25

2.3K 124 7
                                    


Chika pov

Sudah beberapa hari setelah pemakaman vito, aku selalu mencoba membujuk briel agar ia mau tinggal denganku. tapi briel masih sama denganku, briel masih menganggapku seperti orang lain untuknya. aku sudah berjanji pada vito akan merawat briel.

Aku tidak menyangka bahwa vito akan pergi secepat ini, orang yang sudah menjadi temanku sejak aku SMP, cinta pertamaku, mantan suamiku sekaligus
ayah dari anakku kini sudah tiada.

Aku baru sadar belakangan ini rasa cintaku untuknya muncul, tapi kenapa disaat perasanku pada vito muncul ia justru pergi meninggalkanku untuk selamanya.
Hatiku sakit ditinggal oleh orang yang aku cintai, aku menjadi merasa bersalah padanya karena aku belum sempat membalas perasaannya.

kenapa tuhan seperti menghukumku berawal dari briel yang belum bisa menerimaku hingga kau mengambil vito dariku tuhan, ini rasanya tidak adil untukku. andai dulu aku tidak meninggalkannya, dan aku mau memaafkan kesalahannya dan memulai kembali, mungkin aku bisa merasakan bersama dengannya lebih lama lagi. dan aku bisa menjadi ibu yang sentuhnya untuk briel, mungkin hudupku akan sangat bahagia.

Aku bodoh sudah menyianyiakan laki laki sebaik vito kenapa aku tidak bisa melihat ketulusannya selama ini? aku hanya memberikan rasa sakit untuknya, bukannya membalas perasannya padaku.

Aku hanya selalu membencinya atas satu kesalahannya padaku, padahal ia sudah bertanggung jawab, tapi aku tetap saja bodoh karena tidak memaafkan kesalahannya. sungguh aku berpikir hatiku ini dulu terbuat dari apa? padahal vito sangat tulus padaku.

Aku jadi teringat saat kehamilanku berusia 9 bulan ia menemaniku tinggal di bandung. ia tidak tertidur karena harus terus mengelus perutku karena saat itu keram diperutku sangat sakit. tapi jika vito didekatku dan berinteraksi dengan briel yang masih berada dikandungnganku maka rasa sakit itu menghilang, wajar saja jika sekarang briel begitu dekat dengan vito dan ia begitu kehilangan sosok vito.

Vito sangat menyayangi briel sangat menyayangi anaknya itu, karena ia pernah mengatakan padaku bahwa anak itu sebagai titipan tuhan bukan sebuah dosa, berbeda denganku yang dulu belum bisa menerima briel yang ada di rahimku.

Aku sangat tega karena aku menganggap mengandung anak hasil pemerkosaan, dan padahal aku tau jika vito memperkosaku karena kesalahanku juga pikirannya kacau dan berujung ia mabuk.

Saat ini seperti biasa jika aku merindukan vito aku akan pergi ke makamnya dan membawakan bucket bunga untuknya.

"hai vit, kamu apa kabar? semoga kamu  baik baik ya disana, maaf aku belm bisa nepatin janji aku ke kamu. tapi aku janji aku akan terus berusaha agar briel mau menerimaku, aku akan merawat briel sesuai harapanmu agar ia bisa menjadi gadis yang kuat, dewasa dan bisa menemukan pendamping hidupnya kelak. bantu aku ya vit supaya briel mau nerima aku"

"aku sedih vit, sekarang kamu udah gak ada disini, aku baru sadar ternyata aku mulai mencintaimu lagi perasaanku yang dulu hilang entah kemana sekarang muncul seketika. tapi kenapa vit disaat aku mulai mencintai kamu, kamu justru pergi ninggalin aku, kenapa kamu harus pergi ninggalin aku vit, kamu ninggalin cinta ini yang sekarang harus aku kubur kembali"

"Belakangan ini kita selalu deket, kamu sering nguatin aku kalau aku sedih karena briel, kamu selalu berusaha buat aku tersenyum. makasih ya vit. kamu udah menjadi laki laki yang paling baik yang aku kenal. terima kasih karena kamu sudah membuatku merasakan cinta pertama itu seperti apa"

"Kamu memang punya satu kesalahan vit, tapi kebaikan kamu dan perjuangan kamu selama ini untuk aku ataupun briel dapat menutupi kesalahanmu itu dimataku. harusnya aku sadar dari dulu kalau kamu memang pantes untuk aku cintai, aku sadar penyesalanku ini memang terlambat. mungkin dikehidupan ini kita memang tidak berjodoh, tapi aku berharap dikehidupan kita selanjutnya tuhan mentakdirkan kita untuk bersama ya.

"aku janji akan menjaga hati aku ini untuk kamu. aku akan terus mencintaimu sampai akhir hayatku hingga nafasku ini tidak berhembus lagi. walaupun kamu sudah tiada tapi cintaku untukmu akan kusimpan dihati ini vit. aku gak akan melupakanmu vito. sekarang aku pulang dulu ya besok aku akan kesini lagi vit"

"aku mencintaimu" chika  mencium nisan vito lalu lama kemudian mengelap air matanya dan beranjak pergi meninggalkan makam vito.






..........
Sudah berhari hari briel hanya menangis terus menerus di dalam kamarnya. setelah pulang sekolah ia akan masuk ke kamar dan menguncinya, makan pun kadang harus dipaksa oleh pembantunya. Briel benar benar sama sekali tidak mau bertemu dengan siapa pun.

Briel seperti kehilangan arah untuk hidup, ia merasa ia tidak bisa hidup sendirian tanpa ayahnya disampingnya. wajar saja vito yang selalu ada untuknya selama ini, selama 13 tahun ia hanya memiliki vito dan sekarang apa ia bisa jika harus tidak ada vito disetiap harinya.

Briel pov
Hari hari ku kini sangat sunyi, tidak ada papa yang selalu menemaniku. aku sangat merasa kesepian. tidak ada lagi suara papa yang bisa kudengar di rumah ini, aku hanya tinggal berdua dengan bi sri pembantuku yang bekerja dari dulu dirumah ini.

walaupun papa sudah tidak ada tapi aku masih bisa merasakan adanya papa di rumah ini aroma tubuh papa masih bisa kucium terutama ketika aku memasuki kamar dan ruang kerjanya.

kenangan papa masih melekat di rumah ini, kenangan papa terlalu banyak dan tidak mudah untuk kulupakan. aku sering menghabiskan waktuku dengan papa, walaupun papa sibuk bekerja tapi papa selalu sempat memiliki waktu denganku. entah itu saat kami sarapan atau makan malam dan saat weekend pun kami menghabiskan waktu bersama hampir tidak pernah terlewatkan.

papa tidak seperti kebanyakan ayahnya temanku yang sibuk bekerja dan melupakan keluarganya. tapi papa selalu memprioritaskanku dari apapun termasuk pekerjanya.

ia bilang 'uang masih bisa dicari, tapi  keluarga itu segalanya' aku tau papa melakukan ini karena papa gak mau aku kekurangan kasih sayang mengingat aku yang tumbuh tanpa sosok ibu dari kecil.

Sekarang sudah tidak ada lagi orang yang memanjakanku, tidak ada lagi yang memperhatikanku. semuanya sudah hilang begitu saja. aku sudah tidak bisa lagi merasakan pelukan papa, aku sudah tidak bisa lagi merasakan canda tawanya, Briel kangen pah..aku mau dipeluk papa lagi, Briel pengen dimanja sama papa seperti biasanya pah.

hari ini aku berniat untuk sarapan tapi sesampainya aku di meja makan aku lupa kalau tidak ada papa yang biasanya menemaniku sarapan. aku merindukan papa yang selalu marah padaku jika aku telat bangun dan berujung aku buru buru dan tidak sempat untuk sarapan.

Aku rindu papa, papa apa kabar disana pa?
Briel kangen pah.. papa kenapa sih pah ninggalin briel sendirian kayak gini pah? aku gak punya siapa siapa lagi pah.

Aku sedih tiap hari harus nginget kalau papa udah gak ada. jujur aku belum siap papa pergi untuk selamanya. kenapa papa pergi secepet ini sih pah? papa kan udah janji buat nemenin aku terus sampai briel besar sampai papa punya cucu. tapi papa malah gak nepatin Janji papa itu.

aku mengurungkan niatku untuk sarapan moodku rusak jika sudah mengingat kalau papa memang benar benar sudah tiada.

PENYESALAN [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang