante shani adalah adik dari papaku yg kebetulan berprofesi sebagai dokter kandungan.

Tapi mendengar vito yang akan menemaniku rasanya aku ingin menolak saja. tapi mama malah memaksaku untuk pergi bersama vito. katanya mama dan christy akan pulang nanti sore. hmm.. sungguh menyebalkan aku kan masih membencinya jadi aku gengsi harus meminta tolong padanya.

.......
Saat ini aku sedang merebahkan tubuhku  di atas kasur empuku. malam ini aku merasa kesepian kembali paslnya mama dan christy sudah kembali ke jakarta tadi sore. sekarang aku jadi Teringat akan permintaan mama pada vito yang meminta untuk menemaniku memeriksa kandungan. Sungguh aku malas jika harus ditemani oleh vito, padahal kan aku bisa pergi sendiri tanpa harus ditemani vito. aku jadi malas memikirkan itu lalu aku segera memejamkan mataku.


Vito pov on

Sekarang aku sudah sampai di hotel di daerah bandung. Ya karena chika yg tidak mau aku tidur disana bersamanya walaupun beda kamar. tapi aku tak mengapa wajar ia seperti itu, tapi kami kan sudah menikah bukan?

Aku jadi teringat saat tante gracia memintaku untuk menemani chika periksa kandungan besok. aku senang sepertinya tante gracia menerimaku dengan baik. Berbeda dengan tante gracia, om shamy masih sama, sepertinya ia belum terlalu menerimaku. Ahhh.. sudahlah aku jadi ingin cepat cepat tidur karna aku tidak sabar untuk menemani chika besok.

Vito pov end



..........

Saat ini vito dan chika sudah bertemu dengan dokter Anin di rumah sakit. yg memang dokter Anin adalah teman dari Shani.

"chika ya? " tanya dokter anin

"iya dok" jawab chika mengangguk.

"yaudah sekarang kita USG dulu ya" titah dokter anin.

"nah ini baby kalian, masih kecil sih jadi belum jelas" ujar dokter anin menunjuk layar kecil itu.

Vito nampak tersenyum akhirnya ia bisa melihat anaknya untuk pertama kalinya, walaupun hanya dari layar kecil itu.

"Dok anaknya perempuan atau laki laki? tanya vito dengan antusiasnya.

"kalau untuk jenis kelaminnya sih belum keliatan, karena kan kandungannya chika baru tiga bulan" jelas dokter anin.

"dia lucu banget" mata vito tidak lepas dari layar kecil itu.

Chika yang awalnya sama sekali tidak tertarik untuk melihat layar kecil itu namun akhirnya ia tertarik juga untuk melihatnya. tanpa chika sadari ia tersenyum melihat sang buah hati walaupun belum terlihat jelas itu.

"chika kamu harus rajin makan makanan yang bergizi dan jangan banyak pikiran, kalo kamu setres anak kamu juga pasti ikut setres. ini saya buatkan resep untuk kamu" ujar dokter anin

"iya dok terima kasih, kalau gitu kita permisi dulu" ujar chika lalu beranjak pergi dari sana.


.........

"Chik emangnya kamu suka mikirin apa? aku gak mau terjadi sesuatu sama kandungan kamu. kamu denger sendiri kan apa yang dibilang dokter anin tadi. kamu juga harus banyak makan yang bergizi" ujar vito yang saat ini mereka ada di dalam mobil menuju jalan pulang.

"gak usah sok peduli sama gue, lagian lo gak berhak ngatur ngatur gue. gue mau ngapain kek itu terserah gue" ujar chika dingin.

"aku tau selama ini kamu gak pernah minum susu kamu dan kamu selalu buang vitamin kamu ke tong sampah. kadang  kamu juga gak makan. kenapa sih chik kamu ngelakuin semua itu? Aku ngerti kamu benci sama aku, kamu marah sama aku. aku tau itu. tapi aku mohon kamu jangan siksa dia kaya gini, dia berhak hidup chika. gimana pun juga dia itu anak kamu, apa kamu gak punya hati sebagai seorang ibu?

Chika terdiam matanya yang tadi menatap vito kini ia buang menghadap jendela. air matanya jatuh, ia sendiri bingung kenapa ia bisa menangis? kenapa chika lemah sekali mendengar apa yang vito lontarkan tadi.

"chik.. chika aku minta maaf klo aku salah ngomong tadi" ujar vito karena ia menyadari ada keheningan sebelumnya. chika hanya diam vito tau kini chika sedang menangis, ia mengelus pundak chika.

"aku cuma mau dia lahir chik, biarin dia hidup. aku sangat menyayangi dia, dia sangat berarti untuk aku chika. aku gak pernah menganggap dia sebagai sebuah dosa yang aku perbuat tapi aku menganggap dia sebagai bentuk cinta" ujar vito.

"cinta? cinta lo yang buta itu? lo tau vit gue masih muda, gue belum siap untuk menjadi seorang ibu. gue malu vito. harusnya gue masih bisa sekolah, gue masih bisa kejar impian gue. bukannya hamil dan nikah sama lo vit"

"Harusnya lo itu tau kenapa gue seperti ini, kenapa gue pengen banget dia mati.
lo harusnya tau vit hiks.. lo enak masih bisa sekolah kumpul bareng teman teman lo, 
lo masih bisa pergi kemanapun yang lo mau. sementara gue? gue disini menderita vito gue gak bisa sekolah, gue gak bisa kumpul bareng teman teman gue, gue harus pergi dari orang orang yang gue sayang. gue kehilangan masa remaja gue vito dan itu karena lo, lo gak ngerasain jadi gue vito hiks"

"Saat gue tau diri gue hamil gue hancur, gue malu, gue takut, gue tersiksa dengan keadaan ini. lo yang jahat sama gue, gue pikir lo temen baik gue, lo tau kan gue gak pernah punya teman cowok selain lo. dan lo tiba tiba dateng dan ngerusak semuannya. hanya karena kecemburuan lo sama gue itu. gue benci lo vit"

chika menangis dan mengeluarkan semua isi hatinya. lalu ia turun dari mobil dan masuk ke rumahnya karna memang kini mereka sudah sampai. Sedangkan vito ia terdiam menatap punggung chika yang sudah pergi meninggalkannya.

Chika membanting pintu kamarnya kencang, ia melempar tasnya sembarangan. Ia segera masuk ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya. tangisan chika mengalir secara bersamaan dengan air shower yang membasahinya. tangannya menyusuri perutnya, ia hendak meremas perutnya tapi ia mengurungkan niatnya.  chika merasakan ada satu nyawa yang hidup di rahimnya. ia tidak menyangka malam itu vito merusak masa depannya.  Chika sangat membenci kata kata vito tadi, seolah olah ia adalah wanita paling jahat. chika tidak bermaksud seperti itu, ini adalah keadaan yang sangat sulit untuk chika. ia  juga kadang berpikir kenapa sulit rasanya menerima anak itu? pikiran untuk menyingkirkan anak itu selalu menghampirinya. chika benci dirinya yang sekarang sangat benci.





PENYESALAN [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang