Hembusan angin menerpa wajahku. Semilir angin sejuk yang membuat siapa saja mengantuk karena sensasi sejuk yang ia bawa. Aku disini, berdiri di samping jendela dengan jendela yang terbuka lebar.
Cuacanya panas, tapi angin nya sejuk. Aku suka. Aku berniat untuk kembali duduk di bangku yang ku booking sebelumnya. Biasanya aku duduk di jajaran kedua. Tapi entah kenapa, aku sekarang memilih duduk di jajaran paling depan.
Semenjak aku putus hubungan dengan kekasihku–ralat, mantan kekasihku tahun lalu, hidupku berubah. Aku merasa ini adalah diriku yang baru.
Aku merasa banyak hal positif yang aku lakukan. Lebih memprioritaskan kehidupanku yang saat ini, menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatku, dan waktu belajarku tidak terganggu.
Aku kini menginjak semester akhir. Menyusun skripsi sebagai ujian akhir dan syarat mendapatkan gelar sarjana. Membuatku pusing tujuh hari tujuh malam tanpa tertidur. Merevisi skripsi terus-menerus karena permintaan dosen. Padahal tidak sesulit itu. Aku pandai merevisi sebenarnya.
Tapi serius, ini membuatku pusing.
Adam –adikku– selalu mengingatkan aku untuk menjeda sebentar waktu ku untuk mengerjakan semua tugasku. Dia baru semester tiga saat ini. Aku hanya menuruti perintahnya dan merelaksasi kan pikiran, jiwa dan ragaku.
Saat ini, aku berada di dalam fase tenang. Aku akan melakukan sidang skripsi besok lusa. Skripsi ku sudah tidak ada yang harus di revisi. Bagus. Setidaknya aku bisa tidur minggu ini.
“Tumben gak di depan.”
Aku menoleh, itu Khansa. Aku menggeleng. Khansa hanya mengangguk dan berjalan menuju bangku yang tepatnya di samping kananku.
“Hayoloh lagi mikirin apaan lo?” tanya Khansa.
“Enggak kok, hehe..” elak ku sambil tertawa kecil.
“Jangan bohong hmm. Gue tau lo lagi mikirin…”
Aku segera menampar pelan pipi Khansa dengan jari telunjukku. “Jangan mikir yang aneh-aneh lo.”
Khansa menyeringai, “seriusan deh. Lo mikirin apa? Faishal?” tanyanya. Kenapa Khansa nanyain Faishal sih?
By the way, Faishal itu mantan kekasihku. Orang yang pernah mengisi hatiku selama tiga tahun. Iya, aku dan Faishal pacaran dari awal masuk perkuliahan. Kita dekat dari jaman pra-PKKMB.
Awalnya dari tukar foto buat di tempel di buku angkatan. Aku dan Faishal lahir cuma beda beberapa bulan saja. Kalau boleh, aku mau menceritakan sedikit tentang Faishal.
Faishal Akbar, atau Faishal dia itu cowok tinggi dan seorang pribadi yang baik. Dia akrab dengan siapa saja. Dia baik pada siapa saja. Orangnya easy going dan aku suka. Kita saling mengirim pesan. Dan akhirnya tak lama, aku merasa aneh jika selalu ada di dekatnya.
Sebulan setelah mulai perkuliahan, aku dan Faishal sering pulang bareng kalau sempat pulang bareng. Sampai ia bilang kalau ia suka padaku. Aku juga merasakan hal yang sama dan akhirnya aku dan Faishal pacaran.
Hubunganku dengan Faishal baik-baik saja. Bahkan aku dan Faishal dijuluki pasangan serasi karena akur dan kompak. Sama sekali tidak ada pertengkaran diantara kami. Kami saling terbuka dan tidak ada rahasia. Semuanya sempurna.
Namun…
“Rai, kita putus aja ya.”
Disitu, di hari itu, hari dimana seharusnya kita merayakan hari jadi ke-tiga tahun, Faishal memutuskan aku secara sepihak. Tanpa ada angin, atau apapun. Perasaan kita tidak ada masalah sedikitpun.
Kenapa, kenapa kamu putusin aku? Mungkin itu yang ada dikepalaku saat itu.
Dan setelah hari dimana aku diputus hubungan dengan Faishal, semua sosial media dan kontak yang berhubungan dengannya aku blokir. Aku hapus semua media yang berkaitan dengannya dari galeriku. Aku mencoba untuk menghapus memoriku tentang dia. Semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and All Memories || yjy - ljh [✔️]
Fanfic"Karma is real." -Raiya L. Start : 23 Maret 2020 (12 Oktober 2019) Finish : 20 September 2020 (Januari 2020)