Bagian Tiga

3.8K 712 262
                                    

Yamanaka Ino namanya.

Gadis yang menjadi pemenang telak menduduki posisi hati Sasuke paling tinggi.

Sakura tidak perlu menjadi cenayang untuk tahu apa yang ada di dalam isi hati suaminya. Atau mengada-ada dalam delusi bahwa mereka bersama hanya karena nama besar atau Ino yang cantik tiada tara.

Cukup dengan sorot mata, saling tatap, cinta itu ada.

Menyakitkan. Saat dia sendiri harus mengurai perasaan itu menjadi satu kalimat untaian yang dia sendiri masih berpikir apa artinya.

Mungkin, tidak sesakit ini kalau dia tidak jatuh cinta.

Mungkin, tidak akan sesakit ini kalau dia berkata apa adanya. Tanpa memikirkan kondisi ibunya yang terus menurun setiap waktunya.

Atau, Sakura yang berpikir egois karena tak sanggup pergi. Dan memilih bertahan walau badai itu menyamai topan yang memporak-porandakan hatinya. Pada dasarnya, semua kembali. Dan Sakura bersikap acuh, mati rasa seakan semua akan membaik.

Nanti, suatu saat nanti kau akan membaik.

Nanti yang akan berubah menjadi tidak pernah.

Kedua matanya mengerjap. Banyak alasan yang membuat Sasuke bertahan di dalam pernikahan mereka. Salah satunya adalah ibu, ibunya, dan atas nama keluarga Uchiha yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat.

Ino si balerina yang sukses. Kemampuan indahnya tidak hanya memukau banyak penonton yang rela mengocek biaya mahal hanya untuk melihatnya bermain.

Tapi, kemolekan tubuhnya ditunjang dengan paras rupawan menjadi bayaran mahal atas pertunjukkan yang ia sajikan.

Yamanaka Ino mungkin banyak dikenal sebagai sosok yang ramah. Namun, ada beberapa waktu di saat dia menjadi sosok dingin dan tak tersentuh.

Tiga tahun sudah.

Dia menjadi mimpi buruk bagi kehidupan rumah tangganya.

Tidak, bukan salah Yamanaka Ino.

Ini salahnya.

Karena datang ke kehidupan mereka. Menghancurkan mimpi yang pernah Sasuke bangun bersamanya. Dengan dalih, ini semua untuk keluarga.

Mau sampai kapan Sakura terus begini? Menatap mereka dari kejauhan. Meresap dalam sepi dan menyadari bahwa hatinya telah tersayat-sayat dalam pedih?

Seharusnya, dia berbalik pergi. Melarikan diri dan beranggapan bahwa yang dia lihat baru saja adalah mimpi buruk.

Akan tetapi, senyum dan sorot mata sang suami tidak menunjukkan hal sebaliknya.

***

"Kau melamun."

Sakura menghela napas. Menatap ibunya yang datang dengan suara lemah. Dokter yang biasa menangani ibunya dalam pemeriksaan rutin mingguan mengatakan, Haruno Mebuki mungkin bisa hidup lebih lama jika dia tidak tertekan, atau dia tidak berpikir yang berlebihan. Buatlah dia bebas dan bahagia.

Kunci hidup lama pada dasarnya sama saja, bukan? Bebas dan bahagia.

"Aku memikirkan pekerjaan," ujarnya lamat. Menatap langit-langit kamar yang didominasi pesawat kertas. Terbentuk dari origami aneka warna. Hasil kerajinan tangan yang Sakura lakukan di saat dia kesepian, atau sedang berteman dengan sepi.

"Kenapa dengan pekerjaan?"

"Berat dan terlalu banyak," Sakura mendesah. "Jika ada pekerjaan yang lebih baik, aku benar-benar akan pergi dari perusahaan itu."

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang