«7»

4.6K 791 134
                                    

"Loh? K-kak? Kakak?"

Seungmin terkejut begitu tubuh Chan limbung ke arahnya, dengan sigap ia langsung berusaha menahan, melingkarkan tangan pria bermarga Bang itu di lehernya kemudian memapah Chan untuk berjalan ke dalam rumah.

"Sebentar, Kak. Tahan sebentar." Seungmin berbicara dengan suara pelan sembari membuka pintu rumah setelah berhasil merogoh kunci dari dalam saku jas Chan.

Dengan susah payah pria dengan surai kecoklatan itu memapah Chan sampai ke kamar, membaringkannya di atas tempat tidur.

Wajah Chan terlihat pucat, keringat dingin terlihat membasahi kening hingga lehernya. Ini pemandangan yang benar-benar membuat Seungmin tak tega.

Setelah semua penolakan, sikap dan ucapan yang Chan lontarkan padanya, tak pernah sedikit pun Seungmin memiliki niat untuk mundur atau bahkan berhenti memberikan perhatiannya pada Chan.

Seungmin menyelimuti tubuh Chan, kemudian mengusap kening pria itu pelan. Ia tak tahu apa yang membuat Chan tumbang seperti ini.

"Aku cari obat dulu sebentar."

GREP.

Seungmin menoleh begitu merasakan sesuatu menahan tangannya saat hendak beranjak mencari obat, ia terdiam menyadari bahwa yang menahan lengannya adalah tangan milik Chan.

"Kak?"

Dirasakannya tangan Chan menahan tangannya makin erat, membuatnya mengurungkan niat untuk beranjak.

"Iya, aku disini, Kak." Seungmin sedikit berbisik kemudian berjongkok di pinggir ranjang dimana Chan terbaring saat ini.

Kondisi Chan seperti ini benar-benar membuat Seungmin khawatir, raut wajahnya nampak tak tenang.

"Apa pun yang terjadi, semuanya akan baik-baik aja, Kak. Kakak pasti bisa lewatin semuanya." Seungmin memberanikan dirinya untuk mengusap tangan Chan perlahan.

Meskipun ia tak tahu apa yang sebenarnya sedang Chan lewati, tapi sebisa mungkin Seungmin ingin selalu menguatkan Chan.

.
.
.
.
.

Ini sudah hampir tengah malam, Seungmin baru saja masuk ke dalam kamar Chan untuk memeriksa kembali kondisi suaminya itu, dan ia bersyukur karena suhu tubuh Chan kini sudah mulai turun.

Semoga saja Chan bisa tidur dengan nyenyak, pikir Seungmin.

Kini ia kembali mendudukkan dirinya di lantai, di samping tempat tidur, dengan posisi tubuh menghadap ke arah Chan.

Mungkin hari ini Seungmin sedang beruntung, ia bisa memandangi wajah Chan semalaman. Tapi kondisi Chan yang seperti ini membuatnya tak bisa benar-benar merasa senang. Rasa khawatirnya jauh lebih besar.

"Semuanya terlalu cepat, Kak. Aku masih belum siap kalau nanti aku harus lupa sama kakak dan semuanya." Seungmin bergumam sembari memperhatikan Chan yang masih terlelap.

Meskipun sejak awal Chan tak pernah memperlakukan Seungmin dengan baik, tapi Seungmin selalu menghargai setiap momen yang bisa dilaluinya bersama Chan. Dan ia masih belum rela jika nantinya ia harus kehilangan ingatan tentang itu semua.

.
.
.
.
.

'to :  Kak Chan

Kak, ini aku, Seungmin.

Seseorang yang kehadirannya mungkin ngga pernah kakak duga dan harapkan sebelumnya.

Maaf untuk setiap sikap dan hal yang aku perbuat yang buat kakak marah.

100 Days To The End - ChanMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang