Aku berdiam diri di luar sambil mendengarkan lagu. Dengan secangkir teh hangat dan cemilan diatas piring. Tak lupa, buku novel juga. Sudah lama aku tidak membaca novel karena terhalang dengan skripsian.
Aku mendengar sebuah deru motor dan sebuah cahaya masuk ke dalam mataku. Walaupun aku memakai earphone, tapi aku masih bisa mendengar suara lain. Aku membuka earphone yang menyumpal kedua telingaku.
Mataku menangkap seseorang turun dari motornya. Aku mengenal sosok itu. Kenapa ia datang lagi kesini?
"Raiya." Aku masih berdiri mematung di tempatku berdiri. Kenapa, kenapa Faishal harus kesini?
"Ngapain kamu kesini?" tanyaku agak galak.
"Aku, cuma mau minta maaf soal kemarin malam. Aku, emosi waktu itu. Aku bener-bener gak ada maksud buat kek gitu. Kemarin aku bilang gini kan tapi kamu gak respon aku," kata Faishal menyesal. Tapi aku tidak mendengar adanya penyesalan di setiap ucapan nya.
"Hanya itu?" kataku dingin.
"Nggak. Bukan cuma itu." Faishal berjalan mendekatiku dan menarik tanganku. Menarikku ke tengah halaman rumahku. "Kamu tau ini tanggal berapa?" tanyanya. Tangannya terlepas dari genggamanku.
"Tanggal 4?" tanyaku balik. Iya ini tanggal 4. Lalu, kenapa?
"Kamu gak ingat ini tanggal dimana kita-" aku terdiam. Jangan bilang ini adalah tanggal dimana aku dan dia, "-jadian."
Oh, iya. Ini adalah tanggal jadianku dengan Faishal. Bagaimana bisa aku lupa tanggal jadianku sendiri dengan Faishal? Kenapa juga aku harus ingat tanggal jadian kami?
"Itu sudah masa lalu, Faishal. Jangan ingatkan aku lagi," kataku.
"Tapi ini adalah malam yang sempurna. Lihat," Faishal menunjuk kearah langit malam yang bertaburan bintang dan bulan sebagai pelengkapnya.
"Bintang di langit begitu indah. Begitu juga tanggal ini." Aku tau, Faishal sangat menyukai bintang-bintang yang bersinar di langit malam. Tapi, aku tidak mau semakin berlarut dalam kenangan itu.
"Seandainya saja dulu aku gak berani buat mengkhianati kamu, kita gak bakal kaya gini, Rai."
Aku menatapnya. Ucapannya barusan membuatku teringat janjinya saat pertama kali jadian. Ia berjanji tidak akan mengkhianati aku, itu salah satu janjinya.
Aku memegang janji nya dan sekarang, janjinya sendiri ia langgar karena perempuan itu.
Ini serius, aku dulu tidak menyadari bahwa ini akan terjadi. Bahkan aku tidak mengintrogasi Faishal lebih lanjut. Tidak, ini sudah setahun lebih dan seharusnya aku gak mengingat lagi kejadian itu. Aku sudah terlanjur sakit hati dan kecewa karena perbuatannya padaku.
"Rai, kamu mau kan maafin aku soal kejadian itu?" tanya Faishal sembari menggenggam tanganku.
Aku ingin, tapi ego ku memilih untuk tidak memaafkannya. Tapi aku harus memaafkannya karena jika tidak, hidupku tidak akan tenang selama seumur hidupku nanti kedepannya.
"Kamu mau kan maafin aku?" tanyanya sekali lagi.
"Aku maafin kamu."
"Serius?" aku mengangguk. Senyuman merekah terbentuk di wajah cerahnya Faishal setelah permintaan maafnya aku terima.
"Tapi," Aku melepaskan genggaman tanganku dari tangannya. "bukan berarti, kita balikan." Wajah Faishal langsung kecut.
"Kamu masih pacarnya Vidia, Faishal. Walaupun kamu udah dikhianati sama Vidia, tapi dia tetep pacar kamu. Aku benar-benar, gak bisa nerima kamu sebagai pacarku lagi," ujarku padanya. Semoga saja ia mengerti dengan perkataanku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and All Memories || yjy - ljh [✔️]
Fanfiction"Karma is real." -Raiya L. Start : 23 Maret 2020 (12 Oktober 2019) Finish : 20 September 2020 (Januari 2020)