Wednesday

1.1K 133 8
                                    

Remake : The Guilty Pleasure
By Story : BundaJihoon2905

Title
The Guilty Pleasure
Main Cast : Mean Phiravit dan Plan Rathavit
Genre : Percintaan 💙💚
Warning : boylove, bxb, boyxboy
______________________________________

TitleThe Guilty Pleasure Main Cast : Mean Phiravit dan Plan RathavitGenre : Percintaan 💙💚Warning : boylove, bxb, boyxboy______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plan terbangun ketika matahari sudah tenggelam, Mean tidak ada di sebelahnya, terduduk perlahan sedikit merasakan ngilu pada bagian belakangnya. Sesuatu meluncur dari tubuhnya, sebuah jubah tidur berbahan sutra yang halus. Dengan perlahan ia mengenakan jubah itu dan berdiri, mengikat tali dipinggangnya yang ramping lalu menyadari Mean duduk dimeja ruangan CEOnya menatap jalanan kota Bangkok yang masih tampak padat dari jendela besar disebelahnya. Mean menoleh kearahnya, sebelah tangannya memegang sebuah botol bir dingin, menatap Plan. Dengan kaos putih polos dan celana kain longgar berwarna hitam, rambutnya yang dicat merah sedikit berantakan.

Mean mengamatinya dengan ekspresi yang membuat Plan berulang kali menahan debaran dijantungnya, terasa dingin dan muram, "Duduklah," kata Mean, sembari meraih jemari kurusnya. Mengusap buku jari Plan perlahan dengan ekspresi datar yang tetap saja menawan.

"Kau lapar?" tanyanya pada Plan dengan suara beratnya yang halus. Plan mengangguk sembari tersenyum tipis. Mean berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju pantry dan bar kecil disebrang ruangan, membuat Plan baru menyadari ruangan paling atas gedung agencynya ini terlihat seperti sebuah apartment mewah dengan desain yang lebih minimalis.

Takut-takut Plan mendekat dan duduk dikursi kecil dimeja bar, "kau tinggal disini?" tanya Plan saat Mean melirik kearahnya dengan arah mata menatap bibirnya. Mean hanya mengangkat bahu, "Sesekali, hanya bila bosan di penthouse dan tak sanggup melihat kekacauan dimansion keluarga," jelas Mean sembari memotong brokoli yang tampak segar.

"Aku bisa membantu..." bisik Plan ketika Mean mengeluarkan sebungkus daging sapi yang akan dipotong. Mean mengeleng pelan, "kau duduk saja, wajahmu terlihat lelah," sembari berbalik menuju kulkas dan mengambil dua kotak orange juice kemudian menyerahkannya ke Plan yang terlihat merona, "Thank you.." desis pemuda Rathavit itu.

"Aku harap kau bisa menelan masakanku," seru Mean dengan tenang sembari tangan kirinya membalikan daging, menonjolkan otot lengannya yang terbentuk dibalik kaos putih tipis dan longgarnya, "Aku tidak punya masalah makan," balas Plan. Mean hanya mengangguk dan kembali sibuk diatas kompor.

Lima belas menit kemudian, tiga menu masakan dan satu menu dessert tersaji dimeja bar didepannya. Plan menerima sebotol air mineral yang diberikan Mean yang ternyata botolnya telah dibuka.

"Makanlah!" perintah Mean kearah Plan yang mengangguk lalu meraih potongan beef teriyaki buatan penerus Phiravit Kingdom Group itu. Mean menatapnya khwatir kala melihat Plan mulai mengunyah suapan pertamanya, "Kau suka?" tanya Mean dengan mata rusanya yang bersinar tajam. Plan mengangguk dengan ekspresi senang yang mengemaskan, "Hmmmm ini enak sekali, terimakasih," ucap Plan tulus. Mean mengangguk lalu mendekat dan mengusap pipi halus Plan didepannya.

"Makanlah yang banyak.. aku benci melihat Blue Pongtiwat membuatmu kurus seperti ini," geramnya.

Mendengar nama mantan tunangannya keluar dari bilah bibir Mean membuat otot perut Plan menegang, dengan serangan panik yang tiba-tiba menyerangnya.

Oh God... Plan lupa pil kontrasepsinya, sejak dirinya kabur dari kediaman keluarga Blue karena pemutusan pertunangan ia hanya ingat untuk bersembunyi dan tak sempat membelinya, ditatapnya Wajah Mean yang terlihat tenang dan sedikit berbisik, "Tadi kita tidak menggunakan pengaman," cicitnya takut-takut kearah Mean yang seketika bergeming, lalu menoleh kearahnya dengan raut wajah yang sulit diprediksi dan Plan siap dengan ledakan emosi Pemuda Phiravit didepannya. 1

"Aku bersih," balasnya tenang.

Ada guratan lega diwajah Plan tapi mengingat kemungkinan lain yang akan terjadi ia mulai merasakan kakinya kebas dan kembali menahan dadanya sesak, mencoba menduga-duga reaksi apa yang akan dikatakan oleh Mean yang masih sibuk mengaduk salad didepannya.

"Aku bisa saja hamil..." desisnya nyaris tanpa suara tapi masih bisa ditangkap oleh telinga Mean. Mencoba menguatkan diri kala menatap Mean yang membalas memandangnya lagi.

"Aku tahu resikonya," ujarnya tenang lalu kembali menyuapi salad kemulutnya.

"Aku tahu resikonya," ujarnya tenang lalu kembali menyuapi salad kemulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Plan menelan air liurnya kasar dengan tangan kurusnya meraih potongan tomat segar disalad dan mengunyahnya, "Aku yakin tidak apa-apa," ucapnya tenang setengah penasaran untuk menguji Mean Phiravit dengan tersenyum miring "Mean tidak akan tahu bedanya."

Mendengar ucapan pemuda Rathavit itu Mean tersentak, dengan wajah memerah menahan emosi, "Langkahi dulu mayatku sebelum kau mengakui bayiku sebagai bayi bajingan itu!!" ucapnya serak dan berat. Plan mencoba mengulum senyum tak menyangka pemuda yang lebih sering bersikap dingin itu ternyata bisa sangat posesif padanya.

"Tinggallah bersamaku dan jangan kembali pada banjingan Blue itu, kau sudah sepakat denganku, dan aku tak mau dibantah Plan Rathavit..." geram Mean bernada memerintah yang sialnya benar-benar membuat aura dominan pemuda dengan wajah cenderung manis itu terasa medominasi.

Plan mengangguk pelan, setidaknya bersama dengan Mean ada rasa aman yang tak bisa diberikan oleh Blue, yang apabila menemukannya bisa saja membuat Plan berakhir diruang gawat darurat. 1

"Besok aku akan membeli keperluanmu, dan kau tinggallah bersamaku. Berdua.... bersamaku!" tekan Mean, menatap Plan lama yang sedang mencoba membalas tatapan tajamnya. Sedikit merinding kala melihat senyuman dingin Mean yang tersungging diwajah rupawan miliknya.

"Tapi bagaimana dengan karyawan yang lain bukankah tidak pantas seorang CEO membawa seseorang ditempat kerjanya?" tanya Plan cemas karena seprivate apapun ruangan paling atas ini tetap saja Mean akan membiarkan staffnya mondar-mandir mengantarkan laporan untunknya dan mungkin saja klein Phiravit lain akan berkunjung menemuinya disini.

"Aku memang memintamu tinggal bersamaku untuk mencegah Gen berkualitas  keluarga Phiravit diklaim oleh Keluarga Pongtiwat, sayang..." desisnya setengah mengejek, "Tapi tentu saja tidak disini, bersiaplah setelah makan karena aku akan membawamu tinggal bersamaku dipulau pribadiku."

Plan kembali tertegun. Menatap wajah Mean yang terlihat sangat serius menatapnya dengan kilatan perasaan  yang tak bisa disembunyikan lagi dari mata indah milik pemuda Phiravit itu.

Sungguh pelarian yang sempurna Plan Rahavit....















TBC
Sabtu, 19-10-2019
09:30

The Guilty Pleasure Versi MeanPlan [Complete] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang