15

2.5K 125 4
                                    

Chika pov on

Sudah beberapa bulan ini aku tinggal di paris, kota Yang menurut ku romantis. dulu aku pernah berharap bisa berbulan madu di kota ini dengan laki laki yang kucintai dan kelak menjadi suamiku. tapi aku datang ke kota ini untuk menempuh pendidikan.

Aku senang bisa melanjutkan pendidikanku yang sempat tertunda ini.  impianku untuk menjadi seorang desainer akan segera terwujud. aku berencana akan menetap di paris, aku ingin melupakan masa laluku di indonesia. tapi bukan berarti aku benar benar melupakan semuanya.

terkadang aku juga suka memikirkan vito dan anakku. Apakah ia sanggup membesarkan putriku seorang diri. Aku menjadi merasa bersalah padanya. aku melepaskan tanggung jawabku sebagai seorang ibu. tapi mau bagaimana lagi aku tidak mungkin bersamanya rasa sakit hatiku masih sama. apakah aku terlalu jahat selama ini dengannya?

Kenapa ia masih mencintaiku disaat aku terus memaki dan membecinya.
Aku jadi teringat ketika ia menyatakan perasaannya padaku. Saat itu kami baru memasuki SMA. aku sebenarnya juga memiliki perasaan padanya tetapi aku segera menepis perasaanku, entah kenapa aku lebih nyaman saja jika aku dan vito menjadi teman. hingga gito hadir diantara kami dan gito menjadi sahabat untuk vito.

gito adalah murid baru saat kami SMA, ia bisa memalingkan hatiku dari vito. aku dibuat terkesima oleh gito, ia laki laki cuek yang mencuri hatiku. aku sadar aku jahat pada vito mungkin ia sakit hati atas pilihanku, tapi mau bagaimana lagi aku lebih mencintai gito.

Chika pov end






13 tahun kemudian

Nampak seorang gadis berseragam SMP tengah kesal karena sedari tadi ia menunggu sang ayah yang tak kunjung datang menjemputnya, membuat gadis itu semakin kesal. akhirnya sebuah sedan hitam berhenti didepannya.

"papa kok lama jemputnya sih? aku kan bosen diem sendirian disini, teman teman aku juga udah pada pulang" ujar briel.

"ih anak papa ini bawel banget, papa tadi ada meeting sebentar terus jalanan kan juga macet sayang" ujar vito namun briel nampak cemberut mendengar apa yang dikatakan sang ayah.

"gak tau ah pokoknya aku ngambek sama papa" kesal briel.

"yah maaf deh sayang gimana kalau papa beliin kamu ice cream" bujuk vito.
mendengar kata ice cream briel pun tersenyum.

"yaudah aku maafin papa tapi aku mau ice creamnya 2 bukan 1" tawar briel.

"ok apa sih yang enggak untuk princessnya papa"

"yey papa memang terbaik" puji briel.



Vito pov

Saat ini aku bekerja sebagai direktur di salah satu perusahaan di jakarta. ternyata jerih payahku selama ini membuahkan hasil.

walaupun aku sibuk bekerja tetapi aku tak lupa untuk mengurus briel. sudah 13 tahun berlalu selama itu aku hanya memiliki briel. aku bertahan itupun juga karena briel, aku sangat menyayanginya semua yang ada di diri briel sangat mirip dengan chika.
Ngomong ngomong soal chika aku jadi merindukannya apa kabar ia sekarang?apakah ia tau bahwa putrinya saat ini sudah besar.

Aku belum kepikiran untuk menikah, karena hatiku hanya diisi oleh dua wanita yaitu briel dan chika. Ya saat ini aku masih mencintainya aku tidak tau apakah sekarang chika sudah memiliki pendamping hidup atau belum.

Briel tidak pernah tau sosok wanita yang melahirkannya itu, aku tidak mau ia benci denganku ataupun dengan chika. aku tidak mau briel tau tentang masa lalu kami. selama ini aku mengatakan bahwa aku dan ibunya sudah berpisah semenjak ia bayi. aku tidak pernah membuang foto chika tapi aku menyimpannya dalam sebuah  lemari besar yang semua isinya kenanganku dengan Chika. Briel sendiri tidak pernah ku izinkan untuk membukanya. jika aku merindukan chika maka aku akan membuka lemari itu.

Vito pov end



Bandara soekarno hata

Kini chika sudah menginjakan kakinya kembali ke tanah airnya Setelah lama ia tinggal di paris ia rasa sudah cukup dan ini saatnya ia kembali.

"mama chika kangen l" chika memeluk ibunya.

"mama juga kangen banget sama anak mama, kamu tambah dewasa ya sekarang " ujar gracia.

"iya dong mah" ujar chika.

"yaudah yuk kita pulang sekarang pasti kamu capek chika" ujar shamy.





..........

jam pulang sekolah sudah berbunyi itu artinya semua murid pulang. Begitu pun dengan briel. Seperti biasa ia harus menunggu vito untuk menjemputnya.

"papa pasti lama deh jemputnya mana aku haus banget lagi" gumamnya.

tak tahan kehausan briel pun pergi ke mini market depan sekolahnya.

Setelah ia mendapatkan minuman yang ia inginkan. lalu briel menuju kasir untuk membayar.

Ketika hendak membayar ternyata uang di dompetnya habis, terlihat seorang wanita yang mengantri di belakang briel seperti mengerti. Ia lalu membayarkan minuman briel tersebut.

"ya ampun makasi banyak ya tante" ucap briel.

"iya sama sama, ngomong ngomong nama kamu siapa dek?" tanya wanita itu.

"aku briel tante" ujar briel

"jangan panggil tante dong, aku lebih suka di panggil kakak aja, pangil kak chika aja ya" ujar  wanita tersebut yang ternyata adalah yessica tamara.

"iya kak chika" briel tersenyum lalu ia meminum airnya.

Chika menatap briel yang sedang minum, entah kenapa sepertinya ia tidak asing dengan anak itu.

"kenapa aku ngerasa kayak kenal dia ya. tapi siapa?" batin chika.

"oh ya kamu sekolah di SMP tunas bangsa ya dek? tanya chika.

"iya kak" jawab briel.

"kakak juga dulu alumni SMP itu" ujar chika teriingat ia dan vito juga alumni dari SMP tersebut.

"oh ya?" lalu chika mengangguk.

"kamu lagi nunggu jemputan dek? tanya chika.

"iya kak papa lama banget lagi jemputnya" ujar briel.

"kayaknya dia cocok deh jadi model aku" batin chika yang terus memperhatikan briel.

"briel kamu mau gak jadi model karya desain kakak" pinta chika lalu briel nampak berpikir.

"ini kartu nama kakak kalau kamu berminat hubungi kakak ya"

"aku pikir pikir dulu ya kak" ujar briel.

"Yaudah kakak pergi dulu ya" chika melambaikan tangannya.

"daah kak chika" balas briel.




PENYESALAN [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang