Part 2 " Pergi "

404 14 1
                                    

" Pergi "

" Maaf jika aku masih saja merindukanmu

Aku tau ini salah.merindui seseorang yang

Tak mungkin bisa untuk kurindui lagi

Tapi aku bisa apa jika senyumanmu selalu

Terbayang-bayang dalam memoryku

Maka biarkan aku pergi agar Aku

bisa melupakan semua kenangan tentang dirimu "

( Asriani )

" Sudah siap sayang ? " tanya bunda hasnah sambil memperhatikan maryam yang sibuk mempersiapkan barang-barang untuk keberangkatannya dijogja hari ini. 

 " bentar lagi bund, tinggal dikit lagi kok," dengan tersenyum manis didepan bundanya.

" Caca belum datang bund ? " katanya lagi sambil tetap fokus menyiapkan barang-barangnya

" belum sayang, anak itu ada-ada aja , untung mamanya ngijinin, kalau nggak bunda nggak tau deh bakalan jadi apa ?" 

maryam tertawa mengingat rayuan maut yang disampaikan aisyah kepada mama tiara agar diijinkan untuk mengikutinya ke jogja, dan well aisyah berhasil melakukan itu walau dengan syarat hanya selama 1 bulan, karena aisyah adalah satu-satunya anak perempuan mama tiara apalagi aisyah adalah sosok yang sangat manja dan cerewet. Tapi dibalik itu semua aisyah atau caca panggilan kesayangan maryam adalah sahabat yang sangat baik dan pengertian terhadap maryam, dan selama maryam menjalin persahabatan dengan aisyah. Maryam dan aisyah tidak pernah saling menjatuhkan satu sama lain. 

 " yuhuuu caca yang sangat cantik bagai bidadari datang dan siap untuk menjemput mas calon imam masa depan yang ganteng kayak artis india ..." teriak aisyah atau caca sambil nyengir didepan bunda hasnah dan maryam 

" aduh ca,suara mu itu yaa kayak toa berisik amat " ucap maryam yang dibalas dengan tatapan tajam ala caca,

 " ihhh bundaaaaa lihat yaya kok nyebelin bangat ngataiin suara caca kayak toa lagi "  teriaknya sambil memanyunkan bibirnya 

Yaya adalah nama panggilan ala aisyah untuk maryam, katannya kalau panggil maryam terlalu ribet apalagi haura susah nyebutnya ditambah lagi insyah akhirnya muncullah ide aisyah untuk memanggil saja dengan sebutan yaya, yang awalnya tidak disetujui oleh maryam karena menurutnya kalau aisyah manggil dengan sebutan yaya sama aja dia kayak manggil ayah , dan jadilah perdebatan sengit ala caca dan yaya

 " pokoknya aku nggak mau tau aku panggilnya yaya aja" 

" enak aja, enggak ca, kamu nggak boleh panggil aku dengan sebutan itu aku nggak suka " balas maryam dengan tangan dilipat didadanya 

" aku nggak peduli , kamu aja bisa panggil aku caca , masa aku nggak boleh panggil kamu yaya sih , ih nyebelin pokoknya aku akan tetap panggil yaya, titik nggak pake koma, kalau kamu ngebantah aku nangis " dan dengan terpaksa akhirnya maryam menyetujui panggilan yaya dari aisyah untuknya, mengingat itu membuat maryam tersenyum sendiri. Bagaimana bisa dia memiliki sahabat yang super cerewet dan manja seperti aisyah.

                                                                                    ***

Segala persiapan telah maryam dan aisyah siapkan kini mereka berdua bersiap-siap untuk menuju bandara.

 " Kalian hati-hati yah, dikota orang jangan buat macam-macam " ucap bunda hasnah yang sontak membuat maryam dan aisyah berbalik dan menatap bunda mereka. Lalu keduanya berjalan mendekati bunda hasnah dan memeluknya erat,

 " bunda maafin maryam, " ucap maryam dengan raut wajah yang sedih 

" Kenapa harus minta maaf sayang, maryam nggak salah apa-apa kok " balas bunda hasnah dengan tersenyum didepan kedua anaknya. Yaa persahabatan antara maryam dan aisyah yang cukup lama membuat bunda hasnah menyayangi aisyah layaknya ia menyayangi maryam, begitupan dengan mama tiara ibu dari aisyah.

" Bundaaaa, maafin caca juga yaaah" cicit aisyah

"ih ca, jangan manja gitu deh " balas maryam sewot

" ih yaya, apaan sih, suka-suka aku lah, kamu kok sewot gitu, " ucap aisyah sewot

" ih bukanya sewot caa, itu bunda aku , yang boleh manja-manja sama bunda yaa hanya aku " balas maryam yang membuat bunda hasnah tersenyum melihat tingkah kedua anaknya yang kelewat kekanak-kanakan padahal umur mereka sekarang sudah 21 tahun. Begitulah maryam dan aisyah masalah sedikit saja akan membuat perdebatan antara mereka.

 " ih yaya..nye" sebelum aisyah melanjutkan perkataannya bunda hasnah terlebih dahulu memotong ucapannya,

" sudah ca, ya kalau kalian ribut terus kapan mau berangkat kebandaranya , nanti keburu telat lagi, kalian mau ketinggalan pesawat ? "

Maryam dan aisyah hanya nyengir didepan bunda hasnah dan sejuruh kemudian mereka kembali berpelukan lama.

 " Bunda sayang kalian " ucap bunda hasnah menitikan air matanya

 " Kita juga sayang bunda, bunda hati-hati disini yaa jaga kesehatan, jangan lupa makan harus teratur dan maryam akan selalu hubungi bunda tiap detik " balas maryam yang juga menitikan air mata, 

" iya sayang insya allah, yaudah sana berangkat "

" bunda ngusir caca " teriak caca yang dibalas tatapan maut ala maryam 

" hehe piss, gitu aja marah dasar yaya situkang marah " maryam dan bunda hasnah hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah aisyah yang kelewat batas.

 " Aku pergi, Terimakasih Karena Telah hadir dalam hati dan hidupku, walau hanya sebentar tapi terimakasih karena sudah pernah mewarnai hari-hari ku yang kelam, aahhhh bukan aku yang pergi , tetapi kamu yang pergi meninggalkan banyak kenangan , dan juga luka "

                                                                                      ***

Perjalanan dari bandung ke jogja memakan waktu selama 2 jam maryam dan aisyah kini tengah khusuh menikmati makan siang mereka di salah satu café yang ada dikota jogjakarta. 

" yaya, jogja indah bangat ya " ucap aisyah sambil terus ,memperhatikan keindahan kota jogjakarta  

" hum..." balas maryam singkat

" yaya, kok hum aja sih " maryam memutar bola matanya malas melihat tingakah kekanakan caca yang ngeselin,

 " iya aisyah shaqueena humaira yang cantik seperti bidadari , kota jogja memang indah seindah dirimu " ucap maryam malas sambil menyedokkan makanan kedalam mulutnya, sedangkan aisyah hanya tersenyum bangga dipuji oleh seorang maryam yang jarang sekali memujinya.

" Semoga Allah Jadikan Kamu Istriku Dunia wal Akhirat Maryam Haura Insyah " Sepenggal Kenangan kembali terlintas dihadapannya bagaimana kata-kata itu menyihir hatinya kala itu, yaa saat ini maryam hanya pura-pura terlihat bahagia dan ceria tak ada yang benar-benar tau tentang apa yang tengah ia rasakan sekarang, sekalipun itu bunda dan aisyah, hanya Tuhan yang mengerti bagaimana sakit dan terlukanya ia mengingat laki-laki yang hampir 2 bulan akan menjadi Imamnya harus pergi Karena wanita lain, aahhh membayangkan itu membuat maryam kembali sesak dan menitikan air mata tanpa sepengetahuan aisyah.



Assalamualaikum Alhamdulilah aku update lagi... maaf yaa ceritanya masih jelek dan teman-teman pasti belum dapat feelnya,  hehe biasa aku penulis baru, kalau dikatakan penulis sih nggak juga karena masih jauh dari kata penulis tapi aku sedang berusaha untuk belajar jadi penulis yang baik....


oh yaa... jangan lupa votment nya yaaa , terimakasih sebelumnya 


Menantimu DI Ujung RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang