«14»

4.6K 565 60
                                    

Hari ini Chan memilih untuk tidak berangkat ke kantor setelah kedatangan Felix tempo hari. Ia malas jika nantinya Felix kembali menemuinya lagi dan berbicara macam-macam soal masa lalu mereka atau bahkan sampai berbicara buruk soal Seungmin.

Dan pagi ini dirinya sudah sibuk berada di dapur, berniat membuat sarapan untuknya dan Seungmin. Setidaknya agar Seungmin tak hanya menyantap sereal saja setiap paginya.

Chan tak pandai memasak, tapi demi Seungmin, ia rela untuk mulai belajar. Membalas jerih payah Seungmin dahulu yang tetap berusaha membuatkannya makanan dalam keadaan tak bisa mengingat dan membedakan apa pun.

Pria bermarga Bang itu kini membuka lemari dapur dan mendapati beberapa toples berisi bumbu-bumbu dasar lengkap dengan tulisan yang tertempel di permukaan luar toples. Itu tulisan tangan Seungmin.

"Saya memang bodoh waktu itu. Saya anggap semua ini konyol, padahal ini salah satu usaha kamu untuk tetap ingat semuanya." Chan bergumam sembari masih menatap satu per satu tulisan Seungmin di toples-toples bumbu itu.

Atensi Chan beralih begitu mendengar suara pintu kamar terbuka diiringi derap langkah kaki yang mendekat. Didapati Seungmin yang baru saja bangun, wajah kantuknya masih terlihat.

Namun ekspresi wajah Seungmin berubah menjadi terkejut begitu melihat Chan di dapur.
Chan sudah tak heran, hal ini terjadi setiap hari, Seungmin menganggap Chan orang asing karena tak bisa mengingat apa pun. Oleh karena itu, setiap pagi pasti Chan harus bercerita soal siapa Seungmin, siapa Chan, dan tentang hubungan keduanya.

Ini sudah menjadi rutinitas baru bagi Chan untuk menceritakan semuanya pada Seungmin. Tapi ia tak pernah merasa keberatan. Ia justru senang. Karena setiap harinya Chan memiliki kesempatan untuk terus membuat Seungmin mencintainya.

"Sekarang sarapan dulu ya." Chan menaruh dua piring berisi nasi goreng di atas meja setelah berhasil meyakinkan Seungmin bahwa dirinya bukanlah orang asing.

Seungmin mengangguk dan tanpa dikomando langsung melahap nasi goreng buatan Chan lengkap dengan satu telur mata sapi di atasnya.

Chan hanya bisa terkekeh gemas melihat tingkah Seungmin. Benar-benar menggemaskan jika melihat pria bermarga Kim itu sedang makan seperti ini.

"Enak ngga?"

Seungmin mengangguk dengan kedua pipi yang masih penuh dengan makanan, "Enak!"

Chan tersenyum mendengar jawaban Seungmin, ia lega setidaknya walaupun sederhana tetapi rasanya tidak buruk.

"Lain kali saya buatin makanan lain, yang lebih enak. Sekarang habisin dulu makanannya." tangan Chan terulur mengusap puncak kepala Seungmin pelan.

Keduanya kini sama-sama menyantap nasi goreng buatan Chan, sesekali diselingi dengan candaan dan obrolan-obrolan kecil.

.
.
.
.
.

"Kak, ayo jalan-jalan.."

Chan yang tengah sibuk berkutat dengan pekerjaannya menoleh begitu mendengar perkataan Seungmin. Tak biasanya Seungmin tiba-tiba mengajaknya untuk jalan-jalan.

"Jalan-jalan?"

Seungmin mengangguk cepat, "Iya. Ayo jalan-jalan, Kak."

Chan melirik pekerjaannya di atas meja, masih cukup banyak. Tapi ia tak mungkin menolak permintaan Seungmin.

"Ngga bisa, ya?"

Dengan cepat Chan menggeleng, "Ngga, bisa kok. Ayo jalan-jalan. Mau kemana, hm?"

Senyuman di wajah Seungmin langsung mengembang begitu mendengar jawaban Chan.

100 Days To The End - ChanMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang