5. DON'T CRY

90 14 27
                                    

Play this mulmed☝☝
CARYS–Princess Dosen't Cry

•••

Happy Reading!❤
Semoga kalian suka <3

"Kenapa di otak gue muncul Ivana terus?"


Ivana menatap nanar amplop putih yang berada di genggamannya. Seperti biasa, cewek itu kini sedang berada di tempat favoritnya. Ayunan tua. Air matanya mengalir deras mengingat kejadian di kedai tadi siang.

"Sekarang apa yang bakalan gue lakuin? Kemana lagi gue nyari kerjaan?" ujarnya dengan tangis yang semakin kencang.

Ivana memeluk tubuhnya sendiri. “Kenapa dunia nggak adil kayak gini? Kenapa gue diberi cobaan sesulit ini?” gumamnya lirih.

“Seandainya aja gue gak kayak gini. Seandainya aja gue punya orang tua kandung. Seandainya..” Ada jeda sejenak sebelum ia melanjutkan kata-katanya.

“Seandainya gue bisa jadi kayak Alina... Mungkin hidup gue nggak kayak gini”

“Hanya seandainya. Pasti nggak akan jadi nyata” Cewek itu tersenyum getir mengingat ia tak akan pernah menjadi seperti orang lain yang beruntung. Mungkin jalan takdirnya seperti ini. Menjadi anak panti asuhan yang sering di-bully, bekerja demi anak panti yang memiliki nasib sama dengannya. Takdir tidak akan bisa dirubah.

Tapi Ivana melupakan satu hal, takdir tidak pernah ada yang tau. Sesuatu hal yang dianggap mustahil bisa menjadi nyata. Cukup ikuti alurnya dan lihat kejutan yang disiapkan oleh takdir nantinya.

Matanya manatap kearah bintang dan bulan. Lalu menghembuskan nafasnya.

Kejadian itu tak luput dari pandangan wanita paruh baya yang berdiri jauh dibelakang Ivana. Wanita itu menitihkan air matanya. Ikut merasakan apa yang dialami anak tersayangnya itu. Mungkin didepan anak panti Ivana akan tersenyum dan sering menghibur jika ada yang sedih. Tapi lihatlah sekarang, ia sedang menangis. Terlihat jelas jika ia merasa terpukul.

Wanita itu menghapus air matanya. Masuk kedalam rumah untuk mengambil selimut guna menghangatkan tubuh Ivana.

Kemudian ia menghampiri Ivana. Menyampirkan selimut itu ke pundaknya. Lalu mengelus puncak kepala Ivana sayang.

"Jangan sedih nak, Ibu akan selalu ada di sampingmu" ucap wanita paruh baya yang diyakini adalah Ibu Panti tempat Ivana tinggal.

Ivana mendongak, lalu dengan segera memeluk Ibu Panti. Ibu Panti membalas pelukan Ivana sambil mengelus-elus punggugnya untuk menenangkan sang anak.

•••

Cellino melangkahkan kakinya keluar caffe yang habis ia beli. Cowok itu menelpon kakaknya. Pagi ini ia sudah menuruti apa yang kakaknya bilang kemarin. Entah apa maksud dari kakaknya untuk menyuruhnya membeli caffe ini. Ia benar-benar tak paham.

Seseorang itu mengangkat telponnya, "Lo udah dapet?" Tanya cowok itu, to the point.

"Iya, gue udah dapet. Jangan lupa transfer loh kak, awas ae lo kalau lupa mobil lo yang BMW gue embat"

IVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang