Sudah satu bulan dari pesta sekaligus acara Honeymoon yang lebih mirip liburan bersama. Di sinilah si pengantin pria berada. Jeon Jungkook. Sedang berdiri di depan pintu apartemen pujaan hati yang lama menghilang.
Tidak. Jungkook tidak akan pernah menyebut wanita itu sebagai selingkuhan karena nyatanya, ia hanya akan datang untuk melepas lelah lalu pulang kembali ke pelukan sang istri di rumah.
Terdengar brengsek memang.
Tapi, Jungkook tahu batas karena sampai sekarang baik istri maupun kekasihnya, belum pernah ia tiduri.
Tidak tahu kalau nanti?
Jungkook hanya ingin menahan diri dulu sebelum menentukan kemana hatinya tertuju dan jika sudah terjawab maka ia berjanji untuk tak akan pernah berpaling.
Itu sumpahnya.
"Sudah pulang?"
Jungkook menatap wanita di depannya. Meski wanita itu tahu di sana bukan rumah yang sesungguhnya bagi Jungkook, namun ia selalu mengucapkannya setiap Jungkook tiba. Entah untuk tujuan apa?
Park Jiyeon.
Wanita dengan usia 5 tahun di atas Jungkook sekaligus kakak Jimin itu menggunakan dress selutut berwarna hitam di balik apron coklat yang ia kenakan.
"Masak apa?"
Jungkook tersenyum lembut. Sekali lagi, Jiyeon bersikap layaknya istri yang sedang menunggu suami pulang bekerja.
Jiyeon mendekat, membantu menurunkan jas yang melekat di tubuh Jungkook.
"Masakan kesukaanmu, ayo kita makan"
Selalu seperti itu. Jiyeon selalu tahu tentang Jungkook. Makanan kesukaan dan memasaknya dengan sempurna. Jungkook tak berbohong soal rasa masakan Jiyeon yang sungguh memanjakan lidahnya namun kala benaknya kembali menangkap sosok jauh di sana juga sedang berusaha memasakan makanan terbaik untuknya, Jungkook menghentikan kunyahannya.
"Kenapa tidak di habiskan?"
Jungkook tersenyum manis sambil menggeleng.
"Istriku sudah memasak di rumah. Aku juga harus memakan masakannya"
Meski Jungkook mengatakannya dengan begitu santai tapi ia tak menampik. Posisinya saat ini berat. Ia bisa menyakiti hati dua wanita sekaligus bahkan ia menyadari senyuman di wajah Jiyeon meluntur.
Jiyeon merasa hatinya sakit bak tertusuk jarum setiap kali Jungkook berucap seolah menegaskan bahwa ia sudah beristri.
Jiyeon memaksakan senyumnya kembali, meski pahit ia mengerti ini semua kesalahannya.
Dulu sekali, dirinyalah yang menolak Jungkook karena merasa mereka hanya bisa seperti kakak dan adik namun, dua tahun berada di negeri orang tanpa perhatian siapapun membuatnya merindukan sosok pria di depannya dan mulai menyadari perasaannya pada Jungkook lebih dari sekedar adik semata.
Sebulan yang lalu mereka bertemu tanpa sengaja di sebuah cafe milik sahabatnya Min Yoongi. Jungkook yang kebetulan sedang berkunjung tanpa sengaja mendorong tubuhnya hingga jatuh, saat pria itu berbalik hendak menolong, dari sanalah semua kesalahan ini di mulai.
Mereka sering bersama. Entah untuk mengobrol ringan, saling bercanda dan memberi perhatian. Intinya mereka sudah terlalu nyaman bersama.
Seperti saat ini salah satu contohnya. Jungkook sedang tiduran di sofa berbantalkan paha Jiyeon, keduanya sibuk menonton televisi sambil bercanda sebelum deringan ponsel milik Jungkook mengalihkan atensi.
"Halo, Appa!"
Itu ayahnya. Tuan Jeon yang akhir-akhir ini sering sekali menghubunginya. Sedikit aneh sebenarnya karena biasanya tuan Jeon agak cuek karena ia orang yang sangat sibuk.
"Jieun memasak banyak sekali, kapan kau pulang? Jangan lama-lama di sana, ingat istri!"
Kening Jungkook berkerut. Kata kata ayahnya sontak membuat tubuhnya terduduk tegap.
"Aku akan pulang" putusnya.
Jungkook cukup tahu siapa ayahnya. Orang yang tak akan pernah melarang ini-itu namun selalu memberi arahan yang baik. Ayah Jungkook tahu soal anaknya yang memiliki kedekatan dengan wanita lain selain istrinya, namun tetep menjaga semuanya agar tetap aman. Menurutnya, biar sang anak sendirilah yang menuntaskan masalahnya.
.
.
.
TBC
Adakah yang merindukan ff ini???

KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love I KOOKU
FanfictionLee Jieun sangat bingung saat dirinya tiba-tiba saja di nikahkan dengan anak dari majikannya sendiri. Jeon Jungkook, pemuda yang begitu dingin dan pendiam. Lalu, apa ia akan bahagia dengan pernikahan dadakan ini? Dan apa sebenarnya alasan Tuan Muda...