«11»

5.2K 775 74
                                    

Laju mobil hitam itu melambat begitu memasuki halaman sebuah rumah yang terbilang cukup luas, kemudian mesin beroda empat tersebut berhenti beberapa saat setelahnya.

Tak lama, pria bermarga Bang yang sejak tadi berada di kursi kemudi keluar dari dalam mobil. Langkahnya sedikit terburu menuju ke sisi lain mobil, dimana Seungmin berada.

Pria Kim itu masih terlelap sejak di perjalanan tadi, membuat Chan sedikit kewalahan saat menyetir karena terus-menerus menoleh untuk memastikan bahwa pria yang tertidur di sampingnya itu baik-baik saja.

Chan membuka pintu mobilnya dan membopong tubuh Seungmin dengan kedua tangannya, kemudian kembali menutup pintu mobil dengan sebelah kakinya.

"Kita sampai, Min. Di rumah." Chan bergumam pada Seungmin yang sedikit meringkuk ke arah dada pria kelahiran Australia itu.

Senyuman Chan terulas begitu berhasil mendaratkan tubuh Seungmin di atas tempat tidur. Mulai hari ini ia tak akan membiarkan Seungmin tidur sendirian.

"Saya akan jaga kamu mulai sekarang, jangan pergi lagi." tangan Chan terulur dan mengusap puncak kepala Seungmin yang masih tertidur cukup pulas.

.
.
.
.
.

Seungmin membuka matanya kemudian mengerjap pelan berusaha menyesuaikan cahaya yang ditangkap oleh matanya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk, mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar yang terasa asing.

Ia menggaruk tengkuknya pelan. Dimana ia berada saat ini? Dan bagaimana ia bisa sampai berada du tempat ini?

Langkah kakinya mulai beranjak berusaha keluar dari kamar yang sama sekali tak dikenalinya ini. Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan berusaha memastikan kondisi di luar kamar, berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang mengancamnya.

"Ini dimana sih?" Seungmin bergumam. Ia benar-benar tak mengenali tempat dimana ia berada sekarang.

Jantung Seungmin berdegup lebih cepat begitu kakinya mulai melangkah keluar melewati ambang pintu kamar, ia merasa asing dengan semua ini.

Apa ia sedang menjadi korban penculikan? Tapi rasanya tak mungkin, ia bahkan terbangun di sebuah kamar yang bisa dikatakan cukup mewah dan luas.

Bukankah biasanya seorang korban penculikan ditempatkan di sebuah ruangan sempit tanpa pencahayaan sedikit pun.

Bahkan terkadang seorang penculik biasanya mengikat tangan dan kaki korbannya agar tak bisa melarikan diri.

"Tunggu..."

Seungmin refleks menunduk dan sedikit menggulung lengan jaket yang dikenakannya agar ia bisa melihat pergelangan tangannya dengan jelas.

Bersih.

Tak ada bekas jeratan tali atau semacamnya.

Ia kemudian meraba leher, dada, hingga bagian perutnya. Memastikan bahwa tubuhnya baik-baik saja.

Aman.

Tak ada bekas atau tanda-tanda penyiksaan yang ia dapatkan.

"Kalau bukan diculik—"

Kakinya refleks bergerak mundur dua langkah dari tempatnya semula begitu mendengar suara gaduh yang berjarak hanya beberapa meter saja.

Seungmin sedikit takut kalau-kalau saja itu benar orang yang sudah membawanya ke tempat ini. Karena ia sama sekali tak ingat ia pernah setuju untuk dibawa ke tempat ini.

Nyali pria bersurai kecoklatan itu sedikit ciut sebenarnya. Bagaimana jika orang yang menculiknya itu bertubuh besar atau berotot dan memiliki tenaga yang besar sehingga akan sulit baginya untuk melawan dan bisa kabur.

100 Days To The End - ChanMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang