17

2.2K 122 6
                                    

Semenjak briel membantu chika untuk menjadi modelnya mereka kini semakin dekat dan akrab. bahkan kini keduanya sedang berada di mall untuk membelikan vito hadiah.

"beli apa ya untuk papa" bingung briel

"emangnya papa kamu suka apaan briel?  tanya chika.

"aku juga bingung kak, masalahnya papa itu gak terlalu suka beli beli barang" ujar briel.

"hmm.. gimana kalau kamu beliin papa kamu jam ini aja" tunjuk chika pada salah satu arloji yang ada di etalase.

"boleh juga deh" ujar briel lalu membelinya.

"udah kakak aja yang bayar, itung itung karena kamu udah bantuin kakak. uang kamu simpen aja ya" ujar chika yang membuat briel tidak enak padanya.

"makasih ya kak aku jadi gak enak" ujar briel.

"gak apa sayang, yaudah yuk" ajak chika lalu mereka masuk ke mobil.

"kue udah, kado udah oke udah lengkap" gumam briel sambil mengecek barang barangnya.

"kayaknya kamu sayang banget ya sama papa kamu?  tanya chika.

"iya dong kak. aku sayang banget sama papa, papa itu my hero, papa bisa ngebesariin aku sendirian, dia itu laki laki yang hebat pokoknya gak bisa aku ungkapin dengan kata kata deh" ujar briel.

"terus mama kamu kemana?  tanya chika
yang membuat briel terdiam.

"kakak salah ya? kakak minta maaf ya"

"enggak kok, kak chika gak salah, aku gak punya mama kak. dia udah pergi ninggalin aku sama papa. aku gak pernah tau seperti apa mamaku itu. kalau emang dia sayang sama aku pasti dia gak akan ninggalin anaknya yang masih kecil"

"dulu aku selalu nanya sama papa, mama dimana? dan papa pasti jawabnya 'mama nanti pasti pulang ' Hanya itu yang selalu papa jawab. mungkin wanita itu lupa kalau dia punya anak. atau mungkin aja wanita itu udah bahagia dengan kehidupan barunya. Entahlah tapi aku gak perlu dia, bagiku papa sudah cukup" ucap briel dengan air mata yang membasahi pipinya.

Chika yang dari tadi diam mendengar apa yang briel katakan tanpa sadar air matanya ikut jatuh.

"Eh.. kok kak chika juga nangis sih"

"aduh kebiasaan aku ini" chika lalu menghapus air matanya.

"sini aku lapin pakek tisu" lalu briel mengambil beberapa lembar tisu di tasnya dan menghapus air mata chika.

"makasi ya sayang" ucap chika.




Chika pov on

Aku merebahkan tubuhku di kasur, aku senang bisa jalan jalan seharian nemenin briel. kenapa ya kata kata briel tadi begitu sakit untukku. seolah olah kata kata itu tertuju untukku. bagaimana jika aku yang berada di posisi mamanya briel. sungguh aku tidak bisa membayangkannya.

Aku jadi teriingat dengan anakku, seperti apa dia sekarang? seperti apa wajahnya? pasti dia sudah besar dan sangat cantik tentunya. aku sangat merindukannya, apa dia juga sama merindukanku? aku harap begitu.

Aku merasa menjadi ibu yang paling jahat karena sudah membiarkanya tumbuh tanpaku selama ini. apa selama ini aku egois karena lebih mementingkan pendidikanku? tapi aku selalu berharap semoga ia mau mengerti tentang kondisiku dan semoga ia tidak membenciku. tapi satu hal yang ia harus tau aku sangat menyayanginya aku selalu menyelipkan doa untuknya disetiap dalam doaku. sungguh aku ingin bertemu dengan putriku tuhan aku merindukannya.

Semoga anakku saat ini baik baik saja. semoga vito bisa merawat anakku dengan baik. apa vito sekarang sudah menikah? tapi kalau sudah itu artinya anakku mendapatkan kasih sayang seorang ibu walaupun bukan dariku.

Chika pov end





.......

"happy birthday papa, happy birthday papa, happy birthday happy birthday, happy birthday papa yey. Selamat ulang tahun papaku sayang" ucap briel saat memberikan surprise untuk vito.

Vito yang baru pulang kerja nampak kelelahan menjadi tersenyum ketika mendapatkan surprise dari briel bahkan ia  lupa akan ulang tahunnya sendiri.

"makasi ya sayang " lalu vito meniup lilinya.

"Semoga papa bahagia, sehat terus biar bisa ngejagain aku sampai papa tua sampai papa punya cucu cicit, ha..ha" ucap briel lalu memeluk ayahnya.

"thank you so much dad, you are best daddy I ever had and you are my everything. terus sama aku ya pa" ucap briel haru.

"makasih banyak ya sayang, papa juga minta maaf atas masalah kemarin. jujur papa belum bisa untuk itu. bagi papa saat ini papa cuma mau bahagiain kamu. papa pengen liat anak papa ini punya pacar terus ngenalin sama papanya, ngeliat kamu menikah terus punya anak. papa pengen ngehabisin masa masa tua papa bareng orang orang yang papa sayangi. maafin papa ya, papa belum bisa jadi papa yang baik untuk kamu" ujar vito.

"enggak pah, papa itu papa paling terbaik yang aku punya.  jadi jangan bilang gitu lagi ya. papa itu sempurna buat aku, gak akan ada yang bisa gantiin papa di hati aku. papa udah banyak berkorban buat aku sejak aku kecil. aku tau papa dari nol sampai sekarang papa bisa sesukses ini. aku bangga sama papa dan yang lebih hebatnya lagi papa bisa besarin aku sendirian. aku sayang banget banget sama papa. I love you dad" ucap briel yang kini sudah menangis.

"love you to darling, udah ya nangisnya ini kan hari ulang tahun papa masak kita sedih sedihan sih" ujar vito

"oh iya, yaudah yuk pa potong kue nya terus ini aku juga ada kado untuk papa" lalu briel memberikan kadonya.

"papa buka ya" lalu briel mengangguk

"wah anak papa bagus juga pilihannya" ucap vito.

"itu bukan aku yang milih tapi kak chika" ucap briel keceplosan.

"hah? kak chika siapa? tanya vito

"ehhm.. nanti aku kenalin, nanyak nya nanti nanti aja ya pah" ucap briel binggung.

"kak chika siapa maksud briel? apa jangan jangan chika yang dimaksud- "

"ih papa kok malah bengong di pakek dong jamnya" suara briel mengagetkan vito yang sedang melamun.

"eh iya sayang papa pakai ya" lalu vito memakai jamnya.

"ngomong ngomong kamu dapet uang dari mana buat beli jam ini? tanya vito.

"ada deh"

"kamu gak nyuri kan" ujar vito asal.

"yaampun papa masak anaknya yang cantik ini ada tampang pencuri apa" kesal briel.

"bukan gitu sayang, uang jajan kamu mana cukup buat beli jam ini" ucap vito.

"ya emang sih uang jajan aku gak cukup buat beli jam itu, tapi papa tenang aja aku gak nyuri atau apalah yang papa maksud tadi" ujar briel.

"papa percaya kok, anak papa kan orang baik, sekali lagi makasi yang sayang" vito mencium kening briel penuh sayang.








PENYESALAN [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang