«5»

4.3K 776 71
                                    

"Kak Chan harus tau. Felix ngga baik buat Kak Chan, Felix pergi sama orang lain." Seungmin menggumamkan kalimat itu berulang kali saat perjalanan pulang.

Beruntung Seungmin sudah menuliskan alamat rumah dan kini selalu membawanya kemana-mana, setidaknya ia bisa pulang tanpa harus tersesat atau terlantar di tepi jalan.

Sesampainya Chan di rumah, Seungmin berniat untuk segera memberitahukan apa yang tadi dilihatnya di toko.

Meskipun pasti akan menyakitkan bagi Chan, lebih baik Chan tahu semua ini sejak awal, daripada harus terus berlarut-larut dibohongi oleh Felix. Seungmin tak ingin jika nantinya akan semakin berat bagi Chan, apalagi jika hubungan Chan dan Felix sudah semakin jauh.

.
.
.
.
.

Seungmin kini tengah sibuk berkutat membungkus kemeja yang tadi dibelinya untuk Chan, meskipun hanya ini yang bisa ia berikan, Seungmin sangat berharap kalau Chan menyukainya.

Tak berapa lama, indra pendengarannya itu menangkap suara deru mobil yang mulai memasuki pekarangan rumah.

Seungmin kemudian meninggalkan pekerjaannya di dalam kamar, ia berlari kecil ke arah pintu untuk menyambut Chan pulang.

"Kak..." pemuda Kim itu tersenyum begitu melihat sosok Chan.

"Gimana kerjaannya? Mau langsung dibuatin makan?"

"Atau mau kopi?"

Chan berjalan melewati Seungmin dan tak menggubris setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya, ia lebih memilih untuk berjalan langsung ke arah kamar, hari ini pekerjaan di kantor benar-benar membuatnya lelah.

Melihat hal itu Seungmin langsung mengekori Chan, "Oh iya, ada yang mau aku kasih tau, Kak."

"Tadi siang—"

Seungmin menggaruk pelipisnya pelan, ia ingat ingin mengatakan sesuatu pada Chan, tapi ia tak ingat apa yang harus dikatakan pada Chan.

"Apa?" Chan berhenti tepat di depan pintu kamarnya, pria bermarga Bang itu melayangkan tatapan dingin ke arah Seungmin yang nampak masih kebingungan.

"Tadi siang— tadi siang..."

Chan mendengus kasar, "Apa? Lupa? Saya ngga ada waktu nungguin kamu inget. Saya capek, ngga usah ganggu."

Tak butuh waktu lama, Chan masuk ke dalam kamar dan menutup pintu cukup keras.

Seungmin menghela nafas berat, ia sudah berusaha keras untuk mengingat apa yang ingin dikatakannya pada Chan, tapi semuanya malah semakin mejauh dari ingatannya.

Dipandanginya pintu kamar Chan beberapa saat, semoga saja esok pagi ia bisa mengingat apa yang ingin ia katakan.

.
.
.
.
.

"Gula...." Seungmin bergumam pelan sembari sibuk membaca setiap tulisan yang tertulis di toples toples kecil di dalam lemari dapur.

"Nah ini."

Senyuman terulas di wajahnya begitu berhasil mengambil satu toples berisi butiran-butiran gula.

Diraihnya selembar catatan kecil berisi tahap-tahap yang ditulis dengan tinta hitam, Seugmin sudah sampai di tahap ke dua.

100 Days To The End - ChanMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang